🖤Chapter 16

9 2 0
                                    


Sejak saat itu Namjoon seolah-olah menghilang dari kehidupan Rin, Rin merenung  dalam  mobil  rumah  sakit  yang  membawa  mereka  pulang  ke apartemen.

***

Hari ini Hoseok sudah boleh pulang dari rumah  sakit, bersama Xia dan suster Han mereka pulang ke apartemen. Suster Han memutuskan untuk tinggal sementara membantu Rin,  dan Xia sudah berjanji  akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Hoseok dan melakukan terapi rutin.

Satu bulan kemudian...

Kata  Dokter  Xia,  Namjoon  memutuskan  mengambil  tugas  perjalanan  ke eropa dan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Rin terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri, Oh ya, dia merindukan Namjoon, sangat merindukannya. Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Rin  mencintai Namjoon. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Namjoon, itu saja.

“Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya”, Hoseok memecah keheningan, menatap Serena dengan  sedikit  menyelidik,  dia  bertanya-tanya  karena  akhir-akhir  ini  Rin begitu murung,

“Aku yang  membujuknya”,  Xia  yang  duduk  di  kursi  depan  cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Rin pasti kebingungan dengan pertanyaan Hoseok itu,

“Namjoon adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Namjoon mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai.”

Diam-diam Rin dan suster Han menarik napas lega mendengar kelihaian dokter Xia menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Rin  mendorong kursi roda Hoseok memasuki ruangan itu.

Begitu  mereka masuk tanpa sadar rin mengernyit,  semua kenangan itu seolah  menghantamnya.  Di  sini,  di  apartemen  ini  dia  menghabiskan  waktu berdua dengan Namjoon, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama….

“Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Rin, bos mu sangat baik.” Hoseok mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Rin sambil tersenyum,

Mau tak mau Rin memaksakan senyuman di bibirnya. Kuatkah ia berada di sini?  Apalagi  di  kamar itu...  Rin  melirik  kamarnya,  tempat  Namjoon  juga menghabiskan  sebagian besar waktunya di sana. Tidak! dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu!

Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan  segalanya sehingga Hoseok selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya. Suster Han menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang dan menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Hoseok tertidur pulas, Xia menyeduh teh dan mengajak
Rin duduk di ruang depan.

“Dia sudah kembali dari eropa.” Xia membuka percakapan, menatap Rin dari atas cangkir kopi yang diteguknya.

Seketika itu juga hati Rin melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai
‘dia’ itu.

“Apakah dia baik-baik  saja?” Tanya Rin pelan.

Xia tersenyum miring mendengar kelembutan dalam suara Rin,

“Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung- tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya,” dengan pelan Xia meletakkan cangkirnya,

“Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan  aura  pemarahnya,  bahkan  direktur  keuangan  memilih berhubungan dengannya via telepon,” Xia terkekeh. Lalu wajahnya berubah serius melihat kesedihan Rin,

A Romantic Story About RinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang