04 || Bingung

10 6 1
                                    

Cinta, kamu yang kuinginkan
Cinta, kamu yang kudambakan
Cinta, kamu terindah
Tuk jadi cinta
Kekasih setia...

Ya, sekarang Vanila sedang berada di belakang sekolah, entah untuk apa dia disini, tapi rasanya mendengar lagu menggunakan earphone ditempat ini, surga dunia baginya, entah mengapa juga beberapa hari ini ia suka mendengar lagu cinta-cinta remaja, menonton film dan membaca novel kisah cinta dan lain lain, ia sendiri juga bingung. Ada apa dengan dirinya?

Tiba tiba saat ia membalikkan badan, ia mendapati seorang lelaki yang tengah menatapnya.

Deg

Eh aku kenapa?, kok jadi deg deg an gini sih?, ah tau lah cape.

"ngapain lu disini?" tanya lelaki tersebut kemudian duduk disampingnya, hal itu membuat jantungnya secara tiba tiba memompa kebih cepat.

"ngg--ng i-itu, hm gaada" jawab Vanila 'setenang' mungkin, tetapi malah jadinya 'segugup mungkin'

"oh" jawab pria itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Vanos, yang beberapa hari ini secara 'tidak sengaja' memenuhi pikirannya.

Hening.

Itu yang terjadi selama lima menit barusan, keduanya masih sibuk dengan pikirannya masing masing, ya mereka dari tadi hanya bengong tanpa mengucap sepatah kata pun, sedang kan Vanila yang sedang sibuk berusaha menetralkan detak jantungnya.

Ah, kenapa jadi canggung gini sih. Batin Vanos.

"Zera"

"Star"

WHAT?!, KOK SERENTAK SIH?, AKH TU KAN MAKIN CANGGUNG.

Dan ya benar, mereka kembali diam setelah insiden beberapa detik yang lalu itu.

Oke Vanila sudah capek, ia pun langsung berdiri untuk kembali ke kelas.

Tetapi tidak jadi karena tangannya tiba tiba ditahan seseorang.

"ngg--" ucap Vanos, ya lelaki itu juga bingung, mau berbicara apa dan tentang apa, ia juga bingung dengan dirinya beberapa hari ini, rasanya seperti ada.., akh tidak tau, ia tidak mengerti!

"k-kenapa?" tanya Vanila tanpa berani menatap Vanos.

"ngg, gajadi" balas Vanos melepas genggaman tangannya, kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"oh,, okay" ucap Vanila kemudian pergi begitu saja ke kelas, ia bukannya ingin meninggalkan Vanos, tapi ia hanya bingung, dirinya ini sebenarnya kenapa.

Skip

Hari ini sudah 5 hari setelah kejadian di taman belakang, sejak saat itu aku selalu berusaha menjauh darinya, tapi percuma, yang ada kami malah semakin dekat, ternyata ayah Vanos dan ayah Vanila adalah teman baik, jadi mereka menyuruh ku untuk sering sering bermain dengan Vanos, contohnya hari ini, ayah ku menyuruh ku untuk pergi ke mall bersama Vanos. Ah, bukannya apa apa aku hanya takut kalau yang dikatakan Mera itu benar, kalau aku itu me--

"zer lu mau kemana dulu nih?" tanya Vanos membuyarkan lamunan Vanila.

"ha-, oh, ngg- ke resto dulu aja deh, gua laper" jawab Vanila.

Lalu mereka pun berjalan ke arah restoran pizza di mall.

Tapi tidak sengaja mereka melihat dua orang yang sangat mereka kenali.

Tunggu,

Itu kan?

ANGGA DAN MERA?!

NGAPAIN MEREKA DISINI?!

KENAPA MESRA SEKALI?!

BEGITU BANYAK PERTANYAAN DI OTAKKU SAMPAI SAMPAI AKU TIDAK TAHU HARUS MENA-

"Zer" panggil Vanos yang lagi lagi membuyarkan lamunanku.

"i--itu kan Mera sama Angga" kata ku sambil menunjuk tempat duduk mereka.

"iya, gua juga tau, sebenernya Angga udah cerita semalem, katanya dia itu suka sama temen lu" ucap Vanos.

"HAH?!, ANGGA SUKA SAMA MERA?!" teriak ku.

"sstt diem zer, jangan berisik, iya tapi sekarang ini Angga bukan mau nembak Mera, cuma ngajak jalan doang" jelas Vanos.

"o--ohh gitu" jawab ku.

"gua kapan?" tanyaku pelan.

"hah?" ucap Vanos.

"ha--ngg, ngga kok hehe" jawab ku.

"ya udah lu mau pesen apa?" tanya Vanos.

"mm- gua mau pesen mac and cheese nya satu sama.., piza ukuran mininya satu" balas ku.

"okey gua pesen dulu" ucap Vanos kemudian pergi memesan, sedangkan aku masih memperhatikan Angga dan Mera yang ada di resto di sebrang tempat aku sekarang.

"si Mera jahat amat sih, masa temennya sendiri ga dikasih tau" gumam Vanila sembari mengerucutkan bibir

Akhirnya makanan mereka pun sampai, dan mereka pun memakan makanan masing masing.

Setelah makan, kami hanya berkeliling mall dan tidak membeli apa apa, hanya memutari mall dalam diam.

Canggung.

Lagi.

Hening.

Lagi.

Skip

Aku pun sudah sampai dirumah sekarang, sejak selesai makan tadi, dia hanya mengeluarkan satu-- ralat dua kalimat yaitu 'udah mau pulang?' dan 'gua duluan ya, assalamualaikum'








TBC

Sorry ya guys kalo part kali ini pendek wkwk, soalnya lagi buntu bangett, ntar kalo konfliknya udah mulai baru deh agak panjang, makasi ya udh bacaa-!! 💗💕


Hope u like it-!!
Keep vomment, thanks-!!

------

Double "V"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang