Pelukis, yang terfikir dibenak sebagian orang jika terlintas sesaat, seseorang yang berbakat dengan benda-benda yang lumrah digunakan oleh seluruh pelukis.
Sulit dikendalikan sesuai dengan pemikiran. Dengan cekatan ia mulai menggoreskan pensilnya arsir demi arsir.
Seorang pelukis yang handal pasti telah terlatih sejak ia belum mengenal apa itu seni yang sebenarnya. Dan semua itu dari hobby atau kebiasaan yang sering sekali dilakukan.
Kebiasaan. Akan mempengaruhi setiap manusia jika ia melihat dan terobsesi dengan hal tersebut, dan membuat sang empu tak bisa melepaskan kebiasaan itu.
***
"Stop! Ibu gue ga salah". Pekikan seorang gadis menggema sepanjang gang, sambil berlari ia langsung memeluk ibunya yang kini tengah meregang nyawa.
"Ibu, bu... bangun!!!".
Pikiran pria itu kembali teringat, sebuah tragedi yang mengerikan bagi bocah berumur 8 tahun. Ibunya meregang nyawa dihadapannya, ibu yang selalu ada untuknya dan akan melakukan apa saja untuk ia dan sang adik.
Kejadian 14 tahun silam, ayahnya yang telah menjelma menjadi pria iblis. Dan sang adik yang menangis dipelukan kakaknya, memohon kepada sang kakak untuk membangunkan ibunya kembali.
"Lo! Lo udah bunuh ibu gue!!". Gadis itu berdiri lalu berjalan mendekati pria yang telah merenggut nyawa ibunya.
"Dasar jahat! Jahat!!! Kejam! Kenapa lo bunuh ibu gue ha!!?? Balikin! Balikin ibu gue!!!!". Ia mencengkram kuat kerah baju pria itu, memukul-pukul dadanya sebelum ia menangis dan lemah dipelukan pria tersebut.
"Ibu ga salah". Ucapnya lirih. Pria itu terdiam, ia tidak tau harus melakukan apa. Ini kali pertama ia menyentuh wanita selain wanita-wanita yang menjadi korbannya.
"Ibumu.. ibumu".
'Sial'. Umpatnya dalam hati, jantungnya mulai berdegub kencang. Ya, bagaimana tidak. Wanita itu masih memeluk dirinya
Wanita itu kini memandang lekat mata tajam itu, sesaat pandangan mereka beradu, lalu lamunan itu buyar. Tangisan gadis itu semakin pecah.
'Akhh! Kenapa aku terlihat lemah didepan gadis ini'. Gumamnya.
"Lo sadar ga sih?! Apa yang lo lakuin itu udah keterlaluan, lo lakuin ini hanya untuk memuaskan nafsu lo aja!! Lo ga tau apa? Seberapa berharganya nyawa?! Ga ternilai!!. Asal lo tau! Selama ini gue selalu liat lo ngebunuh wanita-wanita yang gue ga tau salahnya apa sama lo!!....". Gadis itu terdiam sesaat, menghapus kasar air matanya.
"Gue bungkam!! Gue ga mau terlibat. Tapi tanpa gue sadar, orang yang selalu gue liat itu juga ngincar ibu gue. Mau lo apa ha??!! Lo belum ngerasa apa? Rasanya kehilangan??!".
Pria itu terdiam. Membiarkan gadis dihadapannya mengeluarkan semua keluh kesahnya. Ia menatap pupil mata gadis itu, terdapat banyak sekali kesedihan.
Merasa bersalah? Tentu saja tidak. Jalang tidak pantas hidup dibumi, malinkan di neraka. Pikirnya.
"Kenapa? Kenapa diam?! Jawab gue!! Hiks.. hiks.. apa salah ibu gue?!". Kini ia berbalik kembali memeluk mayat sang ibu.
Siapa yang tidak merasa perih melihat orang yang disayang meregang nyawa dihadapannya. Apa lagi seseorang itu adalah ibu. Ibu yang melahirkan dan membesarkan kita.
"Kenapa lo natap gue kaya gitu? Mau bunyg gue juga? Silahkan". Energinya untuk berbicara sudah terkuras habis. Percuma berbicara dengan manusia batu ini, buang-buang tenaga ku saja. Batinnya.
"Kenapa masih diam?". Menatap nanar mata tajam itu.
"Bunuh gue juga, gue ga mau hidup dengan dendam".
•
•

KAMU SEDANG MEMBACA
Live in the past
Mystery / ThrillerRumah mewah terjulang indah, membuat penghuninya hanya mengisahkan tawa dan kebahagiaan. Tak heran, membuat siapapun yang melihatnya, merasakan iri akan keharmonisan itu. Kini, hari ini, malam ini, rumah megah pembawa kebahagiaan itu, telah beruba...