Rin hampir saja terlambat kerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya hanya kurang satu menit.
Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Rinyoung pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit, Dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk wanita dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Rin baru pertama kalinya bercinta.
Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Rin memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.
"Iya, aku juga tidak menyangka", suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Rin, "Rasanya seperti bukan Mr. Namjoon."
Mendengar nama lelaki itu disebut mau tak mau Rin menajamkan telinganya, mendengarkan.
"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan Mr. Namjoon, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh."
Wanita itu menghembuskan napas takjub, "tapi tadi,,,, astaga! Mr. Namjoon bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua....", suaranya terpekik hampir histeris, "Dan senyumnya yang sangat jarang itu,,,bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga, ada yang mencoba menjawab tp yang keluar hanya suara tercekik", lanjutnya menggebu-gebu.
"Mr. Namjoon sama sekali tidak merasa terganggu dengan sikap konyol kami. Dia malah tertawa geli dan melambaikan tangan ramah sebelum pergi......benar benar anugerah tak terlupakan! Menurutmu.........."
Rin beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu.
Tapi tetap saja dia ikut bertanya tanya, Rin terpekur di depan pintu kamar mandi.
Dia berpikir mengenai perubahan sikap Namjoon dikantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara, banyak wanita di sini yang takut sekaligus memujanya karena sikapnya itu........tapi kenapa dia berubah ramah?
"Memikirkanku?"
Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Rin membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri dibelakangnya.
Matanya langsung bertatapan dengan mata birunya yang tajam, obyek pikirannya.
Dan kenapa si bos ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal dia punya kamar mandi sendiri di ruangannya?
Tanpa sadar Rin mengucapkan pertanyaannya keras-keras, Namjoon tertawa
"Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?", suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam. Dan Rin mengenali tatapan itu, tatapan kalau....