Derjov menggendong istrinya ke dalam kamar, membaringkannya di atas ranjang. "Rei, jangan melakukan sesuatu sendiri. Aku sudah kembali mempekerjakan maid, jadi kalau butuh sesuatu, panggil saja mereka."
"Aku tidak sakit. Tangan dan kakiku juga masih lengkap. Sesuai perintahmu juga aku libur dari pekerjaanku. Sekarang aku bosan, Jov."
"Itu bukan perintah, itu kecemasan seorang suami pada istrinya yang tengah hamil besar." Derjov mengelus rambut Kirei. "Berjalan saja susah, sok-sokan mau menyiram tanaman. Aku langsung panik saat melihatmu hampir terpeleset."
"Ck, berlebihan sekali, sudah kubilang, aku yang akan merawat rumah ini sendiri seperti aku merawat rumahku."
"Tidak, 'Mansion' ini tidak sama dengan rumahmu, beberapa maid akan tetap bekerja. Jangan menyia-nyiakan waktu luangmu untuk membersihkan lantai." Derjov mengelus perut besar istrinya. "Duduk diam saja di rumah seperti seorang Ratu."
Kirei cemberut.
Derjov duduk di tepi ranjang. "Lagian penyanyi mana yang mau membersihkan panci di rumahnya?"
"Aku suka melakukan pekerjaan rumah, meski memang melelahkan." Kirei bangun, duduk bersandar di kepala ranjang.
"Ah yang benar saja, kau sering mengeluh karena itu." Derjov mendengus.
"Tidak, aku hanya kelelahan saat itu."
"Makanya jangan sok tegar dan dengarkan aku." Derjov mencium perut istrinya. "Aku tidak ingin ada masalah saat bayi kita lahir."
"Kau benar-benar menunggu kehadirannya ya."
"Tentu saja, aku tidak pernah se-excited ini. Aku tidak sabar menjadi seorang Ayah."
"Meski anakmu lahir dari wanita sepertiku?"
Derjov terdiam sejenak. "Apa maksudmu?"
"Aku, wanita yang terus mencoba menjauhkan anak dari Ayahnya."
"Rei?"
"Kamu adalah orang yang baik, tapi hatiku masih saja tertuju pada Guelzio sampai sekarang. Aku melihatnya sebagai orang yang aku cintai, dan aku melihatmu sebagai orang yang merawatku."
Derjov berdiri, dia menghela napas. "Kenapa kamu terus terang sekali?" Beberapa kali saat dia mendengar Kirei mengatakan sesuatu tentang Guelzio, itu menyesakkan untuknya. Namun lama-kelamaan dia jadi terbiasa. "Kamu merindukannya? Aku akan menghubunginya untukmu."
Kirei menahan lengan Derjov yang hendak pergi. "Dia sedang sibuk dengan konser. Aku tidak merindukannya, aku hanya ingin bersamamu sekarang."
Derjov mengelus punggung tangan istrinya. "Istirahatlah, aku ada urusan."
"Tidak Jov, aku mohon jangan pergi."
Derjov tersenyum, lantas kembali duduk dan menempelkan pipinya di perut Kirei. "Dia menendang!"
***
Kembali ke masa sekarang, matahari sudah hampir terbenam. Hezie sudah mendengar semua yang Derjov ceritakan. Champagne yang mereka nikmati juga sudah habis dari tadi.
"Kamu punya segalanya, Jov. Jika pria lain yang ada di posisimu, mereka pasti sudah menyerah pada Adikku." Hezie tersenyum seraya mengusap rambut Derjov.
Pria itu mengernyit, kemudian mencengkram tangan Hezie. "Aku bukan anak kecil, Kak. Jangan mengusap rambutku seperti ini. Dan ya, aku tidak menyerah karena ada alasannya, ini menyangkut Zavelios, anakku. Kecelakaan satu malam itu tidak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku, meski aku melepaskan Kirei dan menikah dengan wanita yang mencintaiku... aku juga tidak akan tenang atau menikmatinya, aku akan selalu memikirkan tentang malam itu. Jika saja Kirei tidak hamil, aku pasti juga akan menyerah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me? .end
RomanceRevisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat selama sisa hidupnya dengan wanita yang dipilihkan semesta. Apapun yang terjadi ia tidak akan pernah mampu dihadapkan pada perpisahan meski...