04. Why are you here?

777 617 262
                                    

Derjov kini tengah duduk di bangku taman, dengan Hezie di sampingnya tengah memakan es krim rasa coklat kesukaannya. Juga Zavel yang hanya diam menyaksikan lalu lalang orang-orang dari dalam kereta bayi.

"Zavel, kamu mau ini sayang? Hm?" tanya Hezie usil pada bayi lima bulan itu, mencoba menawarkan es krim.

Zavel hanya mengerjapkan mata bulatnya sambil menggumamkan sesuatu yang tidak Hezie mengerti. Namun wanita itu tidak bosan-bosan mengajaknya berinteraksi, bayi itu sampai tertawa karenanya.

Sementara Derjov hanya memandang keduanya tanpa ingin mengganggu. Peristiwa ini terlihat sangat manis. Dia jadi ingat saat Kirei menyusui putranya tadi. Di mana pun dan kapan pun Derjov selalu memikirkan istrinya.

"Andai Kirei kayak kamu Kak," celetuk Derjov.

Hezie menoleh, tidak peduli.

"Saat Zavel sudah agak dewasa, mungkin Kirei akan menceraikan aku. Itu jalan ceritanya kan? Lalu Kirei pasti membawa Zavel pergi, dan aku tidak berdaya ngelawan Kirei di persidangan. Apa aku pernah melakukan dosa yang sangat besar sampai dihukum seberat ini?" Derjov menunduk, "Aku tidak bisa jauh dari putraku."

"Jov, kamu harus mempertahankan rumah tanggamu dengan Kirei bagaimanapun caranya. Jangan biarin perpisahan itu terjadi, jangan diam saja jika Guelzio membawa istrimu pergi."

"Tapi Kirei membenciku, dia melanggar semua batasan demi lelaki sialan itu. Aku saja jarang bertemu Kirei di rumah. Aku juga gak sesabar itu, semua yang aku lakukan gak berarti apa-apa buat dia."

"Aku tahu selama ini kamu selalu sabar. Jov, buat dia jatuh cinta sama kamu. Kamu cinta sama dia kan?"

Ucapan Hezie pagi itu terngiang di dalam kepalanya. Demi menghindari perpisahan, Derjov harus membuat Kirei mencintainya.

***

Malam tiba, Derjov mengantar sepupu iparnya pulang setelah seharian mereka mengurus si kecil Zavel yang kini telah terlelap di dalam kamarnya. Sementara Kirei belum pulang dari pagi.

"Kamu mau ke mana? Aku ragu kamu mau langsung pulang," Hezie memastikan.

"Mau nyari Mamanya Zavel dulu, aku juga ragu dia bakalan pulang sebentar lagi." Entah apa yang terjadi Derjov merasa khawatir.

Setelah pamit, mobil sport biru itu segera melaju meninggalkan pekarangan rumah Hezie.

"Aku harap kamu gak berulah Kirei," ucap Hezie ketika mobil biru itu sudah hilang dari pandangannya.

Jalanan kota terlihat ramai meski sudah tengah malam. Derjov merasa stres karena bingung mencari istrinya ke mana lagi. Beberapa orang terdekat Kirei seperti Jessi, Guelzio, dan semua member B7S bahkan sudah dia hubungi namun tidak ada satu pun yang tahu ke mana istrinya itu pergi.

Dari lubuk hatinya yang terdalam Derjov sangat merindukan istrinya. Derjov jelas sangat khawatir, jika hal buruk terjadi dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Hubungi aku jika Mamanya Zavel sudah pulang," ucapnya cemas ketika telepon sudah terhubung dengan Hana di rumah. Dia ingin mengantisipasi kemungkinan jika Kirei sudah pulang Hana bisa langsung menghubunginya.

Ini adalah pertama kalinya Kirei pulang sangat larut. Biasanya wanita cantik yang berstatus istri sah Derjovzier Khlenzio itu paling lambat pulang jam sebelas malam karena dia sadar akan kewajibannya sebagai seorang Ibu.

Kini Derjov memelankan laju mobilnya, mengamati orang-orang di pinggir jalan. Kemudian berhenti tepat di depan sebuah klub malam khusus masyarakat golongan atas. Tidak tahu kenapa, Derjov merasa harus berhenti di sana.

Dan benar saja dia melihat sesuatu yang tidak asing di sana. Mobil mewah berwarna merah yang mengkilap terparkir di depan klub, berbaris rapi bersama mobil mewah lainnya. Yang membuatnya tidak asing adalah plat nomor yang memang hanya ada satu pemiliknya.

Derjov mengusap matanya, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Tanpa berpikir panjang dia segera keluar dari mobil dan mendekati mobil merah yang membuat salah fokus itu.

DKZ artinya Derjov, Kirei, dan Zavel.

Derjov ingat dengan jelas, dia yang memberikan mobil itu sebagai hadiah ulang tahun istrinya. Dan memang di saat seperti ini, plat nomor itu sangat berguna.

Derjov menghela napas, ternyata istrinya ada di tempat menjijikkan ini. Jantungnya berdegup kencang, tidak sanggup membayangkan Kirei sedang melakukan apa di dalam sana. Lantas Derjov segera masuk ke dalam klub. Setelah sekian lama akhirnya dia menginjakkan kaki ke tempat itu lagi. Karena insiden dirinya dengan Kirei dulu, Derjov sudah berhenti melakukan kebiasaan buruknya.

Di dalam klub suasananya sangat ramai seperti biasa, manusia-manusia itu masih banyak yang belum bertobat.

Derjov mengambil napas, segera berkeliling mencari istrinya dengan tidak santai. Siapapun atau apapun yang menghalanginya langsung dia singkirkan.

Semua orang di sana langsung menoleh padanya yang cukup membuat keributan. Sebagian dari mereka jelas mengenal siapa dirinya, Derjov sangat disegani dan cukup terkenal di kalangan masyarakat.

"Di mana istriku?!" geramnya, tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam yang menyambutnya. Derjov sangat mengenal tempat ini. Bahkan dulu dia tidak pernah absen untuk datang.

Seorang pria paruh baya dengan pakaian formal mendekatinya. "Tuan Khlenzio... senang bertemu denganmu-"

"Di mana istriku?!" sela Derjov sambil menarik kerah pria yang diketahui sebagai manajer di klub itu, tidak ingin membuang waktu.

"Saya mohon jangan membuat kekacauan Tuan, saya akan mengantar Anda kepada istri Anda. Nyonya Khlenzio sedang ada di lantai atas."

"Sialan, kenapa kau membiarkan istriku masuk ke sini? Argh!" Derjov menggertakkan giginya, sangat marah.

Belum sempat pria itu menjawab, Derjov sudah berlari menaiki eskalator menuju lantai dua. Manajer klub itu segera menyusul, tidak ingin Derjov membuat keributan yang lebih besar.

"Mohon tenang, itu dia Tuan Khlenzio," manajer itu lantas menunjukkan di mana keberadaan Kirei.

Derjov tidak pernah semarah ini sebelumnya, hatinya terasa sakit. Bahkan berselingkuh dengan bocah seperti Guelzio lebih baik daripada melihat Kirei seperti ini. Dan benar saja, Derjov mengepalkan tangannya saat melihat istrinya sendiri tengah bergelayut manja di dada seorang pria tampan.

Kirei hanya mengenakan tank top tipis dengan celana pendek. Wajahnya memerah, dan ada beberapa botol alkohol di meja. Parahnya, Derjov ternyata mengenali pria yang sedang bersama istrinya itu.

"Ck, jauhkan tangan berdosamu dari istriku." Tanpa berpikir lagi Derjov langsung bertindak, memukul pria itu sekuat tenaga karena tangan kurang ajarnya hendak menyentuh paha Kirei.

"Argh!"

Derjov memeluk Kirei yang sedang mabuk berat, bau alkohol tercium dari tubuhnya.

"Meski lagi mabuk, kamu tetep pilih-pilih pria. Aku akui seleramu bagus, Rei." Derjov menarik Kirei agar menjauh dari pria itu. Sungguh malas dengan bau tubuhnya yang sangat menusuk penciumannya.

"Apa-apaan ini sialan!" Pria itu bangkit, memegangi pipinya yang nyeri. "Berani sekali kau membawa mainanku!"

Derjov kembali mengepalkan tangannya, "Apa? Mainan?" Dia menggendong Kirei seperti karung beras. "Yang kau sebut mainan ini adalah istriku, kurang ajar!"

Pria itu malah menyeringai. "Apa yang perlu dibanggakan jika kau suaminya? Kau tidak becus menjaganya sampai dia bisa datang ke tempat seperti ini."

"Sialan!" Derjov hampir melayangkan tinjunya lagi namun pemilik klub melerai mereka. Menjelaskan semuanya sambil memohon agar tidak membuat keributan lagi.

"Jov... Apa yang kamu lakukan di sini Tuan Khlenzio! Lepasin aku! Aku mau main sekarang!" Kirei tiba-tiba merengek, memberontak ingin turun. Sepertinya dia memang sangat mabuk sampai mengatakan ingin main. Main apa?

Derjov menghela napas, kemudian menutupi paha Kirei dengan jaketnya. "Jangan sampai hal ini terulang lagi, atau bangunan ini akan aku gusur dalam hitungan hari."

TBC

Can You Love Me? .endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang