[Chapter 42] Yeonjun Pov pt2.

224 56 78
                                    

Langit redup yang hanya di hiasi sedikit bintang dan matahari yang tampak lebih dekat daripada di bumi yang menyebabkan suhunya lebih hangat.

Warna di tanah tempat tinggalku berwarna oren tua kecoklatan.

Memang seperti ini lah keadaan langit jika di lihat dari kotaku yang sangat berbeda dengan apa yang aku lihat saat di rumah Yurin.

Langit yang aku lihat dari bumi sangatlah lebih indah dan kaya akan warna, ada biru tua, biru muda, bahkan semua warnapun ada.

Jika saja pada sore hari di Mars sama dengan di bumi yang langitnya berwarna kuning dan oren cerah, lalu tak lama berwarna ke ungu unguan.

Itu sangat amat indah.

"Yeonjun! Kenapa tiba tiba saja ada keterangan seperti ini?" Tanya Hueningkai kepadaku seraya menunjukan mesin penghasil oksigen yang berada di sisi kiri gedung.

Saat ini sudah memasuki hari ke lima dimana aku yang selalu bersama Hueningkai.

Hari hariku di kota mayat ini hanyalah mencari makan dari beberapa perumahan, mempertahankan mesin penghasil oksigen di gedung tinggi tengah kota, dan sesekali juga memeriksa semua penjuru kota dengan penuh harap masih ada satu atau dua orang yang masih hidup.

Namun nihil sekali, tidak ada yang masih hidup, tidak tersisa sama sekali.

"Keterangan apa Hueningkai?" Dengan tanggap aku mendekati Hueningkai yang hanya berjarak tiga langkah dariku seraya memerhatikan tanda arah panah dari tangannya pada mesin tersebut.

Lalu ku perhatikan lebih telaten lagi dan menemukan sebuah keterangan di sana.

Zarada mono zarta karaztanota

Yang berarti Mungkin beberapa saat lagi akan mengalami gangguan.

Keterangan ini muncul di layar kecil yang bersebelahan dengan berbagai tombol pengendali.

"Kau tidak melakukan apa apakan terhadap mesinnya?" Tanyaku yang sedikit timbul rasa khawatir serta memastikan kepada Hueningkai, aku melihat ke arah Hueningkai dengan raut wajahnya yang tak kalah cemasnya.

"Aku tidak melakukan apapun" Ucapnya yang ku akui fakta, pasalnya kami berdua baru saja mendatangi gedung ini setelah selesai mencari makan.

"Apa dayanya sudah mulai habis?" Tanyaku seraya mendekati tempat pengambilan daya di sebelah mesin kendali.

Jika sumber energi penghasil oksigen ini sudah habis, kita bisa mengisi kembali energi tersebut dari tempat pengambilan daya.

Ruang pengambilan daya itu berbentuk ruang kecil yang terus menerus menyalurkan listrik, kita bisa mengambil energi dari dinding ruang terebut melalui alat kecil serbaguna atau yang biasa aku sebut ponsel.

"Kurasa iya" tanggap Hueningkai melihat gerak gerikku yang melangkah menuju tempat pengambilan daya.

Aku mengambil ponselku dari dalam tas kecil yang selalu ku bawa, lalu menyalakan layarnya dan mendekatkan ponselku ke dinding tersebut agar bisa menyalurkan energinya kepada ponselku.

Kalau ga ke bayang, coba bayangin apa yang kalian lakukan waktu HP kalian habis batrai:)

"Butuh beberapa saat untuk menunggu energinya penuh" ucapku sekilas melihat Hueningkai yang menunggu.

Tak lama, ponselku telah terisi penuh dengan energi tersebut lalu aku kembali ke tempat mesin kendali dan memasangkan ponselku di sisi kanan mesin, tempat untuk pengisian daya.

Ruza manortita morka narata

Terjadi gangguan terhadap pengisian daya.

Aku mengerutkan kedua alisku setelah muncul keterangan seperti itu, ponsel yang aku pasang pun di cabut agar tidak terjadi sesuatu.

ALIEN | YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang