14 (Sakit Tapi Tak Berdarah)

23K 1.2K 65
                                    

🅱️🅱️🅱️

Alea sedari tadi mondar-mandir. Perasaan harap-harap cemas menghampiri gadis itu, lantaran
panggilan dari ponselnya tak kunjung
diangkat oleh Rangga. Ia sangat khawatir dengan keadaan Rangga saat
ini.Alea mendesah kecewa, hanya suara operator yang sedari tadi terus
menyahut. Alea mengetikkan pesan
singkat pada Rangga, ia berharap jika
Rangga akan membalas pesannya. Namun sayang, bahkan hingga pagi menjelang pun Rangga tidak juga menelpon atau membalas pesan singkatnya.

Alea berjalan lesu keluar dari dalam kamarnya. Tak ada sedikitpun rasa semangat, sebab yang ia pikirkan
sekarang adalah Rangga. Dan Rangga,
apa laki-laki itu sudah benar-benar
mencuci pikiran Alea? Melihat istrinya berlagak seperti itu, Arkan tentu tau betul bagaimana perasaan Alea. Ia tahu Alea gelisah karena Rangga tak kunjung mengabarinya.
Arkan merasa jatuh pada lubang yang sangat dalam. Sejujurnya, ia merasa iri dengan Rangga yang selalu mendapat perhatian dari Alea. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia juga ingin berada di posisi Rangga. Disukai dan diperhatikan oleh Alea. Perlahan, tangan Arkan terangkat meraba dadanya sendiri. Di dalam sana ada yang sakit tetapi tidak berdarah. Haruskah ia merelakan Alea untuk Rangga, atau tetap mempertahankan perasaannya sampai nama Rangga akan tergantikan oleh Arkan. Ia sudah terlanjur berjanji akan melindungi Alea. Ia tak mau membuat gadis itu harus sedih hanya karena seorang Rangga.
Alea melangkah menuju meja makan. Lantas menarik salah satu kursi dan mendudukinya. Sedangkan Arkan hanya bisa menatap iba ke arah Alea. Secemas itukah Alea pada Rangga?

Drett ...

Getaran ponsel di sakunya berhasil membuat Alea tersadar. Segera, ia merogoh ponsel dan mendapati pesan singkat di sana.
Seketika senyum itu langsung terbit
kala selesai membaca pesan dari Rangga.

“Lo gak usah khawatir, gue baik-
baik aja kok”

Kini Alea bisa lebih tenang setelah Rangga mengabarinya. Itu artinya jika Rangga memang baik-baik saja dan tidak perlu lagi dikhawatirkan.

🅱️🅱️🅱️

Kesya—kekasih Rangga menatap geram ke arah Alea yang tengah berjalan menyusuri koridor sendirian.
Sejak kejadian Rangga yang membela
Alea tepat di hadapannya, Keysa
menjadi benci sekaligus geram pada Alea. Ia memupuk rasa benci pada dirinya. Bahkan ia berniat akan memberi pelajaran pada Alea.

Kesya tersenyum sinis, lantas melangkah mendekati Alea. Dengan
kasar pula, Keysa menarik tangan Alea
menuju ruangan kosong di belakang sekolah. Keysa sontak mencengkram dagu Alea kuat. Sorot mata nyalang itu
menusuk kedua iris kelam Alea. Hingga Alea ketakutan setengah mati.

"Lo harus diberi pelajaran cewek gatel! Ternyata muka lo doang yang polos! Ternyata kelakuan lo gak ada polos-polosnya sama sekali! Gue benci
sama lo yang udah berani-beraninya
ngerebut Rangga dari gue! Kalau gue
emang gak bisa milikin Rangga, lo
juga gak bakal bisa milikin dia!"

Alea meringis.
"Sya, ini sakit! Lepasin gue!"

"Gue gak akan lepasin sebelum lo nurut sama gue! Jauhin Rangga dan hidup lo bakal aman! Lo bebas menggatel di luar sana, cewek jalang!"

"Gue bukan cewek jalang! Tapi elo lah jalang yang sebenarnya. Gue tau lo deketin Rangga karna cuman pengen pansos ‘kan sama teman-teman lo?”

Keysa tertawa sarkas. Setelahnya, cewek itu semakin menguatkan cengkeramannya di dagu Alea.

"Hahaha ... ternyata lo pinter juga, Alea. Gue emang deketin Rangga cuma buat pansos dan lo menghalangi tujuan gue. Jadi lebih baik sekarang lo menyerah aja! Lo gak bakal menang lawan sama gue!”

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang