Chap 3

11K 1.2K 181
                                        

Liburan pertama kami...

(name) tengah duduk manis di sofa rumahnya sambil membolak-balikkan halaman buku novel yang sedang ia baca.

"(name)-chan..." panggil Atsumu.

Tidak ada balasan dari sang istri, Atsumu lantas memanggilnya kembali.

"(name)-chan..."

Untuk kedua kalinya (name) tidak menjawab panggilan sang suami.

Merasa kesal, Atsumu mencubit sebelah pipi (name), membuat sang empu terkejut dan meringis.

"Aww... Atsumu kau ini kenapa?!" tanya (name) sambil mengusap pipinya.

Atsumu memicingkan matanya sambil mempoutkan bibirnya.

"Justru kau yang kenapa?! Daritadi aku memanggilmu tapi kau tidak menjawabku sama sekali!" ujarnya. Memang menggunakan nada tinggi. Tapi wajahnya tidak menunjukkan kalau dia marah.

Hanya kesal.

Mendengar hal itu, (name) menghela napas lalu tersenyum kecil.

"Baiklah-baiklah, maafkan aku. Jadi, ada apa?" tanyanya sambil menutup buku novel miliknya.

Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, Atsumu malah menarik paksa buku novel milik (name) lalu menyembunyikannya di balik tubuhnya.

"Atsum-"

"Agar kau tidak mengabaikanku lagi, aku akan menyembunyikan buku ini dan menjauhkannya darimu!" ujar Atsumu memotong, membuat (name) hanya menghelakan napasnya.

"Baiklah-baiklah. Jadi, kenapa? Ada apa kau memanggilku?" tanya (name) kembali.

Seolah teringat sesuatu, Atsumu menjentikkan jarinya. "Ayo liburan!" sahutnya.

(name) mengerutkan keningnya. "Liburan? Tapi aku sedang tidak ingin pergi kemana-mana, Atsumu," balasnya.

Atsumu mempoutkan bibirnya kembali. Percayalah, hanya pada istrinya dia bisa bersikap seperti ini. Kalau pada fansnya, yah... Tidak ada manis-manisnya.

"Oh ayolah sayang. Kapan lagi kita bisa menghabiskan waktu bersama," balas Atsumu.

(name) kembali menghela napas. "Baiklah tapi yang dekat-dekat saja. Aku tidak mau berpergian jauh."

Atsumu hampir melompat girang dari sofa. "Yoshhh!!! Kalau begitu, nanti sore aku akan mengajakmu pergi!!" ujarnya sambil melesat pergi menuju kamar, meninggalkan sang istri yang kebingungan.

"Aku tidak salah dengar kan? Sore dia bilang?"

***

Sore akhirnya tiba. Atsumu meminta (name) untuk tidak mengganti pakaiannya. Wanita itu hanya cukup menggunakan jaket tipis saja untuk menutupi lengannya.

Pria bersurai kuning keemasan itu juga tidak membawa kunci mobilnya, membuat sang istri semakin bingung kemana suaminya itu akan membawanya pergi.

Setelah semuanya siap, pasutri baru itu berjalan keluar rumah sambil bergandeng tangan. Selama perjalanan, Atsumu terus membimbing (name) dengan langkah kakinya. Sesekali ia juga mengajak bicara sang istri bahkan membuatnya tersenyum dan tertawa.

Atsumu menghentikan langkahnya ketika sampai di depan sebuah pohon besar. Ia menatap pohon itu sambil tersenyum.

"Kau ingat ini? Ini adalah pohon yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama kita saat itu," celetuk Atsumu.

(name) ikut tersenyum saat mengingat moment-moment indah itu. "Um... Aku tidak akan melupakan kejadian itu dalam hidupku," balasnya.

Atsumu menghadap menatap sang istri. Kedua tangannya meraih tangan (name) lalu mengecupnya.

"Aku ingin pohon ini menjadi saksi nyata perjalanan cinta kita hingga akhir nanti. Aku juga ingin mewariskannya pada anak cucu kita kelak dan akan kuberitahu mereka bahwa semakin tumbuh pohon ini maka semakin tumbuh juga cintaku padamu."

Kata-kata itu sukses membuat (name) tersenyum. Hatinya seakan menghangat dan dipenuhi oleh cinta.

(name) memeluk Atsumu lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami.

"Kau yang terbaik untukku, Atsumu."

Atsumu balas memeluk (name) lalu mengecup puncak kepala sang empu.

"Aku tau, sayang. Karena itulah kau memilihku sebagai takdirmu."

***

"Jadi ini maksud liburanmu?"

"Hehee~ bagaimana? Tidak terlalu jauh bukan?"

"Tidak. Saking tidak jauhnya kita bahkan bisa berjalan kaki."

"Yosh! Karena liburan sore kita tidak akan bertahan lama, bagaimana kalau kita habiskan dengan berkeliling sambil memakan jajanan kaki lima?"

"Tentuuuu!!!!!!"

...sederhana namun memberikan kesan yang mendalam.

TBC

My Husband {Miya Atsumu}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang