Spesial buat teman-teman semua... Hari ini Doubel Up Ya.... Tapi jangan lupa di vote... Biar kami semakn semangat menulis ceritanya...
Sore hari selepas pulang dari sekolah, aku melihat Timo sedang duduk di kursi roda sembari memandangi ARTnya yang tengah menyiram tanaman di halaman depan rumah. Seusai mobil terparkir di garasi rumah, aku meminta Supir pribadi keluarga kami untuk membawakan Tasku kedalam, karena aku ingin langsung menemui Timo yang mungkin sedang menunggu kedatanganku sedari tadi.
"Hey Tim... Kamu lagi ngapain.... " Sapaku padannya.
" Aku lagi nunggu kamu Tam... Kok lama banget sih... Jam segini baru pulang.... " ucap Timo.
" di sekolah kan ada pembelajaran tambahan... Makannya agak lama pulangnya.... " kataku.
" oh... Gitu.... "
" Iya... Gitu.... "
" oh iya Tam... Besok aku mau sekolah lagi... Udah kangen aku sama suasana sekolah.... " ujar Timo.
" Are you sure... Kamu kan belum sehat betul.... " kataku yang masih ragu dengan keputusan Timo, pasalnya, dia masih belum bisa berjalan dan harus menggunakan Kursi roda sebagai alat mobilitas dia.
" Sure Tam... Kamu gak inget apa sama perkataanku kemarin.... " ujar Timo serius.
" Is okay... Up to you.... "
" Tapi aku malu Tam.... "
" Malu kenapa ?.. Malu karena kamu pake kursi roda.... "
" Bukan itu... Aku malu kalau mereka tau kalau aku pake pampers.... "
" Hahah.... Thymoti oh Thymoty... Kamu itu Ngapain malu... Toh kamu pake pampers kan urgensinya karena alasan medis... Ngapain mesti malu sih... "
" kamu sih enak Tam... Kamu bisa ke kamar mandi sendiri karena kamu gak pake kursi roda... Liat aku... Aku gak bisa Kenama mana karena kursi roda.... "
" Wah... Kamu kayak kacang lupa sama kulitnya Tim... Kemarin kamu nyuruh aku untuk gak ngeluh... tapi kok kamu sendiri yang ngeluh... Heran aku.... " mendengar perkataanku Timo langsung tertegun.
" udah lah Tim... Jangan malu kalau kamu pake pampers... Aku punya rahasia yang belum aku ceritain sama orang lain... Aku dari kecil sampe kelas 3 Smp aku masih pake pampers karena setiap malem aku ngompol... Is fine... Aku selama di sekolah gak pernah di bully orang... Karena aku gak pernah cerita soal itu... Kamu juga gak tau kan.... "
" Iya juga sih Tam... Oke aku mau pake Pampers... Asal kamu mau nemenin aku pake pampers juga sampai aku sembuh... 24 jam/7 hari Gimana... Deal.... " ucap Timo.
" wah... Kok bawa-bawa aku sih.... "
" Ya abis salah kamu sendiri yang nyuruh aku tetep pede pake pampers.... "
" Ya udah... Deal... Sampe kamu sembuh loh ya.... " kataku sambil berjabat tangan dengan Timo sebagai tanda sepakat.
" Oke... Nanti kamu ke kamarku, ambil Pampers dan langsung pake... Aku mau liat sendiri biar kamu gak curang.... "
" Hmm... Gak percayaan banget sih kamu.... " kataku.
" Lah... Aku kan mau memastikan kalau kamu bener-bener pake pampersnya.... "
" Ya udah... Ayo tapi aku mau balik rumah dulu... Mau mandi... Udah gatel soalnya.... "
" Oh.. Gini aja... Antar aku ke kamar... Aku mau ambil stock popok untuk kamu pake... Nanti pakennya pas udah mandi aja... Aku ikut ke kamarmu... "
" kamarku kan di atas Tim... Mana mungkin aku gendong kamu ke atas.... "
" Ya aku tunggu kamu di bawah... Sekalian main sama Anjing kamu.... "
" Ya udah Ayo.... " Katakku.
Kami pun masuk ke kamar Timo dan mengambil satu Pack Penuh popok tipe perekat yang nantinya menjadi stock popokku selama satu mingguan. Timo rupannya sudah disediakan banyak stok popok oleh orangtuanya, terlihat dari lemarinya yang terdapat 10 pack popok yang sertiap satu packnnya berisi 12 lembar popok belum lagi satu pack yang sudah di gunakan Timo yang tersimpan di meja samping tempat tidurnya.
Popok dewasa Merek Sensi Size S yang kami kenakan saat masih di rumah sakit menjadi pilihan Timo, karena memang bahhanya yang halus dan daya serapnya juga baik. kenapa harus size S, walau postur tubuhku yang memiliki tinggi 179 cm dan Timo yang lebih tinggi 3 centian dariku. Tapi lingkar pinggang kami tidak lebar yang membuat kedodoran kalau memaksakan mengenakan size M selain kedodoran, kebocoran pun sering terjadi bila dipaksakan untuk menampung pipis lebih dari dua kali. Al hasil, Sensi Size S lah yang menjadi pilihan kami.
" Nah... Pampers kamu... Dipake ya... Nanti kalau abis bilang aku.... " ujar Timo sambil menyodorkan satu pack utuh Popok miliknya.
" Siap... Keluarga Purnayasa terkenal anti Ingkar janji... Janji ku Janji seorang ksatria... Camkan itu.... " Kataku dengan nada diplomatis.
" Iya... Aku percaya kalau kamu udah pake pampers itu.... "
Kami pun bergegas menuju rumahku karena tubuh ini sudah gatal akibat keringat, belum lagi Timo yang nampaknya tidak sabar melihatku mengenakan popok yang ia berikan.
Setibanya dirumah, aku langsung menuju kamar mandi, sementara itu Timo hanya menunggu di ruang TV sembari bermain bersama Jaddu. Seusai mandi, dengan keadaan Tubuhku yang Naked, aku membuka kemasan Popok dan mengenakannya di selangkanganku, sembari melihat ke arah cermin. Popok itu begitu pas di tubuhku, rasannya aku seperti balita yang masih menggunakan popok sebagai kebutuhan primernya. Tapi aku menikmati itu, karena setiap kali aku mengenakan popok, memoriku selalu menjadi bernostalgia saat masa SD hingga SMP. dan saat aku masih bersama mendiang Nenek. Aku juga menjadi mengingat Natali yang memergokiku tengah menggunakan popok yang menjadikkanya tertarik menggunakannya juga.
Setelah popok terpasang, aku lanjut menggunakan kaos dan celana pendek dan lanjut turun menghampri Timo yang tengah asyik bermain dengan Jaddu.
" Wah... Wanginnya.... " ujar Timo.
" Nih... Aku udah pake Pampers.... " Kataku sambil sedikt menurunkan celanaku yang membuat popokku terlihat oleh Timo.
.
.
.
.
.Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Thymoty dan popoknya (TAMAT)
Non-Fictionkisah Timothy yang terpaksa mengenakan popok setiap hari karena cedera yang dialaminya. dia merasa tidak nyaman dan malu sampai waktu membuat dirinya terbiasa. " Mungkin aku harus menjadi seperti ini Tama... dan aku merasa aman kalo pake popok " (T...