12. Flashback, broken

488 349 215
                                    

Ruang tamu yang luas itu terlihat lengang. Derjov yang masih bertelanjang dada sedang duduk gusar di hadapan Hendra dan Luna yang tidak lain adalah orang tua Kirei. Pria itu menunggu tanggapan mereka tentang apa yang baru saja dia katakan.

Matahari sudah naik, ponselnya tertinggal di mobil. Mungkin Gerald sudah menghubunginya sekarang karena belum juga tiba di kantor. Derjov lupa memberitahu tentang kejadian ini pada asistennya itu. Derjov sudah tidak punya siapapun yang akan mengkhawatirkannya selain Gerald.

"Kami sangat marah... tapi kami juga lega bahwa pria itu adalah dirimu." Hendra menatap pigura yang tergantung di dinding. "Kami tidak meragukan kebahagiaan Kirei jika menikah denganmu nanti." Dia menatap foto putrinya saat masih kanak-kanak dengan senyuman kecil terpatri di wajahnya yang mulai menua.

Luna tampak masih cemas setelah mendengar keputusan suaminya. "Tapi Kirei, dia gadis yang sangat keras kepala. Bagaimana dia bisa menjadi penyanyi setelah semua aib ini? Dan apa dia mau menikah dengan seseorang yang baru dia kenal?"

Hendra menatap istrinya jengah. "Justru lebih baik dia menikah agar tidak menjadi aib. Ini bukan pilihan, Luna." Pria paruh baya itu mengusap rambutnya yang sudah beruban. "Dari awal harusnya dia tidak pergi ke tempat itu."

Luna mengusap air matanya, lantas mengangguk membenarkan ucapan suaminya. "Aku paham, Kirei juga salah dalam hal ini."

"Dia akan tetap menjadi penyanyi." Derjov berusaha menghilangkan keraguan di hati calon mertuanya, mungkin juga bukan calon mertuanya. Kini Derjov sendiri membuat masa depannya seperti sebuah negosiasi, kompromi, atau semacamnya. "Sebenarnya kalian masih bisa memilih pria manapun yang lebih baik dariku," ucapnya dengan sopan.

"Tidak ada pria yang lebih baik darimu." Hendra tidak mungkin menolak calon menantu yang kaya raya. "Meski semua ini tidak terjadi, rasanya aku akan menikahkan putriku dengan pria sepertimu." Sedikitnya dia justru bersyukur atas kejadian ini.

Derjov menggaruk tengkuknya, tidak mengira akan semudah ini. Setelah mengatakan semuanya, Derjov kira dia akan dihajar oleh Hendra yang terlihat galak. Belum lagi Luna yang dia kira akan mengomel panjang lebar karena terlihat cerewet seperti mendiang Ibunya. Kini Derjov bisa bernapas lega.

"Aku tidak ingin apapun lagi, biarkan Kirei terikat denganku selama beberapa bulan ke depan." Keputusan pria itu sudah bulat. Entah Kirei menolak dirinya atau tidak, yang jelas Derjov sudah menandai wanita itu sebagai miliknya semalam.

Pertama kali melakukan perbuatan di luar batas dengan merenggut kesucian seorang wanita. Derjov terlalu cemas, dia segera melakukan langkah terbaik secepatnya, seperti yang dia lakukan saat ini.

Namun sebenarnya Derjov tidak berharap banyak, apapun yang akan terjadi dia tetap baik-baik saja. Yang Derjov khawatirkan sekarang ini adalah Kirei sendiri. Dia cemas wanita itu akan melakukan tindakan gegabah yang mungkin dapat membahayakan dirinya. Apalagi sebagai seorang penyanyi Kirei dituntut untuk selalu terlihat sempurna.

Kesalahan sekecil apapun dapat membuat hidupnya berubah. Derjov mengerti bagaimana tanggapan orang-orang ketika semua kesalahan ini terungkap ke publik. Dan keadaan Kirei yang paling buruk, Derjov tidak mungkin mengabaikannya. Tentang perbuatannya, nafsunya, dan alkohol sialan itu.

"Aku sangat khawatir dengan Kirei." Luna jelas memahami perasaan putrinya sebagai seorang wanita. "Bukankah dia sudah punya pacar?"

Can You Love Me? .endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang