꒰ఎ5໒꒱

1.8K 123 51
                                    

Hari berikutnya setelah pulang dari kampus, Ardi memilih bermanja-manja dirumah aka rumah Alesa. Tadi waktu dikampus pun pikirannya hanya terisi kata 'pulang' yang membuatnya tidak fokus.

Sekarang Alesa sedang memanjakan Ardi dikarpet depan tv, setelah bangun tidur siang tadi Ardi merengek ingin dimanjakan. Sepertinya ia iri dengan Alfa.

"Yank mau susu," pinta Ardi yang sedang merebahkan kepalanya diatas paha Alesa.

"Di kulkas ada susu kotak, lo ambil gih," jawab Alesa yang asik memainkan rambut lebat Ardi.

"Bosen susu kotak mulu dari dulu, sekali-kali gitu susu dari sumbernya," tengil Ardi.

"Lo dulu juga udah minum punya bunda kelesss," sinis Alesa, maklum pacarnya ini memiliki kemauan yang diluar batas.

"Itu mah udah bekas nya papa, kalo punya lo kan milik gue seutuhnya," ucap Ardi ceplas-ceplos.

"Sontoloyo," sewot Alesa dengan sedikit menjambak rambut Ardi.

Ardi menekuk wajahnya memelas, bibir melengkung kebawah..
nangis nih batin Alesa.

"Hiksss HUAAAAA mau susu." benar saja Ardi menangis karena keinginannya itu tidak dipenuhi. Jangan salah, Ardi juga bisa cengeng dan manja tapi hanya jika bersama Alesa, jika sudah ada orang lain maka dia hanya akan beradu-mulut saja dengan Alesa.

"Lo tuh udah gede masih mau nete, gak malu sama umur?" tungkas Alesa sambil mengangkat badan Ardi membawanya naik kepangkuannya.

Hiks hiks.
Ardi tetap saja menangis sambil menelusupkan wajahnya keleher Alesa.

Alesa menghela nafas, memang sudah beberapa kali dalam 1 bulan ini Ardi meminta nete padanya. Tetapi selalu dia tolak dan Ardi pun hanya menurut, tapi kali ini entah saking kepengennya atau apa Ardi sampai menangis. Dan tidak ada cara lain untuk menenangkannya kecuali menuruti keinginannya.

Untung saja dia memakai kemeja dengan kancing full jadi mudah untuk membukanya. Alesa membuka 3 kancing teratas, dan mengeluarkan apa yang ada didalamnya.

"Nih tapi udah nangisnya."

Ardi dengan antusias memasukan benda keinginannya yang sudah ada didepan mulutnya. Payudara Alesa memang belum mengeluarkan air tapi Ardi tidak pernah mempermasalahkannya.

Puas keinginannya akhirnya terkabul, tangis Ardi sudah berhenti. Malahan dia memejamkan matanya dengan mulut yang bergerak-gerak. Alesa mengelus punggung Ardi, menahan gemas dengan tingkah laku kekasihnya. Jarang sekali melihat tingkah manja dan cengeng nya Ardi.

Plop

Merasa sudah puas, Ardi menyudahi kegiatannya. Tetap dengan posisi dipangku Alesa.

"Emm enak," lirih Ardi yang menyamankan kepalanya bersandar di bahu Alesa.

"Iya enak di lo," cibir Alesa.

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, waktunya membangungkan baby yang sebenarnya dan menyiapkan makanan untuk nanti malam.

"Bangunin Alfa gih, gue mau masak dulu," pinta Alesa sambil membangkunkan Ardi dari pangkuannya.

"Masakkin telur balado ya."

"Iya udah sono."

Sembari menunggu, Alesa menyiapkan segala bahan untuk membuat masakannya. Sebelumnya ia sudah memanak nasi.

Menu malam ini Alesa hanya membuat telur balado seperti ucapan Ardi. Untung saja mereka bertiga cukup kuat dengan makanan pedas.

Disisi lain, Ardi baru saja masuk kedalam kamar Alesa dimana terlihat Alfa terlelap dengan imutnya. Dengan terpaksa ia harus membangunkan Alfa yang sangat lelap itu.

My Brother and LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang