47

563 44 0
                                    

Entah jam berapa sekarang, namun dilarutnya malam, pintu kamar Sakura diketuk pelan oleh seseorang, Sasuke yang belum tidurpun membukakan pintunya.

"Sudah kuduga kau belum tidur" Ucap ayah mertuanya, kizashi.

"Aa, begitulah... " Jawab Sasuke pelan.

"Maukah kau ikut denganku? " Tawar kizashi pada menantunya itu, sementara menaikan satu alisnya, menandakan kebingungan.

"Minum sake, kutunggu di ruangan pribadiku" Ucapnya, lalu pergi meninggalkan Sasuke ynag belum sempat menjawab tawaran kizashi.

Dirasa putrinya tidur nyenyak, Sasuke berjalan keluar dari kamarnya lalu menyusul kizashi.

Seorang pria yang kini sudah memiliki satu cucu, duduk di karpet hijau kesukaannya, ia memandang sebuah kardus yang lumayan besar dengan sendu, sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk" Perintah kizashi saat mendengar ketukan pintu, yang pastinya Sasuke, menantunya.

"To-tousan.. " Ucap Sasuke membungkuk dihadapan kizashi.

"Duduklah Sasuke, santai saja" Kizashi tertawa pelan saat melihat wajah gugup Sasuke.

"Ne.. Sasuke apakah kau benar-benar mencintai putriku? " Tanyanya sambil meneguk sakenya.

"Sangat, sangat cinta" Jawab Sasuke sambil menahan air matanya.

"Baguslah kalau begitu"

"Kau tahu? Aku sebagai seorang ayah awalnya tidak rela, jika gadis kecilku dimiliki oleh seorang pria lain.... Tapi aku sadar putriku bukanlah gadis kecil lagi" Ucap kizashi sambil cegukan, mungkin karena efek sake.

"Tousan... Maafkan aku" Sasuke befikir jika mertuanya ini tak menginginkannya.

"Tidak, tidak perlu minta maaf. Sakura sedari dulu memang mencintaimu, ia bahagia jika ada didekatmu, bahkan jika dia didekatku kadang dia jengkel padaku karena aku sering menggodanya" Pernyataan kizashi membuat Sasuke terpaku.

"Dia selalu menangisimu saat ada kabar kau pergi meninggalkan desa"

"Setiap malam, setiap harinya, setiap bulannya, bahkan tahun" Lanjutnya sambil menitikan air matanya.

"Dia juga sangat mencintaimu Sasuke, apa yang kau tangisi.... Tangisan bahagia atau tangisan penyesalan? "Ucapnya lirih

" Seharusnya kau bangga, perasaanmu dan Sakura saat ini sama, tak ada lagi yang perlu disesali Sasuke " Tumpah sudah air mata Sasuke mendengar ceramahan dari mertuanya yang kini sedang mabuk.

"Tapi... Apakah benar Sakura masih mencintaiku? " Tanyanya dengan suara seraknya.

"Jika kau ingin tahu, ambilah ini, bawa ke kamarmu" Jawab kizashi sambil menyodorkan sebuah kardus.

"Apa ini? " Gumamnya.

"Buka saja dikamarmu, didekat Sarada" Jawab kizashi yang sekarang meletakkan kepalanya dimeja lalu menutup matanya, ia tertidur.

Sasuke kembali ke kamarnya, ia meletakkan kardus yang lumayan besar itu di sebuah meja. Ia penasaran dengan isi kardus itu.

Ia memandang ke arah jendela sejenak, ia memandangi bulan dan bintang yang kini menghiasi langit. Ia percaya jika keluarganya sedang menatapnya dari sana.

Tangannya bergerak menyentuh kardus itu, lalu membukanya. Begitu terkejutnya, Sasuke menemukan banyak buku diary yang semuanya sudah terisi penuh. Buku itu milik Sakura.

Jika di ingat ingat, Sakura lebih suka mencurahkan isi hatinya kepada buku diarynya. Saking banyaknya masalah yang ia hadapi, ia sampai memiliki lebih dari sepuluh buku.

SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang