HAIII HAIII UDAH LAMA GAK UPDATEE
GIMANA HARI KALIAN? SEMOGA SEHAT SELALU, BAHAGIA SELALU, AAMIIN
SELAMAT MEMBACA YAA, SEMOGA SELALU SUKAA💗🌷
***
Bumi menyalami tangan sang Papa—Arman Adiwigiano, ia menjemput Papanya di bandara. Sudah terhitung satu bulan Papanya berada diluar kota, tentunya dengan tujuan bekerja. Ia mengambil koper lalu menaruhnya dibagasi mobilnya.
Bumi berjalan memasuki mobilnya lalu menjalankannya dengan kecepatan rata-rata. Lagu dewa 19 menghiasi perjalanan malam ayah dan anak ini.
“Gimana dengan sekolah?” pertanyaan itu dari Papanya.
Bumi tetap dengan pandangannya lurus ke depan. “Lancar, Pa.”
“Sudah nggak sering bolos-bolos seperti waktu SMP 'kan?” kabar ini tentu dari istrinya, katanya Bumi sudah mau berubah secara perlahan, memang semestinya begitu, hidup harus ada perubahan.
“Sedang difase mengurangi, Pa.” semasa SMP memang dirinya sering melakukan aksi bolos-bolos.
“Masih berteman dengan teman-teman sewaktu SMP, ya?” tanya Papanya.
Bumi mengangguk, “Masih,”
“Udah lama nggak ketemu mereka, Linggar, Affan, Farel. Mereka apa kabar?”
Bumi sedikit menoleh. “Kabar mereka baik.”
“Kapan-kapan ajak mereka main ke rumah, kita main basket bareng,” kata Arman.
Bumi mengangguk senang, “Setuju, nanti Bumi akan ajak mereka!”
Bumi berhenti, lampu merah. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi yang tengah di duduki. Sadar ada yang mengetuk kaca mobilnya, ia menekan tombol power window untuk membuka kaca mobilnya. Anak kecil yang sedang menjual tissue, mungkin sekitar usia 6 Tahun.
“Aku jual tissue, kakak mau beli nggak?” tanya anak kecil perempuan itu.
Bumi menatap sendu lalu mengangguk pelan. “Boleh.”
“Tissue ini untuk menghapus kesedihan, kalau kakak lagi sedih hapus kesedihan kakak pakai tissue ini.”
Bumi mengeluarkan dua lempar uang seratus ribu, lalu memberikannya pada anak kecil perempuan itu. “Terima kasih.”
“Harganya 10 ribu kak, kakak ada uang kecil?” tanya anak itu.
Bumi menggeleng pelan, “Nggak usah, kembalinya untuk kamu aja.”
“Tapi ini kebanyakan, kak,” cicit anak kecil itu.
“Nggak apa-apa, terima aja. Itu rezeki untuk kamu, doakan kakak ini sehat selalu,” kata Papanya.
“Terima kasih kakak tampan, semoga bahagia selalu, ya,” kata anak kecil itu lalu pamit.
Bumi menertawakannya pelan. “Sama-sama.”
“Kakak tampan, Papanya pasti tampan juga, ya?” tanya Arman.
Bumi menjalankan mobilnya setalah lampu merah itu berubah menjadi hijau yang artinya boleh melajukan kendaraan kembali. “Papanya sudah tua.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Untuk Bumi
Teen FictionDi antara temu yang banyak, mengapa harus pertemuan denganmu? Dari banyaknya manusia dimuka bumi ini, mengapa harus denganmu? Mungkin memang sudah takdirnya, takdir yang mempertemukannya Cover wattpad : Pinterest