6 : Terlambat

365 58 16
                                    

Sedikit lagi sebelum pagar itu ditutup. [Name] berhasil masuk. Ia mengatur nafas dengan tangan yang bertumpu pada lutut. Ketika melihat ke luar gerbang yang belum sepenuhnya tertutup, ada seorang pemuda sedang berlari tergesa-gesa. Seperti dikejar hantu.

[Name] mengulurkan tangannya keluar. Guru piket yang sedang menutup gerbang terkejut. Pemuda itu menyambut uluran tangan [Name]. Dan tepat saat [Name] menarik pemuda itu masuk ke dalam, gerbangnya telah tertutup sempurna.

Sama-sama mereka terjatuh. Pemuda yang dibantu [Name] memasang wajah yang hendak menangis. Ia sungguh bersyukur ada orang baik yang menyelamatkan hidupnya. Kalau kakek sampai tahu dirinya terlambat ke sekolah, bisa-bisa disuruh tidur diluar nanti.

"TERIMAKASIH KASIH SENPAI."

Dan tangisnya jadi pecah. [Name] yang kebingungan hanya menerima pelukan dari pemuda itu. Ia masih berusaha mengatur nafas.

"Beruntung kau diselamatkan, tuan sekretaris OSIS." Ucap guru yang menggunakan jaket abu-abu itu. Ini pertama kalinya ia melihat seorang anggota OSIS hampir terlambat. Sekretaris pula.

"Sama-sama." Balas [Name]. Pemuda itu melepas pelukannya. Menghapus air mata. "Aku harus segera ke kelas." Lalu pemuda itu mengangguk dan mereka berdua pergi ke kelas masing-masing.

Saat pemuda itu sampai di kelas, ia teringat. Ia belum menanyakan nama kakak kelas penyelamatnya tadi.

"SIAAAL."

Dua orang sahabatnya memperhatikan. "Dasar orang gila." Cibir si pemuda berparas cantik.

"Jangan begitu Inosuke." Pemuda di sampingnya menegur.

•••••

Beruntung belum ada guru yang mengajar walau bel sudah berbunyi lima menit yang lalu. [Name] menaruh tasnya di atas meja. Menidurkan kepala di atas tasnya sambil menghadap keluar jendela. Melihat pemandangan pagi hari yang sangat cerah ini. Berlainan dengan suasana hatinya yang mendung.

Sabito menarik pelan beberapa helai rambut [Name]. Membuat gadis itu dengan malas terpaksa menghadap Sabito. Posisi kepalanya masih sama.

"Kau terlambat. Untungnya Yoriichi-sensei belum masuk." Kata Sabito. Gadis itu cuma diam.

Sabito jadi segan bertanya alasan keterlambatannya apa. Karena dari yang Sabito lihat, [Name] seperti tidak ingin diganggu dan diajak berbicara. Aura disekelilingnya sangat muram. Sabito dapat merasakannya.

Ketika pelajaran berlangsung [Name] tidak bisa fokus. Perutnya kosong. Dari tadi malam ia belum menyentuh makanan apapun. Hanya beberapa teguk air putih saja.

Sabito melirik [Name] yang menulis sambil memegang perutnya. Ingin bertanya namun takut malah menganggu. Karena mereka sedang belajar.

Daripada nanti pingsan di kelas, [Name] meminta izin ke toilet. Sebenarnya ia ingin ke UKS. Siapa tahu dapat minum teh barang seteguk. [Name] sudah tidak tahan. Perutnya keroncongan dan minta diisi.

Sabito memperhatikan gadis yang baru masuk beberapa hari lalu itu dalam diam.

•••••

[Name] betulan berhenti di depan pintu masuk toilet. Memegang perutnya. Bukannya ia tidak biasa ke sekolah dalam keadaan kelaparan seperti ini. Tapi tidak tahu kenapa perutnya tiba-tiba sakit. Ulu hatinya terasa keras dan itu membuat [Name] jadi susah untuk bernafas.

Dalam keadaan yang sedang menahan sakit seorang pemuda datang dan menyodorkan sebungkus roti padanya. [Name] melihat wajah pemuda itu. Darimana ia tahu dirinya ada disini?

"Makanlah."

[Name] langsung membuka bungkus dan memakan roti itu dengan rakus. Rasa sakit diperutnya perlahan menghilang saat lambung kosongnya terisi oleh makanan.

Orang yang memberikan roti tadi menyandar pada dinding. Kedua tangan ia lipat didepan dada. Menatap gadis yang terduduk di lantai.

"Maaf karena aku tidak bisa menyuruh Kaa-san untuk berhenti menghukummu." [Name] menggeleng pelan.

Pemuda itu berjongkok di sampingnya. Menyibak anak rambut [Name] yang menutupi dahinya yang terperban. Ada cairan berwarna merah yang terlihat didalam perban tersebut.

[Name] menyingkirkan tangan pemuda itu. Ia tidak mau ada orang lain yang melihat kejadian ini. Karena seperti apa yang ia katakan, bersikap seolah mereka tidak saling kenal.

"Aku tidak apa-apa. Terimakasih." [Name] berdiri dan kembali menuju kelas.

***

Selamat tahun baru.

Telat? Iya tahu kok.

SECRET ; Sabito x Reader (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang