Overdosis

1.1K 161 29
                                    

Happy reading!!


Tiupan angin malam berhembus menggesek pelan kulit putih Caramel. Dengan kedua telapak tangannya, diusapnya kedua lengannya, merasakan hawa dingin yang menjalar. Beberapa helaian rambutnya ikut melambai saat terkena hembusan angin. Suasana tenang dan hening seperti ini, Caramel suka.

Jas yang tiba-tiba disampirkan di bahu kecilnya itu membuyarkan lamunan Caramel. Ditolehkannya ke samping dan melihat Jeka yang kini hanya mengenakan kemeja putih itu berdiri. Mereka berdua berada di balkon kamar Jeka, saling terdiam larut dalam pikiran masing-masing.

" Maaf kalau keluarga gue buat lo nggak nyaman" suara Jeka memecah keheningan, pria itu berbicara namun tetap memandang ke depan.

" Gue suka, keluarga lo ramah" Caramel menjeda ucapannya kemudian tanpa sadar tersenyum. " Makasih Jek" ucap Caramel membuat Jeka mengernyitkan dahinya bingung.

" Makasih karna udah mau jadi one night stand lo dan sekarang bakal jadi suami kontrak lo?" tanya Jeka membuat Caramel berdecak kesal. Bisakah pria itu tak membahas malam terkutuk itu?

" Bego, bukan gitu" omel Caramel dengan wajah memberengut.

" Trus?"

" Makasih udah buat gue bisa ngerasain lagi rasanya punya keluarga, makan malam bareng keluarga, gue udah lupa kapan terakhir kali gue ngerasain itu. Selama di panti gue selalu makan bareng anak-anak panti, gue akui gue nyaman tapi tetap aja ada kerinduan dimana dalam satu meja ada gue, ada orangtua yang selalu nanya gimana keseharian gue. Gue selama ini coba untuk nguatin diri sendiri sampai jadi nyesek sendiri" tawa sumbang keluar dari mulut Caramel. " Dan, malam ini, meski cuma sebentar, gue udah cukup senang. Mama Irene baik banget, papa Suhendra juga tipe ayah yang baik. Lo tau gue ngerasa bersalah udah bohongi mereka" kali ini tanpa sadar air mata Caramel mulai menggenang. Entah mengapa ia begitu sensitif malam ini.

Jeka memutar pelan tubuh Caramel hingga kini mereka saling berhadapan. Diusapnya air mata di pipi Caramel.

" Maaf udah ngelibatin lo di masalah gue" suara lembut Jeka membuat Caramel merasa sedikit tersentuh. Diusapnya genggaman tangan Jeka di bahunya.

" Justru gue senang lo hadir" Jeka hanya tersenyum mendengar penuturan Caramel. " Jeka" panggil Caramel. Jeka menoleh, shit-mengapa wajah Caramel mendadak menjadi begitu manis, dengan wajah memerahnya itu.

" Hm?"

Caramel perlahan mendekat dan berbisik di telinga Jeka.

" Makasih udah hadir di hidup gue" setelah itu senyum tulus terbit di bibir Caramel.

Jeka tak mengerti, entah apa yang merasukinya, melihat senyum tulus itu membangkitkan gejolak aneh di hati Jeka. Spontan ditariknya pinggang Caramel mendekat, dimajukannya wajahnya perlahan. Sedikit lagi untuk kedua bibir itu bersentuhan, Jeka menatap Caramel yang juga hanya diam balas menatapnya.

Seolah mendapat lampu hijau, Jeka segera meraup manisnya bibir mungil berwarna pink itu. Caramel tak suka namun mengapa tubuhnya seolah menerima ciuman dari Jeka. Ini gila, tapi perlahan tangan Caramel melingkar di pinggang Jeka dan membiarkan pria itu melanjutkan kegiatannya.

***

Suara hingar-bingar mendominasi ruangan yang disesaki oleh pengunjung dari berbagai umur dan kalangan itu. Lampu-lampu yang menerangi dan suara seruan dari DJ membuat malam di klub semakin semarak. Wanita-wanita dengan pakaian minim berseliweran, mencari pria-pria kesepian yang haus belaian. Di mana-mana terdapat pemandangan menggelikan antara dua insan yang saling bercumbu dan menikmati malam yang panas. Entah itu sepasang kekasih, wanita sewaan, atau hanya sebatas one night stand yang biasa dilakukan.

A SCANDAL WITH MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang