5. KEJAHILAN BUMI

147 92 10
                                    

HAPPY READINGG💗

JANGAN LUPA VOTEE YAAA! TERIMAKASIH 🌷💗

***

Mentari berjalan dengan cepat, ia ingin menemui manusia yang bernama Bumi. Bisa-bisanya ia dikerjai oleh Bumi, katanya Pak Idris memanggilnya, saat ia menemui Pak Idris kenyataannya berbanding terbalik dengan ucapan Bumi. Rasanya, Mentari ingin memaki laki-laki itu.

Mentari sudah berada dihadapan Bumi, ia tetap berusaha tenang menghadapi manusia yang ada dihadapannya ini. Ia melipat kedua tangannya. “Ada masalah apa sama gue?”

Bumi yang tadinya sibuk memainkan ponselnya lalu teralihkan dengan pemandangan Mentari. “Apa?” tanya Bumi sambil menaikkan sebelah alisnya.

Mentari menghembuskan nafasnya kasar. “Kata lo Pak Idris manggil gue.” Dengan rasa malas, ia menjelaskan ulang maksud dan tujuannya menemui Bumi.

Bumi mengangguk, membenarkan ucapan yang ia sampaikan pada Mentari. “Iya, benar.”

Mentari menggelengkan kepalanya, dia masih bisa berbohong. “Tujuan lo bohong kaya gini untuk apa?”

“Maaf, gue nggak bermaksud untuk bohongin lo,” ucap Bumi merasa bersalah. Apa ia keterlaluan pada Mentari.

“Bercanda lo nggak lucu, Mi,” ucap Mentari yang langsung meninggalkan Bumi seorang diri.

Bumi menatap punggung Mentari yang sudah jauh. Apa mungkin sudah keterlaluan, ia sama saja mempermalukan Mentari. Ia mengacak rambutnya dengan kasar, merasa amat bersalah dengan perilakunya saat ini. “Bodoh banget lo, Bumi!”

Dengan langkah yang cepat, Bumi segera mengejar Mentari yang sudah menjauh, saat ini yang ia butuhkan maaf dari Mentari. Ia kira Mentari tidak akan semarah ini, padahal niat Bumi hanya bercanda semata.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, jam pelajaran terakhir kelas X IPA 1 free class. Segera Bumi menuju ke kelasnya untuk mengambil tas dan pulang, tentunya meminta maaf kepada Mentari dulu. Ia mengedarkan pandangannya, hanya tersisa ketiga temannya, yang lain mungkin terlebih dahulu pulang.

“Cari siapa lo?” tanya Linggar membuka obrolan. Melihat Bumi yang mengedarkan pandangannya, membuat dia penasaran.

“Mentari udah pulang?” tanya Bumi. Bukannya menjawab, ia malah bertanya.

Tapi Linggar paham, Bumi mencari sosok Mentari. Linggar melempar tatapan kepada Farel dan Affan.

“Udah pulang duluan tadi sama teman-temannya,” jawab Affan.

Bumi meraih tas ranselnya lalu berlari menuju parkiran, saat ini tujuannya adalah Mentari. Menghadapi perempuan memang rumit, sulit, ia akui tapi ini kesalahannya.

Bumi menyalakan gas dan rem secara bersamaan. Parkiran saat ini tidak terlalu ramai, karna kelasnya pada saat jam pulang free class, jadilah Bumi tidak perlu desak-desakan. Tujuannya saat ini, menemui Mentari ditempat biasanya perempuan itu menunggu angkutan umum.

Motor sport Bumi keluar dari gerbang sekolah SMA Bina Tunggal, ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Mentari, sampai akhirnya ia menemukan Mentari yang sudah bersiap naik ke dalam angkutan umum.

Bumi mematikan mesin motornya, melihat dua motor yang baru saja keluar dari gerbang sekolah SMA Bina Tunggal. “Rel, bawa motor gue,” teriak Bumi.

“Mau kemana lo?” tanya Farel. Dia memang hari ini tidak bawa motor, jadilah menebeng pada motor Linggar yang menganggur joknya.

Mentari Untuk Bumi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang