Tahap Kesembilan

501 55 8
                                    

Bandara Incheon, pintu keberangkatan internasional.

Pengumuman untuk para penumpang pesawat menuju San Francisco telah diumumkan sebanyak dua kali, namun Steve masih duduk di ruang tunggu, menatap boarding pass di tangannya.

☆☆☆
Flashback

In Jae terbelalak mendengar pernyataan Steve di Demo Day, lantas sedetik kemudian ia terbahak.

"Okay, you got me. Aku hampir saja tertipu oleh candaanmu."

"Aku tidak sedang bercanda, In Jae, I'm serious. Aku sudah menyukaimu sejak kita masih kuliah, tapi waktu itu aku masih belum percaya diri. Kau yang berasal dari keluarga konglomerat, membuatku yang bukan siapa-siapa ini, terlalu minder untuk mengungkapkan perasaanku. Aku mengubur perasaan itu di dalam lubuk hatiku yang terdalam, tetapi ketika aku bertemu lagi denganmu di sini, I know it must be a fate."

In Jae berhenti tertawa, lalu memalingkan wajahnya. Speechless.

"Sorry, kau pasti sangat terkejut. Aku sebenarnya tidak berencana mengatakannya di sini. Oh, apa yang kupikirkan? Seharusnya aku menyatakannya di tempat yang romantis, bukan di Demo Day Sandbox," Steve terkekeh pelan.

"Steve, aku... aku tidak bisa. Aku tidak bisa meninggalkan Korea. Perusahaanku baru saja berdiri, dan masih banyak hal yang harus kulakukan."

"Kalau begitu, beri aku waktu beberapa bulan untuk menyelesaikan pekerjaanku, lalu aku akan resign dan pindah tinggal di sini."

In Jae menggeleng, "kau tak perlu melakukan itu."

"I'm rejected, right?" Steve tersenyum sendu.

"I'm sorry, Steve, aku terlalu sibuk untuk memikirkan sebuah hubungan romantis saat ini, apalagi pernikahan. Aku belum siap untuk itu."

Flashback end
☆☆☆

Bandara Incheon, pintu kedatangan domestik.

In Jae menyambut kedatangan perwakilan sebuah perusahaan otomotif dari Busan yang akan bekerjasama dengan Cheongmyeong Company dalam pembuatan mobil kemudi otomatis. Mereka berbasa-basi singkat sambil berjalan menuju depan bandara, di mana mobil In Jae yang dikemudikan oleh salah satu karyawannya telah siap di depan.

Saat mobil itu keluar dari pelataran bandara, In Jae melirik ke langit, di mana sebuah pesawat sedang terbang melintasi angkasa. Ia teringat, hari ini Steve kembali ke San Francisco. Ia membuang napas dari dadanya yang mendadak terasa sesak.

~~~

Setelah Dal Mi memiliki mobil sendiri, Ji Pyeong jadi tak punya alasan untuk mengajaknya pulang bersama. Hubungan mereka pun perlahan mulai merenggang. Dal Mi sering mengabaikan telepon dan pesan darinya. Ia juga menjauh tiap kali Ji Pyeong hendak mendekat. Ji Pyeong seolah kembali ke titik awal proses pendekatannya terhadap gadis itu. Ia mencoba untuk berpikir positif, mungkin saja Dal Mi sangat sibuk mengurus project sistem kemudi otomatisnya.

Sementara itu, Dal Mi memang sengaja menghindari Ji Pyeong. Ia ingin 'menidurkan' cinta pertamanya yang hendak bersemi kembali di dalam hatinya. Pada awalnya, Ji Pyeong masih cukup sering menelepon dan mengirimkan pesan, namun setelah beberapa kali diabaikan, ponsel Dal Mi mulai sepi dari notifikasi. Mereka pun jarang bertemu di kantor, karena memang Dal Mi yang sengaja berusaha untuk jangan sampai bertemu ataupun berpapasan dengannya.

Ia tidak tahu apakah gadis bermarga Moon itu diterima oleh Ji Pyeong atau tidak, Dal Mi tidak berani untuk menanyakannya. Namun meskipun Ji Pyeong menolak gadis itu, Dal Mi tak lantas bisa menyatakan perasaannya. Ia terlalu malu untuk mengakuinya, setelah ia buat babak belur hati Ji Pyeong dengan penolakannya berkali-kali. Ia tidak yakin hati Ji Pyeong masih tersisa untuknya.

(FF-StartUp)Under The Cherry Blossom✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang