Tahap Kedelapan

494 61 6
                                    

Sebuah kunci mobil diletakkan oleh In Jae di atas meja Dal Mi. Adiknya itu menengadah, menatapnya tak mengerti.

"Apa ini?"

"Kunci mobil."

"Maksudku, kenapa kau meletakkannya di sini?"

"Untukmu."

"Hah?" Dal Mi terkejut.

"Kau akan sering meeting di luar kantor dan menemui investor, juga mengurusi banyak hal yang berhubungan dengan project mobil otomatismu. Menggunakan bus atau taksi pasti merepotkan, dan aku tak mau kau terus meminjam mobilku, aku juga mau pakai. Jadi--"

"Kau membelikanku mobil?" Sepasang mata Dal Mi berbinar senang.

"Itu fasilitas perusahaan. Akan kutarik kembali kalau kau kupecat."

"Terima kasih, Eon... maksudku, Won Daepyo."

Kakaknya itu melengos begitu saja, namun Dal Mi tak dapat menyembunyikan senyumnya. Bukan karena ia baru saja mendapatkan mobil, tetapi karena hati beku kakaknya itu telah mulai mencair.

Kemudian Dal Mi teringat, ia harus mengabari Ji Pyeong yang tadi pagi mengajaknya untuk pulang bersama, sekaligus ingin memamerkan mobil barunya. Ia mengirimkan pesan, namun tak mendapatkan balasan apapun setelah setengah jam, padahal biasanya sesibuk-sibuknya pria itu, pasti akan membalas chat dari Dal Mi dalam hitungan detik.

"Mungkin dia super sibuk, karena menjadi mentor," pikirnya.

"Aku mau ke kantin, ada yang mau menitip sesuatu?" Tanya Dal Mi.

"Ice americano," order Shin Hyeon.

"Aku latte," kata Shin Jeong.

"Saya americano juga, Daepyo-nim," kata karyawan yang lain.

"Baik, pesanan segera datang," canda Dal Mi, melangkah keluar dari ruangan.

Di depan kafetaria, langkah Dal Mi terhenti. Tatapannya tertuju pada sebuah meja di tengah ruangan, tempat ia biasanya duduk bersama dengan Ji Pyeong untuk berdiskusi, maupun makan siang bersama. Kali ini Ji Pyeong duduk di sana, bersama gadis lain. Mereka tampak serius membicarakan sesuatu, tepatnya Ji Pyeong yang terus berbicara, sementara gadis itu menatap wajahnya tanpa kedip.

Tanpa sadar, Dal Mi membalikkan badannya dan melangkah pergi. Entah mengapa, ia merasa terganggu dengan pemandangan itu, padahal ia tahu, Ji Pyeong hanya menjalankan tugasnya sebagai mentor, sama seperti waktu pria itu mementori dirinya. Namun hati kecilnya merasa tak rela membagi pria yang selalu menamaninya selama dua tahun, plus lima belas tahun via surat itu, dengan orang lain, terutama perempuan.

"Oh, apa yang sedang kupikirkan?" Dal Mi menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Seo Daepyo, mana kopi-kopinya?" Tanya Shin Hyeon.

Dal Mi baru menyadari bahwa ia kembali ke kantornya dengan tangan kosong.

"Ah, aku lupa, maaf."

Seorang karyawan menghampirinya, "biar saya saja yang membelikan."

Dal Mi menyerahkan kartu kredit perusahaan, kemudian kembali ke kursinya. Ia menyandarkan kepalanya yang tiba-tiba terasa berat.

~~~

Begitu menginjak basement parkiran, Dal Mi menekan tombol di kontak mobil, dan sebuah mobil berwarna kuning cerah mengedipkan lampunya. Namun sebelum membuka pintu mobil, ia mendengar sebuah suara wanita yang memanggil 'Han Timjang'. Ia menoleh, menemukan gadis yang duduk bersama Ji Pyeong tadi siang berlari mengejar pria itu.

(FF-StartUp)Under The Cherry Blossom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang