🌻🌻🌻🌻
Malam yang sunyi.
Langit yang masih gelap, namun tampak indah dengan bulan yang terang. Aina yang sudah terbangun dari mimpi tidurnya. Merasakan suasana kamar yang terasa sunyi hanya ada detakan dari jarum jam yang berdetak.
Sekarang waktu menunjukan pukul 03:00 pagi. Aina tampaknya berpikir, lebih baik ia melaksanakan shalat tahajud terlebih dahulu. Aina sudah memakai mukena dan sejadah yang sudah tergerai dilantai. Ia segera melaksanakan shalat sunah tersebut.
Setelah selesai melaksanakan shalat tahajud yang dilanjut dengan membaca Al-Qur'an. Ia duduk sambil menunggu waktu subuh. Namun terdengar suara dari balik pintu kamarnya.
" Dek, ini abang. " ucap Atha dibalik pintu kamar Aina tanpa berniat masuk.
" Iya, bang masuk aja." jawab Aina yang mulai beranjak dari posisi duduknya untuk menghampiri Atha yang berada dibalik pintu.
" Nggak dek, abang cuma mau bilang kalau mau kemesjid sama Akmal juga." ucap Atha yang hanya berada didepan pintu yang sudah terbuka.
" Ya, Kemesjid aja. kenapa harus izin segala." ucap Aina
" Yeh, takutnya kamu cariin Akmal ups.... maksudnya abang." ucap Atha menggoda adiknya dan setelah itu ia turun kelantai bawah yang disana sudah terdapat sosok laki-laki memakai baju koko berwarna putih milik Atha, ia adalah Akmal.
Kenapa sih abang itu, kayak mau ngedeketin gue sama Mas Akmal. Batin Aina
Setelah melaksanakan shalat subuh. Aina bergegas menuju dapur. Namun saat ia hendak kearah dapur tak melihat siapapun disana. Aina baru saja ingat, kalau biasanya Ayah dan kakaknya itu. Kalau shalat subuh berjamaah dimasjid biasanya tidak langsung pulang. Mereka dan jamaah lainnya akan mendengarkan ceramah dari seorang ustadz disana. Mungkin itu yang terjadi Atha dan Akmal saat ini.
Aina yang sedang berada didapur segera memasak dengan bahan yang ada. Hari ini ia akan memasak masakan sederhana yaitu tempe balado dan ikan gurame yang digoreng. Walaupun terkesan biasa dan sederhana. Namun rasanya bisa memanjakan lidah yang memakannya dan bisa membuatnya ingin nambah dan nambah lagi. Siapa sangka Aina yang sedikit manja. Ternyata ia jago dalam hal memasak, itu karena ia belajar dari bundanya sejak remaja.
" Wah, masakan gue udah jadi nih. " gumam Aina dengan menghidangkannya dimeja makan.
Berhubung masakan gue udah selesai. gue kekamar dulu, deh. Batin Aina
Aina segera menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Ia segera memasuki kamarnya dan mempersiapkan untuk berangkat kuliah. Setelah semuanya selesai, ia segera melangkahkan kaki menuju ruang makan.
Kayaknya siabang belum datang. Batin Aina
Ia sekarang berada diruang makan dan segera menggeser kursi untuk ia duduki. Ia menatap semua makanan yang telah disajikan sedari tadi.
" Aduh lapar. kalau gue makan duluan... kayaknya abang tidak akan mempermasalahkannya." gumam Aina.
Aina yang sedang menikmati makanannya. Terdengar suara berat yang tak asing bagi Aina dan menampilkan sosok Atha yang diikuti Akmal dibelakangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Prasangka
SpiritualCover by art_ewrd " Iya, ada apa?" " Mau nggak kamu jadi teman hidupku ?" " Bukannya kita sudah berteman dan aku belum mati lho." Pria tersebut menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jujur, ia gugup untuk mengungkapkan perasaannya. " Maksud aku bukan...