03. Zeon Guelzio

901 629 308
                                    

"Cukup Rei!" Derjov menaikkan volume suaranya, seharusnya Kirei tidak mengatakan hal seperti itu tentang Kakak sepupunya sendiri. "Pergi aja kalo kamu mau pergi," ucapnya ketus.

Kirei menyeringai. "Saat Kak Hezie sudah datang, kamu baru membiarkan aku pergi kencan, ya."

"Maksudmu apa Rei?" Meski sudah biasa dituduh namun Hezie tetap saja tersinggung.

"Biarin aja Kak, lebih baik kita jalan-jalan sama Zavel sekarang," ajakan Derjov terdengar seperti paksaan.

"Hadapi istrimu Jov, kenapa selalu mengalah?" Hezie sangat malas melihat drama ini. Lagi.

Kirei terdiam menatap Derjov. Dari dulu suaminya itu lebih membela Hezie daripada dirinya. Namun hal itu juga bagus, sekarang Kirei bisa pergi dengan kekasihnya, sementara Hezie akan menggantikan posisinya.

Derjov menarik lengan Hezie. "Ayo pergi Kak, jangan dengarkan dia."

Kirei hanya tersenyum. "Silakan pergi, semoga kalian langgeng. Aku harus menemui kekasihku." Dia melambaikan tangannya, kemudian segera pergi meninggalkan rumah.

"Rei, aku sangat lelah melakukan peran ini!" Hezie berteriak kesal. Kirei sebenarnya tidak benar-benar menuduh Hezie.

Derjov menatap kepergian istrinya dengan kesal. Pada akhirnya dia hanya menyakiti dirinya sendiri karena tidak berhasil membujuk Kirei. "Untung kamu datang Kak. Aku gak bisa sendirian jagain bayi saat di luar."

"Aku tadi ditelepon Kirei buat ke sini, tapi bukan ini yang aku harapkan. Aku gak mau selalu jadi alasan Kirei biar bisa jalan sama selingkuhannya, aku juga malas jadi pelampiasanmu. Aku bukan orang jahat yang mau ngerusak rumah tangga Adik sepupuku," ucap Hezie.

"Rumah tangga mana yang kau maksud, Kak? Aku gak berumah tangga sama siapapun." Derjov tertawa garing, "Hubunganku terlalu rumit sampai tidak bisa dikatakan sebuah hubungan."

"Bicara apa kamu? Kalian sudah menikah."

"Iya..." Derjov berdecak, "Tapi aku sadar Kirei terlalu membenciku-"

"Dan kamu sangat mencintainya," sela Hezie dengan santai kemudian mendaratkan pantatnya di atas sofa.

"Aku melakukan semua ini untuk Zavel. Kirei wanita yang sempurna, awalnya aku kira hubungan ini bakalan baik-baik aja seiring berjalannya waktu, tapi ternyata gak sesimpel itu." Derjov ikut duduk, banyak sekali yang dia pikirkan saat ini.

"Aku dengar dari Kirei, sebelum kalian menikah dia sudah punya kekasih. Tapi dia juga terlanjur mengandung anakmu, jadi kalian harus menikah."

"Itu kecelakaan," sejujurnya Derjov tidak pernah menganggap putranya sebagai kecelakaan.

"Kamu tahu? Kirei suka baca kisah cinta, dia juga sudah merencanakan pernikahan yang bahagia," Hezie kembali bersuara.

Derjov menunduk. "Aku punya semuanya. Semua yang dia mau aku penuhi, rumahku selalu terbuka untuknya dan Zavel. Aku juga sudah bertanggung jawab, tapi semua itu masih kurang."

"Semua itu sudah jadi kewajibanmu, tapi dia kesal kamu selalu mengatur jadwalnya."

"Aku suaminya, aku berhak ikut campur dalam urusannya yang itu kan?"

"Iya, karena kebencian itu kamu harus melakukan semuanya pelan-pelan, Jov. Setelah semua yang Kirei alami, namanya sebagai penyanyi sedikitnya sudah tercoreng." Hezie berhenti sejenak, "Tidak kaget kalau Kirei jadi membencimu."

"Aku gak tahu harus gimana lagi."

"Ini semua cuma soal sakit hati yang belum terobati. Aku bisa sebutkan beberapa pengorbanan yang Kirei lakukan karena kecelakaan satu malam itu. Udahlah Jov, jangan bahas ini."

Can You Love Me? .endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang