Happy Reading!!
.
.
.
" Jeka, please~"
Jeka bergidik ngeri melihat kelakuan pemuda di sampingnya ini. Rengekan dan bibir yang dimanyunkan benar-benar berbanding terbalik dengan paras dan tubuh manly-nya. Belum lagi nada-nada manja yang diselipkan pada setiap ucapannya membuat Jeka untuk sesaat benci mengakui bahwa itu adalah sahabatnya sendiri.
" Sekali enggak, tetap enggak" mata Jeka melirik ke arah Vino. " Pergi lo, ganggu" tangannya menepis tangan Vino yang sedari tadi bertengger di lengannya. Pemuda yang lebih tua 2 tahun darinya itu mendengus sebal. Langkahnya menjauh dari meja kerja Jeka menuju sofa kemudian merebahkan badannya. Kedua tangannya telentang dengan kepala yang menengadah ke atas.
" Permintaan gue sesusah apa sih, kekeh banget dari tadi lo nolak" omel Vino dengan tatapan sebal ke arah Jeka. Lihat, bahkan pria bersurai hitam itu masih tetap fokus dengan laptop di depannya. " Gue acak-acak nih tempat lama-lama" suara Vino kembali terdengar, kali ini berhasil menarik perhatian Jeka dari layar laptop.
Jeka menatap jengah ke arah Vino, sudah hampir 1 jam pemuda itu berada di ruangannya dan mengusik pekerjaannya. Apa Vino punya waktu seluang ini hanya untuk mengganggu Jeka?
" Gak susah kalau lo gak mintanya sama gue" CEO muda tersebut memutar kursinya menghadap ke arah Vino. " Sama Jimin aja"
" Konsepnya tuh lebih cocok sama lo, Jek. Mesti berapa kali lagi sih gue bilangin" surai coklat Vino diacaknya, kesal menghadapi sikap Jeka yang selalu tak peduli dengan sekitarnya. " Please Jek, ini proyek bisa ningkatin produk dari perusahaan gue. Sekalian lo promosiin wajah lo, siapa tahu ada yang suka kan" cerocos Vino.
Jeka mendelik tak suka mendengar celotehan dari sahabatnya itu.
" Gue udah nikah"
" Nikah kontrak maksud lo? Beberapa tahun ke depan juga udah selesai tuh kontrak"
Kedua sahabat itu saling melirik dengan tatapan tak suka. Helaan nafas terdengar dari Jeka. Permintaan Vino memang tak sulit bagi sebagian besar orang namun, bagi Jeka yang notabene benci menjadi pusat perhatian, hal yang barusan diminta oleh sahabatnya itu adalah sesuatu yang merepotkan. Vino memintanya untuk menjadi model dari produk keluaran terbaru perusahaan pria itu. Masalahnya, Vino sudah memiliki banyak model pria yang cukup meyakinkan, tapi kenapa harus Jeka yang melakukannya? Foto dengan handphonenya sendiri saja jarang apalagi harus bergaya di depan kamera, belum lagi tatapan orang-orang yang mengarah padanya. Tidak, Jeka tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.
" Kalau lo nolak, gue beritahu Caramel semua rahasia lo"
" Lo ngancam gue?"
" Ya, anything for the sake of my company" satu sudut bibir Vino terangkat ke atas. Dia sebenarnya tak terlalu suka menjadikan rahasia besar Jeka sebagai sebuah ancaman, tapi, untuk kali ini sepertinya harus. Lihat saja, Jeka langsung terdiam dengan tatapan dingin mengarah pada Vino. Tapi, siapa yang peduli?
" You're sneaky"
" I know and so do you"
Diam, Jeka tak ada pilihan selain menuruti keinginan gila Vino. Hanya untuk Caramel, hanya untuk kali ini saja, dia akan menurunkan egonya dan untuk seterusnya dipastikannya untuk menarik setengah sahamnya dari perusahaan sahabatnya itu. Yes, for that girl only.
***
Tubuh mungil Ayu tersentak begitu mendengar Rose, sang manajer, meneriakkan namanya dengan keras tepat di dekat telinganya. Gadis bersurai ungu itu mendelik tak suka ke arah Rose. Suara Rose cukup melengking dan berhasil membuat telinganya berdengung.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SCANDAL WITH MY CEO
Fiksi Penggemar[ On Going ] Jekanandra, seorang CEO dengan segala kesuksesan yang melingkupinya di usia muda, tak sengaja bertemu dengan Caramel, gadis bertubuh mungil dengan rambut pirang dalam kondisi mabuk. Dilain sisi desakan dari keluarganya untuk segera men...