Kesalahan

4.1K 190 2
                                    

Setelah Abeno benar-benar pergi, Viviana tak tahu apa yang harus dia lakukan. Kencan pertamanya telah gagal. Viviana tak mengerti dimana letak kesalahannya yang sebenarnya. Apa salahnya cewek mentraktir cowoknya? Toh ini dia lakukan demi kebaikan Abeno. Dia sungguh tidak keberatan mengeluarkan uang untuk kencan mereka.

"Sa, lo di rumah gak?" tanya Viviana lewat telpon.

"Iya, gue di rumah. Kenapa emang?" tanya seseorang di seberang sana.

"Gue ke sana sekarang, ya?"

"Ok."

Tanpa ragu Viviana memacu mobilnya menuju rumah Sasa. Di benaknya tersimpan tanda tanya besar. Kenapa reaksi Abeno harus berlebihan seperti itu? Ini hanya masalah sepele baginya. Uang yang dia keluarkan bahkan hanya hitungan puluhan ribu, tak sampai ratusan ribu.

Sesampainya dia di rumah Sasa, sahabatnya itu ternyata sudah menunggunya di kursi rotan depan rumah.

"Napa tu muka? Kusut amat."

"Kencan gue gagal, Sa. Abeno marah gak tahu kenapa. Dia ninggalin gue di mall coba bayangin?"

Sasa mengerutkan dahi. Berpikir sebentar dan mencerna kalimat curhatan dari sahabatnya.

"Dia gak mungkin kayak gitu tanpa alasan, Kan?"

Setelah Viviana mendaratkan tubuhnya di kursi rotan samping Sasa, dia mulai bercerita. Diceritakannya detail kejadian tentang kencan mereka yang gagal total.

Sasa menghela napas sejenak sebelum berkata, "Kalau gitu ceritanya, menurut gue, lo yang salah."

"Lho kok gue? Ini kan demi kebaikan dia juga, Sa."

"Kebaikan apanya? Lo udah nginjak-injak harga diri Abeno sebagai cowok lo."

"Kok bisa?"

Sasa memutar bola matanya, temannya yang satu ini memang tidak handal masalah perasaan.

"Denger ya, Vi. Emang gak ada aturan tertulis dalam sebuah hubungan yang dinamakan 'pacaran' yang menjelaskan bahwa cewek gak boleh traktir cowoknya. Tapi, secara ya, sebagai cowok Abeno akan lebih merasa dihargai kalau dia bisa jadi sosok andalan buat lo. Dia ingin jadi tempat lo bersandar, tempat lo bermanja. Dia juga ingin jagain lo, berkorban buat lo dan yang kayak gitu-gitu deh pokoknya." Viviana dia mendengarkan.

"Sedangkan lo apa? Lo malah memposisikan dia sebagai anak kecil, anak di bawah umur. Lo yang nyetir mobil, lo yang beli tiket nonton, lo juga yang bayarin makan malam. Jangan-jangan kalau ada preman, lo juga yang bakalan maju buat melindungi Abeno? Harga diri dia sebagai cowok pasti terluka, Vi. Apalagi dia lebih muda dari lo, dia pasti sangat sensitif dalam masalah ini."

Viviana baru menyadari bahwa dialah yang bersalah dalam hal ini. Untuk kedua kalinya Viviana merasa sangat takut sikapnya akan membuat Abeno menjauh darinya. Dia sudah pernah merasakan ada dinding pembatas antara dirinya dengan Abeno setelah hukuman skors satu pekan yang dijalani Abeno. Jangan sampai kali ini dinding pembatas itu benar-benar akan memisahkan mereka.

"Trus gue harus gimana, Sa? Gue sayang banget sama Abeno, gue gak mau kehilangan dia." Viviana mulai menangis, menyesali sikapnya yang tidak memahami perasaan Abeno.

"Minta maaf." Saran singkat dari Sasa terasa sangat berat bagi Viviana. Akankah Abeno memaafkannya?

Cowok BerondongkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang