Besuk

915 19 8
                                    

(Tok tok tok) terdengar suara ketukan pintu dari kamar kami. Mami pun bergegas membukakan pintu.

" Eh... Nak Sari sama Sasya... Masuk nak.... " ucap Mami seraya mempersilakan mereka masuk. Ternyata yang mengetuk pintu kamar kami Sari dan Sasya. Mereka sudah tau kami kecelakaan, entah darimana yang jelas mereka begitu syok melihat kondisi kami yang sudah babak belur.

" aduh...Bli Tama...Mas Timo, kenapa sampe gini sih.... " ujar Sari.

" Yah... Namanya juga musibah.... " kata Timo dengan singkat.

" berita kecelakaan kalian sampe viral di sekolah loh... Guru-guru sampe syok pas tau yang kecelakaan kalian... Ngiranya kalian udah pada meninggal.... " ujar sari

" loh... Tau dari mana mereka.... " kataku

" di Facebook... Nah foto fb itu nunjukin badan kalian kejepit banyak darah lagi.... " ungakap sari sambil menunjuk berita itu kepada kami.

" Yah... Buktinya kami masih bisa nafas nih...sttt... Huah.... " Ungkap Timo sambil menghela nafas.

" Ih... Kamu ini... Masih sempet-sempetnya becanda..." Ucap sari, mendengar perkataan sari, Timo menjadi salah tingkah. Karena Sari merupakan perempuan yang Timo sukai.

" Hehe.... " ucap Timo sambil menggaruk kepalanya.

" Bli... Masih ada yang sakit
.... " ujar Sasya yang akhirnya angkat bicara juga.

" Hmm... Lumayan.... "

" yang luka apa aja sih.... " ucap Sasya.

" klo aku sih kata dokter cuma lecet di kepala karena kena kaca, tulang bahu kiri geser,sama patah tulang humerus kiri...Itu aja.... "

" separah itu Bli bilang Cuma.... " Ucap sari yang terkejut dengan perkataanku.

" Iya lah... Segini kan masih untung... Gak sampai Papi sama Mami aku ngundang kalian untuk ngaben aku... Ya gak Tim.... "

" Yoi bro... Klo aku sih cuma patah kaki, sama patah tulang rusuk itu aja.... "

" haduh... Kalian kuat banget... Aku jatuh dari motor aja udah nangis... Apalagi kayak kalian.... " ujar Sari. Mendengar perkataan sari, kami semua tertawa lepas seolah tanpa beban.

" Ya udah... Nih Bubur ayam... Aku beli dari mang Udin langganan kita.... "

" Wah... Jadi enak nih aku.... " ucap Timo.

" iya lah... Orang gratis... Udah makan... Oh iya kalian kan tangannya sakit, jadi Aku suapin Timo sama Sari suapin Tama ya.... " Ujar Sari.

Sari pun menyuapi bubur ayam kepada Timo dan Aku di suapi oleh Sasya. Mami yang melihat pemandangan aneh ini hanya terkekeh.

" Nak Sari, sasya... Tolong jagain Timtam sebentar ya... Tante mau ada urusan... Nanti bemtar lagi Tante maria datang kok.... " Ujar Mami yang hendak pergi menengok bisnisnya.

" Siap Tante... Hati-hati ya.... "

" Iya... Oh iya Tama... Nanti klo mau apa-apa WA Mami ya... Klo mau jajan dompet kamu ada di laci... Jangan di abisin uangnya.... "

" Iya Mi.... "

" hmm... Enak banget ya kalian berdua.... " Ucap Sasya.

" enak kenapa Sya.... " Aku bingung dengan perkataan Sasya.

" Hmm... Orang tua kalian perhatian banget... Sementara.... "

" Sementara apa.... "

" Nggak Bli... Gak Jadi.... "

" Klo ada masalah cerita aja Sya.... " Ucap Sari sambil mengelus punggung sasya.

" nggak... Gak ada kok.... "

Kami pun hanya bisa terdiam, memang Sasya itu memiliki kepribadian yang mirip dengan diriku, Ketika ada masalah sebisa mungkin orang lain tidak tahu. Tapi mungkin dia tidak seekstim diriku yang mengkonsumsi Alkohol sebagai sarana problem solver hidupku. Walau Sari termasuk sahabat yang paling dekat dengan dia, tapi tetap saja Sasya tidak mau mengumbar masalahnya ke muka umum, cukup dia saja yang tau.

.
.
.
.
.

Bersambung

Thymoty dan popoknya (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang