35. - Back to home

58 9 0
                                    

Bruk!

Raksi melotot, PC gaming nya yang di pegang Raja jatuh mengenaskan di atas lantai dingin apartemen.

"Bangsat!" Maki Raksi seraya memungut PC gaming nya. Dia mengelus-elus PC gaming nya dengan sayang seolah-olah benda mati itu merasa kesakitan.

"Lebay! Lagian lo ngapain coba tiba-tiba nanyain hati gue!" Kesal Raja.

"Yaelah, kita kan mau balik ke Jakarta, gue tanya hati lo apa kabar? Udah move on belum dari Cleo sama Shasha? Gitu!"

Raja mengangguk kecil, tapi wajahnya datar. Sejujurnya ada sedikit perasaan  penasaran mengenai keberadaan Alesha. Berbagai pertanyaan pun terkadang terlintas di pikiran Raja, seperti, apakah Alesha sudah kembali atau belum, apakah Alesha sudah bersama orang lain atau belum, dan terakhir, apakah Alesha dan Cleovansa sudah bahagia atau belum.

Sering kali ego Raja menginginkan Cleovansa atau Alesha untuk menjadi masa depannya. Tapi tentu tidak semudah itu, mereka bertiga sudah memilih menjauh, apalagi ia tidak mungkin kembali pada Cleovansa. Gadis Madava itu pasti tidak akan direstui oleh Ayahnya untuk kembali pada laki-laki pengecut sepertinya.

Kabar kedua gadis itu pun sama sekali tak terdengar oleh Raja, kecuali kabar terakhir Cleovansa yang sudah mempunyai pengganti dirinya. Ya, setidaknya ia tidak meninggalkan rasa benci di hati Cleovansa itu sudah cukup.

Tapi mungkin Raja meninggalkan rasa itu pada Alesha. Gadis yang pernah menyandang sebagai tunangannya saat sebelum memasuki SMA. Bodohnya Raja melepaskan gadis sebaik dan sesempurna Alesha dan menghancurkan banyak hati serta persahabatan Orionis.

Jika Raja diberi pilihan untuk kembali pada masa itu, maka ia akan memilih mempertahankan Alesha dan membiarkan gadis baik seperti Cleovansa untuk mendampingi Haje.

Andai hari itu Raja tidak bermain-main pada perasaan Haje, mungkin saat ini ia akan berakhir dengan salah satu diantara Cleovansa dan Alesha. Tapi lagi-lagi ia disadarkan oleh kenyataan bahwa sedari awal Raja sudah salah mengambil keputusan.

Raja tidak pernah menyesal karena Cleovansa, sebab bagaimanapun ia pernah bahagia bersama gadis itu. Raja juga tidak menyesal karena terlambat menyadari perasaan cintanya pada Alesha, sebab dari situ ia bisa belajar merasakan apa yang Alesha rasakan selama tiga tahun. Bedanya sekarang karma Raja lebih panjang dari seharusnya.

Menunggu seseorang untuk datang kembali memang tidak mudah. Butuh stok sabar yang banyak dan dada yang lapang untuk menerima suatu konsekuensi suatu hari nanti dari keputusan mereka di masa lalu. Dan rasanya, Raja sedang merasakan itu semua.

Alesha, aku berharap kita punya waktu untuk menyelesaikan kisah yang sempat tertunda dahulu.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Raksi hati-hati.

Raja hanya merespon pertanyaan Raksi dengan senyuman. Ia masih terpaku pada sebuah harapan. Harapan yang mungkin saja berakhir semu, namun Raja tidak peduli, ia tetap akan berharap bahwa suatu hari nanti yang dijodohkan dengannya adalah Alesha.

"Gue... Baik-baik aja kok. Ayo lanjut beres-beres lagi aja."

"Lo kalo mau istirahat ya istirahat aja dulu, masih ada besok kalo mau beres-beres. Jangan sampe lo kenapa-kenapa aja, soalnya nanti nyusahin."

"Bajingan." Ujar Raja disertai senyuman terpaksa. Sedetik kemudian mereka memulai aksi kejar-kejaran dengan masing-masing memegang satu bantal sofa.

•••

"Anjir banget, ngapain sih lo masuk mobil gue?! Itu mobil jemputan lo nunggu!" Sewot Raja pada Raksi yang malah ikut masuk kedalam mobilnya dan kebetulan Lexi yang menjemput Raja.

"Sabar elah, gue mau ngomong bentar sama Cherly!" Ujar Raksi tak kalah sewot.

"Kalian ini udah jadi angkatan bersenjata aja masih jadi tukang ngegas, gimana kalo nugas nih? Jangan-jangan kalian yang paling kasar?" Sarkas Lexi.

Raksi berdeham sebentar, "Lo nanti malam siap-siap, Cher." Kata Raksi sedikit gugup.

Raja menahan tawanya saat tau kemana arah pembicaraan Raksi.

"Ngapain? Gue mau maskeran juga!"

Raja menepuk puncak kepala Lexi dua kali sebelum berujar, "Raksi mau lamar kamu, nanti biar aku yang bilang sama keluarga kalau Raksi datang malam ini. Pokonya jangan nolak!" Tegas Raja.

"Lo ... Yakin?" Tanya Lexi pada Raksi yang terdiam salah tingkah.

"Ya." Jawab Raksi seadanya.

Raja mendorong-dorong Raksi agar segera keluar dari mobilnya. "Raja anjing!" Maki Raksi sebelum mengalah  dan pergi dari mobil Raja.

"Itu, Raksi beneran?" Tanya Lexi setelah beberapa saat hening. Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota yang cukup padat.

"Iya. Dia mau serius sama kamu. Atau kamu udah sama Jovan? Bilang sekarang kalau ada seseorang di hati kamu, biar aku suruh Raksi pilih perempuan lain. Dia pantas untuk dicintai, jadi jujur aja, jangan buat semuanya rumit gara-gara kamu berpura-pura menyukai dia."

Lexi terdiam beberapa saat, matanya memang fokus pada jalanan, tapi pikirannya sibuk berfikir apakah hatinya sedang diisi seseorang atau tidak. Dan paling penting, bisakah Lexi mencintai Raksi seiring berjalannya waktu?

"Pasti bisa, asal kamu berusaha. Cinta bisa tumbuh karena terbiasa, kalian akan saling memahami nanti, pikirkan aja dulu, kalau gak ingin silahkan tolak, biar aku yang menangani kekecewaan Raksi nantinya." Ujar Raja seakan tau isi pikiran Lexi.

"Asal kamu tau, Raksi pernah mencintai perempuan sesempurna Alesha. Jadi jangan disia-siakan saat dia mau mencintai kamu. Bukan menjelekkan, tapi tau sendiri Raksi itu super pemilih, aku harap kamu gak menyesal karena menolak Raksi. Tapi tetap berdiri teguh sama keputusan kamu, Lex. Jangan terpengaruh pada omongan buruk orang-orang tentang apapun. Kalau kamu menerima, berarti kamu siap menerima segala hal yang ada di diri Raksi, begitu juga kalau kamu menolak berarti kamu memang tidak siap dengan semuanya." Lanjut Raja.

Lexi semakin dibuat tak karuan oleh perkataan Raja. Apalagi saat tau Raksi pernah mencintai sahabatnya sendiri, Lexi jelas sadar kalau dirinya jauh berbeda dari Alesha. Dia tidak seanggun, seramah, dan selembut Alesha. Malah Lexi bisa dibilang sedikit tom boy dan bar-bar.

"Aku gak mau!" Tegas Lexi tanpa pikir panjang.

Raja terkejut. Bagaimana bisa saudara nya berpikir secepat itu? Bahkan tanpa merundingkannya dengan orang tua?!

"Lex, rundingin dulu. Jangan sampai kamu menyesal."

"Aku gak akan nyesel! Aku yakin! Lagipula aku masih suka ... Jovan." Lirih Lexi. Dalam hati gadis itu menggumamkan maaf pada sosok Jovan yang dia pakai namanya untuk sebuah alasan.

Raut wajah Raja yang awalnya melunak berubah keras. "Oke! Kesempatan kamu hilang, Raksi bukan tipe orang yang akan memberikan kesempatan kedua, semoga kamu enggak menyesal, Lex." Ujar Raja lantas turun dari mobil setelah mobil yang dikendarai Lexi terparkir di pekarangan rumahnya.

"Maaf Raksi," Lirih Lexi parau.

***
Terimakasih telah membaca cerita RAJA

***Terimakasih telah membaca cerita RAJA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dapet ketjup dari Raja tuh 🤭

See you next chapter

Salam hangat,
Sey ❤️

RAJA | Na Jaemin [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang