MAFIA
"what if, the monster you are actually afraid of is yourself?"
***
Seorang gadis kecil tengah menatap seorang gadis remaja yang tengah menembak semua patung patung dengan ganas, Gadis itu menatap sang kakak perempuan yang dengan sekali tembak berhasil merubuhkan semua patung itu.
"Eum.. nee-chan" panggil gadis itu, sang kakak yang tadi latihan berhenti sebentar, lalu menoleh ke belakang dimana sang adik bermain.
"Apa?" Tanya nya datar.
Gadis kecil itu menggeleng, lalu mendekati sang kakak.
"Kenapa nee-chan harus memegang benda ini? Kata okaa-san kita anak perempuan hanya perlu bertingkah feminim" ucap Gados kecil itu dengan polos, sang kakak yang mendengar penguturan sang adik langsung menurunkan pistolnya, lalu menoleh ke adik bungsu nya.
Gadis remaja itu berjongkok, menyamakan tingginya dengan sang adik kecil yang tengah memegang boneka, ia menyentuh bahu sang adik perempuannya.
"Ya, apa yang okaa-san bilang itu memang sangat benar" ucap Gadis remaja itu, Anak perempuan itu mengangguk bangga.
"Tapi—
Kita, harus bisa menjaga diri sendiri, karena kita perempuan, kita juga tidak bisa lemah, apa kamu mengerti yerin?" Tanya gadis remaja itu menatap sang adik dengan datar, Yerin, nama gadis kecil itu, lebih tepatnya, Nakamoto Yerin, terdiam mendengar penguturan sang kakak.
"Kenapa? Kenapa harus seperti itu irene nee-chan? Bukankah itu sangat merepotkan?" Tanya Yerin kecil menatap sang kakak, Nakamoto Airin, atau irene, berdiri, lalu menatap lurus kedepan.
"Imotou, kau harus sadar, kita berada di lingkungan mana" ucap Irene, lalu menoleh ke adik kecilnya.
"Kita berada di lingkungan pembunuh, dimana Jiwa mu, akan bisa melayang kapan saja" sambung irene menatap adiknya, sementara Yerin kecil yang belum mengerti hanya memiringkan kepalanya.
"Apa Erin juga harus seperti nee-chan?"
Irene tersenyum tipis, senyum yang tidak ia pernah ia perlihatkan oleh siapa pun, bahkan kedua orang tua nya, hanya adik kecilnya yang bisa melihat senyum tipis, yang tulus itu.
"Tidak—
Kamu hanya perlu pintar membaca keadaan, membaca situasi, dan pintar dalam merancang strategi, nee-chan tau, kamu sangat cerdas rin, jadi, berpura puralah bodoh, seakan kamu tidak punya kemampuan, simpan kemampuan mu itu untuk nanti, apa kamu bisa?"
Yerin kecil terdiam, namun ia mengangguk, walau ia tidak mengerti apa pun yang dikatakan sang kakak, tapi ia yakin, ia bisa melakukan itu.
"Bagus" ucap Irene, lalu ia melirik boneka beruang milik yerin.
"Kau menyayangi boneka itu kan rin?" Tanya Irene, Yerin mengangguk antusias.
"Simpanlah, dan sembunyikan boneka itu, dan bawa boneka lain, jangan sampai otou-san tau, jika ia tau, Boneka mu akan hancur lebur, seperti mochi" ucap Irene, Yerin terdiam, ia tau siapa mochi, itu adalah Kucing milik Irene yang telah mati.
Yang yerin tau, saat ia mendatangi Irene, kucing sudah meninggal ditangan sang kakak, dengan belumuran darah, sang kakak hanya menatap datar kucingnya.
"Apa kau mengerti?" Tanya Irene, Yerin menatap sang kakak, lalu mengangguk.
"Bagus"
Tbc—
#'Hai semuanyaa! Okta bek dengan cerita baru! Untuk cerita ini cukup berating ya! Soalnya ada bahasan tentang darah, dan bunuh bunuhan.Enjoy new story!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia | Kim Taehyung
Fanfic[ on going ] Terlahir sebagai anak dari seorang Mafia terkenal, tidak semuanya akan terlahir bahagia, Kekejaman yang diberikan dari kecil, lalu belajar untuk tidak mempunyai perasaan,wajah tanpa ekspresi, semuanya adalah hal yang harus dipunyai dari...