41. - Epilog

174 17 6
                                    

Hari ini, tepat dua hari setelah Raja menemuinya di kantor. Dan hari pula hari keberangkatan Raja menuju perbatasan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pasukan bersenjata.

Berat rasanya ketika baru bertemu tapi harus kembali dipisahkan oleh tugas dan jarak. Namun Cleovansa yakin bahwa jalan inilah yang terbaik untuk hubungan dirinya dan Raja.

Satu tahun waktu yang cukup untuk Cleovansa dan juga Raja kembali berpikir mengenai hubungan mereka nanti. Memulai untuk introspeksi diri, ataupun semakin memperbaiki diri agar semakin pantas untuk bersanding bersama suatu hari nanti.

Tidak ada yang Raja sesali kali ini atas kepergiannya dari Jakarta. Semuanya sudah mulai menemukan titik terangnya kembali.

Untuk urusan Yasmine Almathea pun sudah Raja luruskan. Dia jujur pada Dokter spesialis syaraf itu bahwa dirinya memang kurang cocok bersama Yasmine dan telah memutuskan untuk kembali menaruh harap pada Cleovansa, mantan kekasihnya sepuluh tahun lalu.

Yasmine jelas menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Tidak baik pula memaksakan kehendak pada seseorang yang hatinya bukan untuk kita. Maka dengan senyuman Yasmine berkata, "Bukan masalah besar, kamu bisa mengejar cinta mu. Aku juga demikian, nanti." Begitulah jawaban Yasmine saat Raja mengantar perempuan itu ke depan mobil keluarganya.

Ya, Yasmine memutuskan untuk tidak jatuh cinta dulu. Sempat Raja apa alasannya karena dia? Tapi gelengan kepala Yasmine menjadi jawabannya. Dokter spesialis syaraf itu belum menaruh rasa pada Raja. Jadi ketika Raja memutuskan untuk membatalkan pertunangan mereka pun Yasmine setuju tanpa harus membuat drama tersakiti dulu.

Raja merasa lega setelah satu persatu masalahnya telah usai. Masalah Alesha biarlah berlalu, biarkan semuanya mengalir layaknya air. Karena pastinya bukan Raja yang diinginkan Alesha, melainkan sahabatnya. Raja yakin itu. Walau ragu sahabat yang mana yang dia maksud, tapi biar saja. Dengan siapa pun Alesha nanti, Raja berdoa semoga pasangan perempuan bijaksana itu adalah lelaki baik yang bisa memperlakukan Alesha lebih baik daripada dirinya.

"Udah siap?"

Raja menoleh ketika Papa menepuk pundaknya cukup keras. "Iya." Jawab Raja tegas.

Raja memang akan bertugas di perbatasan selama tujuh bulan. Kalaupun lama pasti satu tahun, dan disana Raja akan didampingi oleh Brigjen, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raksi Adyastha.

Lagi-lagi Raksi. Sepertinya Tuhan memang tidak ingin menjauhkan sad boy  itu darinya. Walau begitu Raja tetap senang, setidaknya dia tidak akan merasa kesepian ketika di rumah dinas nanti. Karena pastinya Raksi akan selalu berkunjung dan merecokinya.

"Raja,"

Cleovansa tersenyum manis seraya menghampiri Raja setelah berdiam diri di belakang guna memberikan waktu lebih banyak untuk keluarga Kavindra melepaskan putra tunggal mereka bertugas di perbatasan.

Tadi Cleovansa juga sempat melepas rindu pada Mama. Mereka sudah lama tidak bertemu. Terhitung dari setelah mereka putus saja. Jadilah Scheryn—mama Raja merencanakan quality time dengan Cleovansa Minggu depan.

"Hm?"

"Jaga diri baik-baik."

Raja tersenyum tipis, Cleovansa ternyata masih sedikit canggung padanya. Wajar saja, Raja tidak merasa tersinggung atau pun marah. Yang dia lakukan selanjutnya adalah memeluk tubuh Cleovansa.

Raja hanya tidak ingin menghilangkan kesempatan. Sebelum pergi, Raja ingin memeluk Cleovansa sekali saja, sebagai pelukan perpisahan dan kerinduan yang sebelumnya tidak pernah tersampaikan.

"Satu tahun. Aku bakal kembali satu tahun lagi." Lirih Raja tepat di telinga Cleovansa.

Perempuan cantik itu membalas pelukan Raja yang terasa erat. "Aku akan jaga hati. Aku tunggu kepulangan kamu."

RAJA | Na Jaemin [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang