5 (Sidang)

25.6K 1.5K 23
                                    

🅱️🅱️🅱️

Alea dan Arkan sedang duduk berdua di hadapan kedua orang tua Alea, yaitu Salma dan Darrel. Setelah kejadian beberapa menit yang lalu di kamar Alea, keduanya pun diinterogasi bak pencuri yang tertangkap basah. Alea dan Arkan hanya bisa terdiam saat Darrel—Papa Alea menatap tajam ke arah keduanya. Darrel saat sedang dalam mode marah benar-benar menyeramkan. Beda halnya dengan Mama Alea yang hanya bisa diam dan
berekspresi tenang.

"Kenapa kalian melakukan itu?"
tanya Darrel, buka suara.

Arkan yang mendengar pertanyaan
Papa Alea mencoba mendongakkan kepala dan menatap wajah Darrel. Arkan berusaha tenang, meskipun dalam hati ia merasa takut jika Papa Alea benar-benar marah dan menghajarnya sampai babak belur.

"Maaf, Om. Saya bisa jelasin.
Semuanya gak seperti yang Om pikirkan. Saya dan Alea tidak ada
berbuat yang aneh-aneh."

"Kamu pikir saya percaya begitu
saja? Kejadian tadi sudah membuktikan jika kalian melakukan hal yang tidak-
tidak.”

"Kita gak mungkin ngelakuin hal
yang aneh-aneh, Pa. Aku juga gak tau
kenapa Arkan bisa ada di kamar aku
dan telanjang dada kaya gitu. Ini
semua bukan keinginan aku," sela Alea yang tak setuju dengan tuduhan Darrel.

"KALIAN HARUS MENIKAH!"

Tiga kata itu langsung meluncur begitu saja dari mulut Darrel. Alea menatap tak percaya ke arah papanya.
Ia tak menyangka jika papanya punya
pemikiran seperti itu, padahal semuanya hanyalah karena kesalahpahaman saja.

"Apa? Menikah? Aku gak mau nikah
sama dia, Pa. Semua ini cuma salah
paham, kenapa sih Papa sama Mama gak percaya sama aku?" Alea hampir menangis. Keputusan Papanya sangat berat untuk ia terima. Beda halnya dengan Arkan yang sedari tadi hanya bisa diam dan takmengeluarkan sepatah kata pun lagi. Ia juga tak menyangka jika semuanya akan berakhir seperti ini.

"Papa melakukan semua ini agar
kejadian seperti ini tidak terulang lagi, dengan begitu tidak akan ada lagi pihak yang dirugikan dan ini semua demi kebaikan kamu dan Arkan,"
ucap Papa Alea tegas.

"Aku gak mau nikah sama Arkan, Pa. Ini semua terjadi karena kesalahan dia. Aku gak mau kalau harus nikah muda, aku masih pengen bebas tanpa adanya ikatan.”

"Ini sudah menjadi keputusan Papa, jadi kamu tidak bisa mengganggu gugat lagi.”

"Nggak! Aku gak mau nikah sama dia, aku benci sama dia!" final Alea, kemudian pergi dari sana meninggalkan Arkan bersama kedua orang tuanya.
Pandangan Darrel beralih ke arah Arkan.
"Arkan ….”

"Iya, Om?" jawab Arkan pelan
sambil mendongakkan kepalanya.

"Pulanglah, ini sudah malam! Urusan ini biar Om yang urus, besok Om akan temui papa kamu," ucap Papa
Alea.Arkan pun hanya bisa mengangguk pasrah, kemudian beranjak berdiri dari duduknya. Lantas, ia pamit.

"Kalau gitu, saya pamit pulang dulu
Om, Tante.”
Setelah kepergian Arkan, Salma mulai buka suara. Ada kekhawatiran yang terselip dari keputusan suaminya
untuk menikahkan Alea dan Arkan.

"Apa tidak terlalu cepat, Pa?
Mereka berdua masih terlalu muda. Aku takut jika mental mereka belum siap untuk menikah. Apalagi Alea bilang ia tak menyukai Arkan.”

Nikah SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang