Tahap Keenam

526 55 12
                                    

Tutup botol sampanye terbang ke udara, disusul dengan semprotan sampanye yang membasahi In Jae, Dal Mi, dan semua karyawan Injae Company. Perusahaan itu berhasil mencatatkan kinerja yang terbaik dan memperoleh banyak keuntungan serta investasi dari teknologi AI yang mereka kembangkan.

Mereka semua mengangkat gelas yang telah berisi sampanye tinggi-tinggi untuk cheers.

"Tunggu, tunggu," tahan Dal Mi, "Daepyo-nim, silahkan berikan sepatah, dua patah kata."

"Terima kasih atas kerja keras kalian semua selama ini. Ke depannya, mari kita kembangkan lagi perusahaan ini menjadi semakin besar dan sukses."

"Injae Company, wihayeo..." seru Dal Mi.

Diikuti oleh seluruh staf, "Wihayeo..."

Tring...

Gelas-gelas berdentingan di udara. Mereka pun mulai berpesta. Si kembar dari tim pengembang, Shin Jeong dan Shin Hyeon berkaraoke lagu hip hop sambil nge-dance. Seorang karyawan lain memukul-mukul tamborin sambil berjoget.

Dal Mi yang tidak kuat minum minuman beralkohol, akhirnya K.O. di tengah acara. In Jae terpaksa membawa adiknya pulang ke apartemennya, karena ia enggan mengantarnya pulang ke rumah Nenek. Sepanjang perjalanan, Dal Mi meracau sambil membuka-tutup kaca jendela mobil In Jae.

"Aduh, berat, jalanlah dengan benar!" Omel In Jae saat memapah Dal Mi berjalan menuju unit apartemennya.

"Ouch!" Keduanya terjatuh di atas kasur, dengan Dal Mi yang berada di atas In Jae yang menjerit karena tertindih. Wanita itu mendorong keras adiknya.

"Aish, menyusahkan saja!"

"Eonni, saranghae... nomu nomu saranghae..."

~~~

Aroma sup pollack kering membangunkan Dal Mi dari tidurnya. Ia masih merasa sedikit pusing saat bangkit dari ranjang. Ia memicingkan matanya saat melihat kakaknya berdiri di depan meja makan.

"Eonni, kenapa kau ada di rumahku? Apa kau sudah memutuskan untuk pulang?"

"Kau yang ada di rumahku, dasar bodoh."

Mata Dal Mi terbelalak lebar, baru menyadari bahwa ia tak sedang berada di rumah mungil milik Nenek.

"Kenapa aku bisa berada di sini?"

"Menurutmu kenapa?"

"Aish... aku pasti mabuk. Padahal aku hanya meminum dua gelas," Dal Mi mengacak-acak rambut panjangnya.

"Makanlah dan pulanglah."

"Hm."

Dal Mi beranjak ke meja makan, lalu menyeruput supnya.

"Kenapa kau tidak langsung mengantarku ke rumah Nenek tadi malam?"

In Jae membaca artikel di ponselnya sambil mengunyah, enggan untuk menjawab.

"Aku sungguh tak mengerti, kenapa kau tidak mau bertemu dengan Nenek? Apakah kau segitu bencinya kepadanya? Kenapa? Apa Nenek pernah melakukan kesalahan kepadamu, atau sebaliknya, kau yang bersalah kepadanya hingga kau sungkan untuk bertemu dengannya?"

"Cepat habiskan supmu dan pulanglah."

"Eonni, Nenek--"

Dal Mi tak melanjutkan kalimatnya, teringat akan pesan Nenek untuk tak memberitahu perihal kondisi matanya. Ia pun hanya menghela napas panjang, lalu meneguk habis sup pollack itu. Kemudian ia merapikan penampilannya sebelum beranjak pergi dari apartemen itu.

(FF-StartUp)Under The Cherry Blossom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang