Chapter 23 : Kekhilafan Rhea

238K 12.7K 1.3K
                                    

Javier menggendong Rhea yang lemah tak berdaya lalu meletakkan tubuh gadis itu di atas kasurnya sesampai di rumah. Napas Rhea masih tersenggal-senggal dan peluh membanjiri tubuh keduanya hingga kemeja Javier basah bak orang kecemplung dalam sungai.

Javier memandangi Rhea takjub. Memang pria itu sudah gila. Di matanya Rhea terlihat sungguh seksi dalam keadaan basah-basah begitu.

Javier berjongkok di depan ranjang lalu mengelus betis Rhea setelah dia melepaskan sneakers gadis itu. Matanya tak lepas dari wajah Rhea.

"Apa kakimu kram? Aku akan memijitnya. Tapi setelah itu giliranmu memijitku."

Rhea menghela napasnya sambil menerima pijatan dari tangan Javier yang lumayan untuk ototnya yang kram. Oh itu sangat enak.

"Kenapa kau sangat berani, Rhea? Kau berlari seperti seekor cheetah. Tapi sia-sia bukan?"

"Tidak ada yang sia-sia. Aku tetap merasa puas karena setidaknya aku sudah berusaha."

"Dan kau lagi-lagi kalah."

"Sialnya disitu. Tapi aku akan mencoba lagi sampai aku berhasil."

Javier terkekeh."Mencoba melarikan diri?"

"Apa lagi yang bisa kulakukan?"

"Apa rencanamu setelah ini? Melompat dari gedung?" Javier mengejek."Itu tak akan terjadi karena mulai hari ini aku akan mengikatmu di ranjangku."

Deg.

"Aku memberimu kebebasan tapi kau mengkhianatiku. Jadi tak akan pernah ada lagi kesempatan untuk melarikan diri."

"Bebas apanya? Aku terborgol di tanganmu!"

"Terborgol saja kau bisa lepas. Apalagi tidak? Ini akan menjadi pengalaman berharga untukku. Aku tak akan pernah melupakan hari ini."

Tangan Javier terus melakukan pijatan di betis Rhea, lalu naik ke paha mulusnya, menyingkap rok gadis itu dengan nakal.

"Javier!" Rhea memukul tangan pria itu sambil memutar matanya.

"Daripada mencoba melarikan diri, lebih baik kau mencoba untuk menerimaku, little cheetah."

"Aku sudah trauma dengan pria brengsek."

"Trauma?"

Rhea tak menjawab. Dia tak ingin membahas masa lalu. Dirinya sudah menutup rapat-rapat tentang ingatan menyakitkan itu. Dan karena itu pula begitu sulit baginya untuk mempercayai laki-laki.

Tidak lagi.

"Apa yang terjadi padamu di masa lalu, Rhea?"

"Bukan urusanmu, Javier."

"Apa kau punya seseorang? Kekasih?"

"Tidak."

Entah kenapa Javier merasa marah kini. Perasaannya jadi tak karuan.

"Sudah sekarang giliranmu." Javier bangun lalu melepaskan kemejanya yang basah, teronggok di lantai. Pria itu kini berbaring di sebelah Rhea.

Dan Rhea bangun, duduk di ranjang sambil meletakkan tangannya di betis Javier. Mau tak mau dia harus memberikan pijatan pada laki-laki ini.

"Ke atas lagi."

"Disini?"

"Sedikit lagi."

"Disini?"

"Lagi."

Rhea terkesiap menyadari posisi tangannya yang kini berada di atas benda keras yang menonjol di balik celana. Astaga, pria jahil ini! Sebelum sempat Rhea memindahkan tangannya, Javier menangkap tangan mungil itu lalu menindih Rhea.

LAS VEGASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang