Chapter 36 : Rayuan demi rayuan

173K 13.2K 2.3K
                                    

Javier terengah-engah. Rhea pun berhenti di ujung jalan sambil menopang tubuhnya di lutut menggunakan kedua tangannya.

"Apa kali ini Harry tidak ikut kejar-kejaran ini?" Tanya Rhea sambil menoleh ke belakang Javier, lalu ia terduduk di tanah dengan kaki berselonjor.

Javier perlu menetralkan detak jantungnya sebelum duduk di hadapan Rhea. Javier memang sudah tidak waras. Dia rela kejar-kejaran untuk yang kedua kalinya demi mengejar Rhea. Javier tak habis pikir. Tapi yang dia tau, dia sangat bahagia. Seolah Rhea menunjukkan dunia yang baru baginya.

Dunia yang begitu indah.

"Harry sudah terbang ke Maldives." Jawab Javier kemudian."Menjemput Rossa Rose entah siapalah nama wanita cabul itu."

"Rosie."

"Ya wanita itu."

"Apa dia tidak pulang bersama kalian?"

"Aku meninggalkannya di Maldives saat kau kabur bersama Alaric. Aku muak melihat wanita lain satu pesawat denganku selain dirimu."

"Kau sangat bacot."

"Kenapa kata-kata yang buruk sekalipun terdengar indah jika itu keluar dari mulutmu?"

"Dan kenapa kata-kata paling indah sekalipun terdengar buruk jika keluar dari mulutmu? Seperti rayuan murahan barusan."

"Tidakkah kau merasa kita sangat cocok menjadi sepasang suami istri?"

"Rasanya kalimat seperti itu tak cocok diucapkan oleh seorang pria yang tak ingin menikah sepertimu."

"Tapi bagaimana? Aku bahkan sudah memiliki seekor bayi di dalam perutmu."

"Seekor?"

"Its a baby cheetah, right?"

Oh god. Rhea rasanya ingin sekali menghantam rahang Javier dengan tendangannya. Rhea menghela napasnya lalu merebahkan diri, menatap langit malam dengan napas masih tersenggal-senggal.

Dan Javier segera mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia merebahkan kepalanya di perut gadisnya, merasakan kenyamanan yang luar biasa.

Rhea terkesiap tapi Javier menahannya.

"Javier bangunlah! Kenapa kau tidur di perutku!"

"Diamlah, Rhea."

Jantung Rhea berdegup kencang. Astaga kenapa posisi ini sangat romantis? Orang-orang yang lewat sampai melirik sambil geleng-geleng kepala. Rhea harus menetralkan detak jantungnya agar Javier tak mendengarkan kegugupan ini.

"Kenapa kau sangat gemar berlari dariku?"

"Tentu karena kau berbahaya."

"Apa kau terinspirasi dari film bollywood?"

"Mungkinkah kau yang terinspirasi? Karena kau yang selalu mengejarku, seperti Syahrukh Khan yang mengejar Kajol."

"Untunglah kau tak bersembunyi di balik tembok, pohon atau semak-semak belukar."

"Kau sepertinya memang hafal sekali adegan-adegan di film Bollywood."

Javier tertawa keras. Baginya itu sangat lucu namun bagi Rhea itu biasa saja. Dia bahkan tak berniat melawak sama sekali.

"Aku memang sering berolahraga dengan berlari." Jelas Rhea sambil tertawa pelan."Biasanya di malam hari aku akan mengelilingi perkotaan. Seperti tadi. Itu menyenangkan."

"Olahraga malam seharusnya tak begini, sayang."

"Lalu bagaimana?"

"Haruskah aku mengingatkanmu?" Javier tersenyum nakal."Apa kau tidak merindukan olahraga ranjang yang menyenangkan itu?"

LAS VEGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang