Who Knows?

1K 21 2
                                    

"Kok Dion gak masuk ya hari ini?"

Aku melirik seorang gadis berbando merah menyala yang duduk di bangku barisan paling depan.

"Iya, izin sakit sih katanya." Jawab gadis di sebelahnya sembari memainkan ponselnya.

"Apa karena kejadian kemarin? Cukup parah ya lukanya?"

"Mungkin."

"Kasian ya Dion, harusnya dia dengerin omongan kita biar gak kena sial gara-gara ulah cewek gila itu."

Aku mendengus. Masih saja kejadian kemarin menjadi topik perbincangan orang-orang hingga hari ini, seakan tidak ada habisnya mereka mengasihani nasib malang Dion yang tertimpa sial yang diduga karena ulahku.

"Dia bilang kamu gila, menurut kamu dia enaknya diapain?"

Aku melirik Evander yang duduk disampingku menunggu jawaban atau perintah dariku.

Aku menghela napasku lalu menggeleng kecil. "Gak usah, gak penting."

Evander mengangkat satu alisnya. "Kamu yakin? Aku bisa ngasih dia pelajaran biar dia gak sembarangan ngatain kamu kayak gitu."

Aku kembali menghela napasku dan menggeleng. "Udah, biarin aja, lagipula ucapan dia sama sekali gak penting."

Raut wajah Evander masih terlihat tidak terima namun kemudian dia tetap menuruti ucapanku dan tidak melakukan apa-apa. Walau aku yakin jika gadis itu berani berkata buruk lebih jauh lagi, Evander mungkin tidak akan dapat menahan dirinya lagi dan gadis itu harus bersiap-siap untuk menerima resiko nya.

"Aku heran, kenapa orang semacam Dion bisa sekolah di sekolah buangan kayak gini ya? Rasanya dia bener-bener gak pantas buat masuk ke sekolah yang seburuk ini, apalagi orang tuanya juga bukan orang sembarangan kan? Kenapa dia bisa-bisanya sekolah di sini?" Si gadis berbando merah kembali bertanya kepada gadis di sampingnya.

Gadis di sampingnya tampak mengangkat bahunya. "Aku juga penasaran kenapa dia bisa pindah ke sekolah ini apalagi di tahun terakhir kayak gini."

Benar juga, kenapa sosok manusia yang terlihat memiliki kehidupan yang baik-baik saja seperti Dion bisa bersekolah di sekolah buangan seperti ini? Pasalnya hampir semua siswa di sekolah ini merupakan siswa hasil buangan dari sekolah lain, entah tidak diterima di sekolah lain atau karena dikeluarkan dari sekolah lain karena pernah melanggar aturan atau pernah melakukan tindakan kriminal.

Lalu ada apa dengan Dion? Dion jelas terlihat seperti seorang pemuda baik-baik yang terlihat memiliki masa depan yang cerah, dia jelas lebih cocok berada di sekolah-sekolah elite.  sosok Dion jelas terlihat begitu mencolok berada di tengah-tengah siswa laki-laki di sekolah ini yang sebagian besarnya terlihat seperti berandalan yang tidak memiliki masa depan.

Rasanya tidak mungkin jika tidak ada sekolah lain yang menerima siswa seperti Dion, dia jelas terlihat seperti seorang pemuda yang berasal bukan dari keluarga sembarangan.

Apa itu artinya ada kemungkinan bila Dion menjadi siswa buangan di sekolah ini karena di sekolah lamanya dia melakukan tindakan kriminal hingga dia dikeluarkan dari sekolah tersebut? Mengingat dia merupakan siswa pindahan dari sekolah lain sama sepertiku, terlebih lagi dia masuk ke sekolah ini di tahun terakhir. Sangat jarang sekali ada siswa yang melakukan perpindahan sekolah di tahun terakhir, bahkan beberapa sekolah memang menolak untuk menerima murid pindahan di tahun terakhir.

"Kamu tau kan kalau kebanyakan siswa yang masuk ke sekolah ini biasanya karena punya catatan kriminal dan dikeluarin dari sekolah sebelumnya?"

Aku kembali melirik dua gadis yang sedang bercakap-cakap di barisan paling depan itu.

Gadis di sampingnya tampak menoleh ke arah gadis berbando merah tersebut. "Aku tau, tapi rasanya gak mungkin kalau Dion juga masuk ke sekolah ini karena dikeluarin dari sekolah lamanya dan punya catatan kriminal di sana."

Aku memiringkan kepalaku.

Siapa yang tau?


***

To be continued*

She's ANNABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang