“Ketika Rin membuka matanya, dia mendapati Hoseok duduk di sisi ranjangnya. Menatapnya dalam senyum.
Rinyoung langsung sadar bahwa karena kepanikannya tadi dia melupakan keberadaan Hoseok. Ya Tuhan!! Apa yang dipikirkan Hoseok ketika menyaksikan semuanya tadi?? Pikiran itu membuatnya panik dan hendak bangkit dari ranjangnya, tapi Hoseok menahannya dengan tangannya.
“Tidak apa-apa, tetap berbaring.” gumamnya lembut.
Rin menurut membaringkan tubuhnya, tetapi menatap Hoseok dengan kepanikan mendalam.
“sayang, aku...”
“Sudah kubilang tidak apa-apa, aku sudah tahu semuanya Rin, dan aku mengerti.”
Kata-kata itu membuat wajah Rin pucat pasi,
“Tahu apa? mereka mengatakan apa padamu?” bisiknya lemah. “Semuanya, tentang dirimu dan Namjoon, dan perasaanmu kepadanya.”
“Aku tidak punya perasaan apa-apa kepada...”
“Ssttt,” Hoseok menghentikan kata-kata Rin, “Tidak perlu membohongi dirimu sendiri lagi Rin, aku sudah tahu semuanya, kau begitu menyayangiku sehingga mau berkorban untukku, tubuhmu kau korbankan," Hoseok menghela nafasnya pedih, “Dan sekarang, bahkan jiwa dan kebahagiaanmu mau kau korbankan juga untukku?”
Mata Rin mulai berkaca-kaca.
“Aku tidak merasa mengorbankan apapun sayang, aku mencintaimu, aku ingin menjagamu, aku...”
Dengan lembut Hoseok meraih tangan Rin dan menggenggamnya.
“Ya aku yakin, kau sangat mencintaiku, aku percaya itu,” dengan lembut Hoseok menoleh ke arah pintu,
“Dia ada di luar, menunggu waktu untuk menemuimu, aku sudah berbicara dengannya dan yakin bahwa cintanya padamu begitu besar, bahkan mungkin lebih besar dari cintaku padamu.” desah Hoseok getir.
“Jangan berkata seperti itu.” air mata mulai menetes di pipi Rin, dan Hoseok mengapusnya dengan lembut.
“Itu kenyataannya, dia begitu mencintaimu sehingga mau mengambil resiko apapun agar kau bahagia, dan dia rela dibenci olehmu agar kau bahagia,” Hoseok tersenyum lembut,
“Terus terang aku mengaguminya dan aku merasa tenang kalau dia yang menjagamu.”
“Jangan berkata seperti itu.” Rin mulai merasa dirinya seperti kaset yang rusak, mengulang-ulang kalimat yang sama.
“Aku harus mengatakannya.” gumam Hoseok sedikit geli dengan kata-kata Rin. Yah, dia ternyata bisa bahagia juga menyadari bahwa pada akhirnya dia akan memberikan kebahagiaan pada Rin, kebebasan yang akan di berikan pada Rin akan membawa perempuan yang dicintainya itu kepada kebahagiaan, dan Hoseok merasakan kebahagiaan tersendiri ketika dia pada akhirnya merelakan Rin. Semua patah hati dan kesakitannya akan sepadan dengan senyum dan kebahagiaan Rin pada akhirnya.