"Jadi ada apa Mama datang? Cuma mampir atau ada yang penting?" tanya Viviana setelah dia membereskan sisa jamuannya pada tamu sebelumnya, Abeno dan Sasa. Kemudian Viviana mengganti jamuan untuk Mamanya berupa secangkir teh dan setoples kue kering.
"Jadi gini, Vi. Besok malam Mama mau ngajakin kamu ketemuan sama teman lama Mama. Dia punya anak laki-laki. Ganteng lho anaknya, udah mapan lagi, siapa tahu kalian cocok," kata Anita sebelum menyeruput teh hangat buatan putrinya.
"Ya ampun, Ma. Udah berapa kali Vivi bilang, Vivi gak suka Mama jodoh-jodohin Vivi sama anak teman Mama. Lagi sekarang Vivi kan udah punya pacar."
"Halah, palingan kamu cuma pura-pura punya pacar biar gak dijodohin kan sama Mama? Lagu lama, Vi."
"Kali ini Vivi gak bohong, Ma. Vivi udah punya pacar, namanya Abeno."
"Kerja dimana dia? Kalau kamu mau kenalin dia ke Mama dan ternyata orangnya memenuhi kriteria Mama, baik dan mapan, Mama janji gak akan jodoh-jodohin kamu lagi."
Pertanyaan itu bagai sambaran petir bagi Viviana. Viviana tidak mungkin mengaku kalau Abeno masih sekolah, Mamanya jelas tidak akan setuju.
"Ma, kami baru memulai hubungan. Apa tidak terlalu terburu-buru kalau Vivi langsung mengenalkannya pada Mama? Kalau nanti waktunya sudah pas, Vivi janji bakalan bawa Abeno ke hadapan Mama."
"Vi, Mama gak mau nunggu. Kamu kenalin pacar kamu sama Mama sekarang atau kamu nurut sama pilihan Mama."
Viviana tak tahu lagi apa yang harus dikatakannya. Dia tak mungkin membawa Abeno pada Mamanya. Dia juga tak mungkin menerima pria pilihan Mamanya. Hatinya sudah terlanjur terisi penuh oleh cintanya pada pria bernama Abeno.
"Atau gini aja, kamu coba dulu ketemu sama cowok ini. Kalau kalian gak cocok, Mama juga gak akan maksa. Bagaimanapun juga ini hidup kamu, Vi."
"Tapi, Ma, Vivi udah punya pacar."
"Tolong, Vi. Mama kadung buat janji sama tante Mira. Gak enak mau batalin. Ya?"
Mama Viviana memang paling jago membujuk anaknya. Baiklah. Viviana akan menurut untuk kali ini. Lagipula apa salahnya jika mereka hanya sekedar bertemu, bukan berarti Viviana menyetujui hubungan ini.
"Baik. Tapi Mama jangan berharap lebih. Vivi gak akan ninggalin Abeno demi cowok manapun."
"Ok. Makasih, Sayang."
Lalu Anita memeluk putri semata wayangnya itu.
"Kalau gitu Mama pulang dulu, ya."
"Mama gak nginap aja di sini?"
"Makasih, Sayang. Mama besok harus kerja pagi-pagi sekali."
"Ok, Ma. Hati-hati, ya."
"Iya, Vi. Kamu juga jaga diri baik-baik. Jangan lupa, kamu anak perawan yang tinggal sendirian."
"Beres, Ma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Berondongku
Fiksi RemajaViviana, guru Matematika yang terkenal tegas dan disiplin. Ia menjadi guru di usianya yang masih muda berkat kecerdasannya. Dia memasuki sekolah dasar di usia belum genap 6 tahun dan di sekolah menengah pun ia mengambil kelas percepatan. Usianya bar...