Undangan reuni SMA dateng dari ortu gue 2 bulan kemudian, pas saat itu, gue adah tinggal tahap-tahap kebangkrutan, kira-kira sekitar 2 bulan selanjutnya kalo gue masih belom punya penghasilan, gue bakalan mesti balik ke rumah ortu di New York, tempat yang sama dengan mantan SMA gue. Haruskah gue pindah kesana? Aduh, sumpah deh, itu adalah pilihan terakhir gue. Please dong ada yang kasih gue kerjaan, kepepet banget nih.
Yang namanya reuni itu selalu bikin nostalgia, apalagi reunian SMA, orang-orangnya lebih lagi, jadi ngingetin prom, sedihnya gue pergi sendiri, semenjak gue udah putus sama pacar gue waktu itu, dan semua yang ngajak gue tolak-tolak, jadi begitulah, harusnya ada satu yang gue terima, yah tapi whats the past, is the past, udah kejadian juga. Lupain aja, jangan mikir kebelakang, mikir aja kedepan, banyak hal yang bisa gue pikirin selain gue yang pergi ke prom sendiri.
"Triana!!" gue denger suara Lacy di tengah keramaian orang, gue balik badan dan ngeliat dia dan Alaric jalan kearah gue, bersamaan dengan tambahan beban diperutnya, Lacy hamil.
Gue langsung senyum dan ikutan jalan kearah mereka dan ketemu di tengah-tengah "hai, kalian.."
"im gonna be a mom!" dia mengumumkan dengan bangga
"ya, gue bisa liat itu" gue ketawa sambil ngangguk-ngangguk "congrats!" gue meluk dia dan dia ngeremes badan gue, gila, Lacy kuat amat
"honey, udah, Triananya gak bisa nafas" ucap Alaric nepuk bahu istrinya
"maaf" dia ketawa malu
"hai, Dean" gue senyum "gue tau ini banget-banget bukan waktu yang tepat, but I really need a job, tawarannya masih terbuka?"
"huh, aku menang hun" Alaric senyum ke Lacy
"oh my! Kalian taruhan? Kalian jahat" ucap gue kesel tapi cuma bercanda
"Lacy mikir lo bakalan udah nemuin kerjaan baru dalam 1-2 bulan, tapi gue sebaliknya.. ya, tawarannya masih kebuka kok, dateng aja. Tapi gue harus kasih tau lo, sebagai teman bukan bos, bayarannya gak seberapa dibandingin tyke"
"whatever. Gue butuh kerjaan" gue kasih penekanan di kata 'butuh'
Banyak dari para alumni udah pada menikah, emang udah waktu-waktunya sih, gue aja yang terlalu sibuk sama sekolah dan karir sampe gak nyari-nyari jodoh. Gue ngobrol-ngobrol sama semua orang, ada yang sukses, ada yang kaya gue in-between-job, ada yang malah gak perlu kerja karena emang udah kaya dari lahir, ada juga yang gak kerja karena suami mereka, kaya Lacy gitu contohnya.
Semua anggota angkatan gue hadir di acara itu, yang berarti termasuk Hunter. Bukan gue merhatiin atau gimana, tapi kayanya dia selalu sama cewe, dan selalu beda-beda, darimana lagi Hunter dapetnya? Jangan-jangan craigslist lagi, sedih banget. Tapi, tapi kalo di liat cewenya mereka gak keliatan kaya cewe dari tempat gituan, apa mereka dari jasa kencan yang biasa di pajang-pajang di tembok? Mereka mirip model badannya dan segala bentuk lainnya. Mungkin harusnya gue bawa kencan biar gak keliatan kaya forever alone, sedih banget sih, ah selalu aja salah dalam hal yang sama
"So, Lyndia bilang lo kehilangan kerjaan lo, kerja dimana lo sekarang?" Hunter muncul disamping gue sambil megang minuman
"kepo banget?" jawab gue sinis
"ya, banget"
"gue kerja di bukan-urusan-lo"
"ah, lo gak punya kerja" dia ketawa "I told you, selalu ada tempat buat lo" dia ngedipin sebelah matanya ke gue dan pergi balik ke cewe kencannya itu. Is he crazy or something?
Gue kembali keliling, kali aja ada hal baru yang belom gue liat, dan gue malah ketemu Ewa, mantan co-captain cheers angkatan gue, dia adalah orang termanis yang pernah ada kalo kita temennya dan deket, tukang jajanin, ngasih hadiah tanpa alasan, ngasih uang sekedar iseng, baik banget!
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Me, and Prejudice
Chick-LitACTION SPEAKS LOUDER THAN WORDS. Dear Readers, Sebelum kalian membaca, aku beritahu saja, ini adalah cerita klise tentang dua orang yang dari dunia berbeda, mereka saling membenci, bahkan dengan perpisahan bertahun-tahun, perasaan tetap sama. Namun...
