Convince Me

910 155 63
                                    

Happy reading!!

.

.

.


Usakan pada surai hitam bak langit malam itu kembali dilayangkannya. Matanya terpejam kuat mengingat kejadian yang bahkan tak ingin diingatnya lagi. Helaan nafas frustasi entah sudah berapa kali dihembuskannya, pikirannya sedang dalam keadaan tak baik-baik saja.

Sudah beberapa jam terlewat sejak sesi pemotretan itu terjadi, dan Jeka langsung ditarik oleh Vino dengan dalih urusan pekerjaan saat Rose mengajak mereka berdua untuk makan malam bersama sebagai perayaan atas hari pertama kerja sama mereka. Alih-alih membawa Jeka kembali ke kantornya, Vino justru menyeret pria itu ke café dan ya, adu mulut itu terjadi. Vino tak henti-hentinya merutuki kebodohan Jeka karena bisa begitu mudahnya hanyut dalam suasana pemotretan tadi. Ya tak dielaknya bahwa ini juga karena ulahnya namun, dia sudah memperingatkan Jeka untuk bersikap professional bukan?

Sepanjang ceramah tak berguna dari Vino mengenai permasalahan hatinya, yang dilakukan Jeka hanya terdiam. Umurnya sudah memasuki usia dewasa namun harus diakuinya dia masih sangat labil dalam urusan seperti ini.

Sial, bisa-bisanya dia memuji Ayu cantik saat di beberapa malam sebelumnya dengan penuh keberanian dia mengungkapkan statusnya yang sudah menikah pada Ayu, pria macam apa dia ini?

" Nggak mau mandi dulu?"

Lamunan Jeka buyar saat suara lembut itu menyapa indera pendengarannya. Begitu menoleh, sosok Caramel sudah berdiri di dekatnya, tak lupa senyum yang lama-lama menjadi candu bagi Jeka.

Caramel mengernyitkan dahinya saat tak mendapat balasan dari Jeka. Jeka aneh, pulang dari kantor pria itu hanya diam, tak mengucapkan sepatah kata pun.

" Kenapa sih? Ada masalah di kantor?" tanya Caramel sembari duduk di depan meja riasnya. Jeka menggelengkan kepalanya dan menatap kearah Caramel yang balas meliriknya lewat pantulan kaca.

" Caramel" suara berat itu memanggil Caramel.

" Hm?"

" Sini"

"Hah?"

" Sini, coba deket ke sini bentar" Jeka menepuk tempat kosong di samping dirinya yang sedang duduk di atas ranjang. Caramel mengerjap bingung namun akhirnya tetap menurut.

" Lo kenapa? Aneh. Lagi ada masalah ya?" kedua mata bulat gadis itu menatap Jeka dengan pandangan bertanya-tanya.

" Kelihatan banget ya?" tanya Jeka balik. Dengan cepat Caramel menganggukkan kepalanya. Tanpa diduga Jeka menggeser badannya sedikit lebih dekat dengan Caramel. " Mau cerita" ucap pria itu.

" Ya udah cerita aja, gue dengerin" gadis bersurai pirang itu membenarkan posisinya sedikit. Namun, tak ada sahutan dari Jeka membuat Caramel semakin yakin bahwa ada yang tak beres dengannya.

" Ehm..itu..sambil peluk— boleh?" nada suara Jeka terdengar lirih di akhir kalimatnya. Caramel terdiam sebentar kemudian terkekeh pelan. Siapa sangka dibalik kesangaran wajahnya, tersembunyi sifat manja Jeka, seperti saat ini.

" Sini, sini, peyuk dulu" Caramel merentangkan kedua tangannya dan tersenyum menggoda Jeka. Jeka berdecak kesal namun tetap beringsut memeluk tubuh mungil Caramel. Hangat. Wajahnya diletakkannya di antara ceruk leher Caramel dan menghirup rakus aroma vanilla yang menguar.

" Baby mau cerita apa coba?" tanya Caramel dengan nada suara yang dibuat layaknya suara anak kecil. Dirinya tertawa puas mendengar delikan sebal Jeka, pria itu pasti kesal diperlakukan seperti ini. Salahnya sendiri tiba-tiba saja bersikap manja pada Caramel.

A SCANDAL WITH MY CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang