Malam tadi, Aku mendapatkan Mimpi bertemu dengan Sahabatku Timo. Pujian kepada Hyang widhi terus ku panjatkan saat melihat wajah sahabat sejatiku itu begitu cerah berseri-seri. Senyuman dari bibir merah mudanya tersirat begitu jelas seraya menatapku dengan pandangan kebahagiaan.
Timo yang berada di depan mataku hanya berdiri sendiri dengan pakaian serba putih, di sebuah temoat gelap laksana terowongan tak berujung dan cahaya, hanya setitik cahaya yang berada di belakang tubuh Timo. Aku berusaha mendekatinya, namun tak bisa, mataku melihat dirinya yang begitu dekat, namun sangat sulit ku gapai, kaki ini berlari dan terus berlari, namun Sosok sahabat yang lebih dari sahabat tetap saja sulit ku gapai, aneh kenapa dirimu sulit ku gapai Timo... Air mata ini langsung mengalir membasahi pipi.
" kamu ada masalah ya.... " Ucap Timo.
Memang benerapa hari ini Aku sedang ada masalah, bisnis yang aku rintis sejak tahun lalu semakin menunjukkan penurunan. Niat untuk memPHK karyawan mesti ku tolak karena tidak tega dengan karyawan yang sudah berjuang bersamaku sejak bisnis Cafe ku dirintis. Ya aku mau bagaimana lagi, covid 19 membuat pendapatan utama keluarga kecilku ini terhambat. Turis dan mahasiswa yang merupakan target costumer kami semakin sedikit. Yang biasanya setiap malam penuh dengan costumer, kini hanya segelintir orang yang berkunjung ke cafe kami. Mungkin Timo sudah tau masalah ini, sehingga dia datang di mimpiku. Karena semasa dia hidup, Timo selalu menjadi problem solver setiap permasalahanku.
" Tim... Kenapa kamu ninggalin aku sih.... "
" Hmm... Memang kamu ini gak pernah berubah... Cengeng.... " Ucap Timo sembari terkekeh melihatku menagis.
" Kembali Tim... Aku masih pengen bareng sama kamu.... " kataku.
" Hmm... Aku gak mungkin kembali Tam.... "
" Tega kamu ya... Aku selama hidupku terus-terusan di tinggalkan orang yang aku sayang... Natali, Nenek, Jaddu...Klo gitu aku ikut kamu.... "
" Liat... Aku Tam... Aku senyum bukan berarti aku senang... Tapi aku sedih... Aku banyak menahan kesedihanku ini... Ketika aku pergi... Kamu malah menangisiku dengan dua botol anggur merah yang membuatmu mabuk... Kamu gak kasian sama istrimu Tam... Kamu gak kasian sama calon Anakmu kalau kamu mabuk pake mobil dan mobil kamu masuk jurang dan kamu mati... Kamu itu harus merelakanku pergi Tam.... "
" Gak... Aku tetep mau ikut kamu.... "
Tiba-tiba Timo menjauh ke arah cahaya. Aku tak mau membiarkan Timo pergi dan terus mengejarnya. Aku pun berhasil mendekatinnya.
" Kalau kamu mau aku kembali... Tulis namaku di hatimu... Salam untuk Ayah dan Bundaku, salam untuk Om Yasa dan Tante April... Jaga Anjani dan Anakmu... Jangan sampai mereka sedih karena sikapmu... Berhenti minum...
Kalau kamu gak mau senadib sepertiku.... " ucap Timo yang lama kelamaan memudar berbaur dengan cahaya." Tim... Timo.... "
" Yang... Sayang... Kamu kenapa.... " Aku dikejutkan dengan tepukan Anjani yang rupanya mencoba membangunkan diriku.
Ini Mimpi paling realku bertemu dengan Timo, biasanya aku memimpikan Timo hanya sekilas, atau bahkan sekejap saja. Namun malam itu sosok Timo di mimpiku begitu jelas dan bahkan memberikanku wejangan.
Ya... Aku akui aku sering minum saat ada permasalahan yang menimpaku. Titik mabuk beratku saat aku mendapatkan kabar dari Om Rexy kalau Timo sudah tiada. Entah setan apa yang merasukiku sehingga menjadikan alkohol sebagai pelarianku, beruntung Sang hyang widhi masih menjagaku dari Narkoba yang lebih fatal dari Alkohol.
Dari pesan Timo semalam, aku bertekat akan mengakhiri kebiasaan burukku itu, dan akan lebih baik dalam menjalakan hidup sebagai kepala keluarga kecilku ini.
Dear My Friend Timo
Aku tau kamu sosok yang sulit terlupakan dalam hidupku, aku sudah anggap kamu sebagai saudara kandungku sendiri, walau kita seumuran. Tapi rasanya dirimu lebih dewasa dariku.
Kamu begitu mengerti permasalahan yang timbul di hidupku, dan engkau selalu membantuku mencarikan jalan keluarnya. Maafkan aku yang sudah membuatmu suka akan jahatnya alkohol, maafkan aku yang membuatmu tidak tidur semalaman demi membujuku menyelesaikan masalah hidup. Aku begitu egois, karenaku kamu harus pergi sebelum meraih impianmu.
Aku disini hanya bisa berdoa Dumugi Amor ring Acitnya semoga engkau mendapatkan kesempurnaan disisi tuhan. Aku berjanji, Ayah dan Bundamu akan ku jaga seperti orangtuaku sendiri. Karena kamu tau, aku tak pernah ingkar janji, tegur aku bila aku ingkar janji.
Dari sahabatmu
Tama yang biasa kau sebut Es Balok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thymoty dan popoknya (TAMAT)
Saggisticakisah Timothy yang terpaksa mengenakan popok setiap hari karena cedera yang dialaminya. dia merasa tidak nyaman dan malu sampai waktu membuat dirinya terbiasa. " Mungkin aku harus menjadi seperti ini Tama... dan aku merasa aman kalo pake popok " (T...