Chapter 14 : I just love you

225K 13.6K 898
                                    

"Kenapa kau sangat terobsesi dengan kuliah?"

Rhea tak menggubris pertanyaan Javier. Dirinya sedang fokus melakukan pendaftaran kuliah online. Matanya menancap di layar laptop sampai dia tak sadar bahwa sedari tadi Javier duduk di belakangnya, dengan paha menghimpit tubuhnya.

Ya, Rhea saat ini duduk di lantai dengan laptop di atas meja dan Javier di sofa.

Rhea tak pernah menyangka hidupnya akan jungkir balik seperti ini. Takdir buruk rasanya gemar mengikutinya. Dan ini adalah yang terburuk di sepanjang hidupnya, sepertinya.

"Jawab saat aku bertanya."

"Aku sedang sibuk."

Nada ketus Rhea membuat Javier tersenyum lucu. Aku sedang sibuk. Dia bicara seolah dirinya adalah seorang pebisnis saja.

"Kau mahasiswa arsitek?" Mata Javier menyipit sedikit saat melihat pilihan yang baru saja di klik oleh Rhea.

Columbia University. Itu adalah dimana Rhea selama ini berkuliah. Dan Rhea masih terlalu fokus dengan ini dan itu. Baginya Javier hanyalah hantu.

"Jika kau masih bisu, aku akan memperkosamu di lantai sekarang juga."

"Y-Ya... aku mengambil jurusan arsitek."

Sikap Rhea selalu berhasil membuat ia marah sekaligus sangat amat tertantang. Dia ingin melakukan percintaan itu lagi karena gadis ini telah membangkitkan gairahnya. Sesungguhnya Javier ingin sekali bercinta dengan Rhea saat gadis itu berada dalam keadaan sadar dan bukan pengaruh obat perangsang. Dia ingin Rhea mengingat percintaan mereka di setiap detiknya. Dia ingin Rhea sadar bahwa Javier telah menunjukkan kenikmatan dunia yang belum pernah ia rasakan selama ini.

Ia merasa bersalah telah mengambil perawan Rhea diam-diam? Tentu saja... tidak sama sekali.

Pria itu tersenyum dengan wajah brengseknya yang khas, menatap kepala Rhea yang kini nyaris menempel di dadanya. Ingin sekali ia mengecup puncak kepala itu, atau setidaknya mengelusnya.

Namun senyum Javier hilang, di gantikan dengan wajah datar saat sebuah pikiran menghampiri benaknya.

Jika memang Rhea memiliki hubungan dengan Alaric, apa mungkin keparat itu sanggup menahan godaan untuk tidak menyentuh gadis ini? Bagaimana bisa Rhea masih perawan? Bagaimana bisa foto-foto mereka yang tersebar terlihat begitu mesra? Di foto itu Alaric memakai setelan formalnya, merangkul sambil mengecup kening Rhea yang sedang tersenyum. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih. Dan anehnya, Javier merasa sangat tak suka. Kenapa harus Rhea? Kenapa harus gadis ini yang berurusan dengan Alaric Patlers?

Lebih tepatnya, kenapa dia sudah tak punya keinginan untuk menyiksa Rhea lagi? Seperti rencana awalnya?

Brengsek memang.

"Omong-omong karena kau sudah membakar kartu debitku, jadi kau harus mengurus pembuatan kartu yang baru. Yah bukannya mau merepotkanmu, tapi aku tau kau tak akan membiarkanku keluar dari rumah ini."

Rhea menekan tombol enter lalu menunggu file pendaftarannya ter-upload ke situs universitasnya.

"Aku harus membayar uang kuliah." Sambung Rhea.

"Aku tak akan repot-repot pergi ke bank untuk mengurus tabungan yang tak seberapa itu."

"Lalu apa gunanya memberiku laptop? Sama saja bohong jika aku tak bisa membayar kuliahku."

"Aku yang akan membayar kuliahmu, Rhea."

"Tidak perlu. Aku akan membayarnya dengan uangku sendiri."

Hei jangan gila. Dia bilang dia akan membayar uang kuliahnya? Siapa yang mau berhutang budi? Itu tidak akan pernah dilakukan Rhea lagi. Terlebih berurusan dengan pria seperti Javier. Sebisa mungkin Rhea mencegah apapun itu yang dapat mengikatnya dengan pria bajingan ini.

LAS VEGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang