The Story of Bear Family

Part 10

Title: The Story of Bear Family- Part 10.

Character: Cho Kyuhyun

                  Kris Wu

                  Han Sae-jin

**

            Kris duduk termenung—bersandar di depan cermin besar ruang latihan mereka yang gelap dan sunyi. Ponselnya bergetar beberapa kali dalam saku celananya, pasti dari Suho, atau mungkin yang lain yang sibuk menanyakan keadaannya. Karena Kris menolak menghadiri pernikahan seniornya. Pria itu menyandarkan kepalanya dan menutup mata. Tenang. Kau sudah mempersiapkan semua ini, dia akan menikah dengan pria lain dan status persahabatan mereka tidak akan pergi ke mana- mana; itulah yang dia janjikan pada Sae-jin. Janji yang dia tahu tidak akan bisa dia tepati.

Kris melirik bunga mawar dan kertas surat lusuh yang rencananya akan dia berikan pada Sae-jin saat mereka berada di komidi putar—saat dia memberitahukan perasaannya pada Sae-jin dan meminta kesediaannya menjadi kekasihnya. Saat itu Kris sangat yakin dan berani; yakin dia bisa melindungi gadis itu dan tidak akan melepaskannya apapun yang terjadi, dan yakin dia akan melindungi gadis itu dari siapapun, bahkan dari penggemarnya. Karena perasaannya pada Han Sae-jin sudah terlanjur sangat dalam dan tidak bisa dia bendung.

            Pandangannya mengabur dan diremasnya kertas surat lusuh itu, yang semula dijaganya dengan sangat baik. Hingga hari pernikahan ini tiba dia masih berdoa harapan seperti itu ada—dan bahkan suara dalam benaknya yang gila mengatakan bahwa mengasuh bayi yang bukan miliknya tidak terasa begitu mustahil lagi. Asal Han Sae-jin menjadi miliknya.

Kemudian pria itu tertawa sendiri dan dua bulir air mata jatuh membasahi pipinya.

*Flashback*

Dua anak kecil itu tidur terlentang di atas padang rumput di samping lapangan basket, memandang langit sore. Sae-jin menemani Wu Yifan berlatih basket seorang diri karena dia akan mengikuti pertandingan final besok dan memimpin tim sekolahnya.

“Mu, saat besar nanti kau ingin menjadi apa?”

“Pemain bola basket tentu saja.” Jawab Yi Fan dengan mantap, lalu melirik gadis kecil di sampingnya. “kau?”

Sae-jin menatap langit dalam diam, tapi pipinya memerah, sepertinya jawaban yang dia pikirkan membuatnya malu sendiri, dan Yi Fan curiga. “Kenapa? Kau ingin menjadi apa?” pria itu mendorong pundak Sae-jin pelan. Hidung gadis itu mengkerut dan pipinya lebih malu.

“Aku juga ingin jadi pemain basket,” katanya polos. Yi Fan tertawa. “Tidak ada atlet pemain basket wanita, Han Sae-jin.”

“Kalau begitu aku jadi pelatih bola basket.”

“Itu juga sama saja,”

Bibir Sae-jin mengkerut.

“Kau bahkan langsung pingsan hanya sekali disambar bola, kenapa kau mau menjadi pemain bola basket…” ujar Yi Fan setengah mengomel.

“Yi Fan, apa nanti kau akan menikah?”

Yi Fan terdiam. Menikah? Gadis ini sedang bicara apa? Yi Fan tidak tahu pasti tapi sepertinya menikah sangat merepotkan; pengalaman di rumah mengajarkannya. “Entahlah. Mungkin tidak.” Jawab Yi Fan asal, tidak menyadari ekspresi di wajah Sae-jin.