Bagian Dua Puluh Tujuh

4.3K 330 187
                                    

Thanks buat semua readers Bryan anteng nangkring di #Rank2 semoga bisa nangkring di #Rang1 ya...thanks u all😘😘😘

Happy Reading

Pagi pun menyapa bumi,mentari pagi nampak menunjukan sinar nya yang hangat.
Sepasang anak manusia nampak masih berbaring dalam hangat nya selimut tebal yang membungkus tubuh mereka

"Gadis kecil,apa kita hanya akan berada di atas ranjang sepanjang hari?" Senyum tak lepas dari bibirnya, Bryan dengan suasana hati yang bahagia sedang memandangi wajah Lilly yang terlihat begitu cantik,rambut panjang nya yang berantakan menutupi sebagian wajah nya. Dengan perlahan Bryan menyingkirkan rambut-rambut itu dari wajah Lilly

Lilly hanya menggeliat dalam selimut yang membungkus nya,mata gadis itu  masih terpejam ia belum ingin terbangun

"Ayo! Bangunlah!" Bryan masih berusaha membangunkan istrinya. Ia mulai menggoda nya menciumi wajah Lilly, kulit nya halus terlihat merah merona meski tanpa blush-on bibir ranum nya nampak menggemaskan membuat Bryan tergelitik untuk menggoda nya disana. Di kecupi nya dari kecupan ringan sampai bertubi-tubi dan tanpa ia duga sebelumnya gadis itu nampak menggigit bibir Bryan membuat ia terkejut

" Sakit!" Ucap nya terdengar merintih dengan suara pelan

" Biar saja! Salah mu mengganggu ku!"

"Aku hanya membangunkan istri ku!"

" Aku masih mengantuk beruang!" Perlahan mata gadis itu terbuka dengan malas

"Kita harus mandi,sarapan dan hari ini kita akan keluar untuk jalan-jalan sebelum meninggalkan Paris" dengan semangat dan rasa bahagianya Bryan menjelaskan rencana mereka hari ini

"Meninggalkan Paris? Sedikit bingung Lilly bertanya pada akhirnya

" Huum, nanti kau akan tahu. Ayo! Sekarang kita mandi" dengan tanpa di duga Bryan mengangkat tubuh gadis itu dan menggendong nya ala bridal style membuat Lilly teriak karena terkejut

__________________

Jakarta

" Apa selama itu kamu cuti,Donia?" Dengan wajah lesu Steven menanyakan prihal waktu cuti kerja Lilly yang lumayan lama

" Maaf, Steve! Jawab gadis itu dengan rasa tak enak hati kemudian gadis itu melanjutkan kata-katanya "Dan seperti yang sudah aku katakan,lebih baik aku mengundurkan diri dari pada aku terlalu lama meninggalkan pekerjaan di sana" ujar Lilly lagi dengan suara pelan merasa tidak nyaman atas ijin cuti nya

" Kau tenang saja perusahaan akan menunggu mu. Lagi pula selama tiga tahun kamu bekerja,kamu tidak pernah ambil cuti kerja,kan?" dengan sangat bijak Steven menanggapi permintaan Lilly

" Apa kau tidak rindu pada atasan mu,hum?" Goda pria itu dengan memasang wajah jahilnya

" Apa? Tidak...tidak...aku tidak rindu pada mu, Steve! Kau sangat cerewet,dan menyebalkan mana mungkin aku rindu pada mu" Sahutnya dengan bergurau dan tawa gadis itu pun pecah saat mendengar gerutuan  lawan bicaranya

" Huh,kau tega sekali! Aku bahkan sangat merindukanmu,nona" jawab Steven dengan bercanda namun dalam hati,ia benar-benar merindukan gadis itu, meski ia tahu itu terlarang

" Hei,jangan bergurau tuan! Anda rindu kapan aku bereskan pekerjaan ku,benar kan?"

"Ha..ha..ha...kau pintar sekali,nona" tawa Steven di sebrang telpon terdengar sangat lepas dan terbayang wajahnya yang bahagia

" Bagaimana dengan iklan kemarin,apa sudah beres?" Lilly dengan serius bertanya pada Steven karena ia meninggalkan pekerjaan di saat iklan tersebut belum selesai dan belum launching

 Istri Pilihan DadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang