Sebulan telah berlalu setelah hari itu, Derjov tidak bisa bertemu bahkan menghubungi Kirei sama sekali karena harus pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis yang sangat penting. Hari ini dia baru bisa pulang.
"Semuanya lancar, Tuan Hendra selalu menerima uang transfer dari Anda dengan senang hati," ucap Gerald si asisten yang tengah membantu Derjov melepaskan jasnya. Dia baru tiba di Mansion malam itu.
"Aku pikir Ayah Kirei akan memutus hubungan denganku juga setelah anaknya menolakku terang-terangan." Derjov mendudukkan dirinya di sebuah kursi besar yang ada di ruang kerjanya. Dia menyangga dagunya dengan telapak tangan. "Tapi baguslah jika dia menikmati uangku."
"Maaf Tuan, tapi-"
"Tidak-tidak, aku tahu apa yang kau pikirkan Gerald," sela Derjov. "Aku tidak bermaksud menyuap pria tua itu, sama sekali tidak. Kirei adalah orang yang keras kepala dan pemberontak, jadi dia akan bersamaku jika dia memang ingin. Dia tidak akan mendengarkan paksaan siapapun, apalagi orang tuanya."
Gerald yang mendengarkan hanya bisa mengangguk pasrah. Bosnya itu sama saja keras kepalanya.
"Oh iya, berkas-berkasku ada di-"
Drrt drrt drrt...
Suara getar dari ponsel Derjov mengalihkan perhatiannya, menampilkan layar panggilan dari kontak yang belum disimpan dengan foto profil yang tidak asing.
Derjov segera meraih ponselnya. "Guelzio," lirihnya sambil menatap dalam. Mustahil dia melupakan rupa pria itu meski hanya bertemu sekali. Entah ada apa sehingga dia menelepon malam-malam begini dan dari mana Guelzio mendapatkan nomor teleponnya?
Derjov kemudian menggeser ikon berwarna hijau.
"Temui aku sekarang juga," ucap Guelzio di seberang sana yang terdengar tidak sabar.
Padahal Derjov belum sempat mengatakan hallo.
Suara rendah yang mengintimidasi milik Guelzio itu mampu membuat Derjovzier membuka mata lebar meski dia sebenarnya sudah lelah dan mengantuk setelah perjalanan yang panjang. Tapi mau bagaimana lagi? Derjov harus menghadapi pemuda itu entah ada keperluan apa.
***
Beberapa jam yang lalu.
"Aku tidak menyangka kita akhirnya berkencan." Guelzio dengan pakaian serba hitam favoritnya tengah berjalan santai di taman sambil menggandeng seorang wanita.
Pakaian mereka sangat tertutup hingga siapapun pasti tidak akan mengenali mereka yang sama-sama seorang penyanyi dan publik figur.
"Rei?" Guelzio kembali bersuara karena merasa ucapannya diacuhkan.
"Ah iya maaf Guel, a-aku sedang tidak fokus." Kirei menunduk, wajahnya tampak pucat.
"Kamu memikirkan apa?" Guelzio berhenti melangkah, kemudian mengusap tangan wanitanya.
Kirei menggeleng, mau tidak mau dia mendongak untuk menatap wajah kekasihnya. "Nggak, aku gapapa."
Iya, seminggu yang lalu Kirei sudah memutuskan untuk menerima Guelzio. Hari ini adalah kencan pertama mereka karena baru memiliki waktu luang di tengah kesibukan masing-masing. Tidak ada paksaan atau alasan apapun, Kirei memang mencintai Guelzio.
Kirei mengira Derjov sudah pergi dari hidupnya karena sudah sebulan lebih tidak menghubungi atau menemuinya. Kirei pikir semuanya akan baik-baik saja dan berjalan sesuai ekspektasinya setelah menerima Guelzio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Love Me? .end
RomansaRevisi. Bagi Derjov, pria dua-puluh tiga tahun yang masih remedial soal mencintai. Setelah menikah ia terikat selama sisa hidupnya dengan wanita yang dipilihkan semesta. Apapun yang terjadi ia tidak akan pernah mampu dihadapkan pada perpisahan meski...