Chap 10

9.2K 979 163
                                    

Hal yang paling membahagiakan untuk kami...

Malam itu, (name) tengah asyik membaca sebuah buku sambil duduk bersandar di ranjang kasurnya.

"Sayang!!!"

Siapa lagi pemilik suara itu kalau bukan Atsumu? Pria itu masuk ke kamar dengan wajah yang sangat girang.

(name) menatap Atsumu khawatir.

Ah... Perasaanku tidak enak.

Dan benar saja. Setelah (name) berkata seperti itu di dalam hatinya, Atsumu tiba-tiba melompat ke kasur lalu memeluk perut sang istri.

"Aku ingin memeluk anakku!!" ujarnya sambil menduselkan hidungnya pada perut buncit (name).

(name) yang merasa sedikit sesak berusaha melepas jeratan pelukan Atsumu dengan cara memberontak.

"Atsumu lepaskan! Kau menyakiti anakmu!" ujar (name) dengan nada cukup tinggi.

Atsumu semakin ngeyel. "Tidak. Aku tidak akan menyakitinya, iya kan sayang?" ucap Atsumu sambil mengecup perut sang istri.

Helaan napas keluar dari mulut (name). "Kau bisa bertemu anakmu satu bulan lagi. Apa kau tidak bisa bersabar dan menunggu sedikit lebih lama lagi?" tanyanya.

Pria itu menggeleng. "Bagiku, satu bulan itu sangat lama. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan anakku! Nanti saat dia lahir, aku akan terus menggendongnya, menjaganya, merawatnya, menciumnya, dan memberikan yang terbaik untuknya!" balasnya dengan sangat antusias.

Mendengar hal itu, (name) balas memeluk Atsumu lalu mengusap wajah pria itu yang masih menempel pada perutnya.

"Kau akan menjadi ayah yang terbaik untuknya."

***

05.00 AM.

(name) berjalan setengah sadar menuju sebuah kamar yang berada di samping kamarnya. Saat ia membuka daun pintu, ia disuguhkan dengan seorang bayi laki-laki berusia satu tahun tengah menangis sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Mamaa hiks... Mamaa...."

Tanpa waktu lama (name) segera menggendong bayinya itu lalu menimangnya dengan penuh kasih sayang.

"Kenapa putra Mama menangis, hm? Apa kau lapar?" ujarnya sambil mengusap air mata yang mengalir melalui pipi gempal putranya itu.

Bayi kecil itu mulai berhenti menangis setelah mendengar suara sang ibu. Dengan gemas (name) tersenyum ke arah putranya lalu duduk di kursi dekat kasur bayi dan membuka kancing bajunya.

"Baiklah-baiklah... Sepertinya kau membutuhkan ini," ujarnya sambil terkekeh.

Dengan lahap bayi kecil itu mulai meminum ASI yang diberikan sang ibu. (name) yang melihat tingkah putranya itu terkekeh kembali.

Saat sedang fokus memberikan ASI, Atsumu tiba-tiba datang sambil mengucek matanya.

"Apa dia menangis lagi? Maaf aku terlambat bangun dan tidak membantumu," ujarnya sambil berjalan menuju dua orang kesayangannya.

(name) menggeleng pelan. "Tidak apa. Lagipula dia hanya sedang merasa lapar," balasnya.

Atsumu ikut duduk di sebelah istrinya lalu menoel-noel pipi putranya. "Dia lucu sekali," ujarnya.

Merasa tidak nyaman atas perlakuan sang ayah, bayi kecil itu menepis jari Atsumu yang menempel di pipinya menggunakan tangan kecilnya.

"Hei! Baby boy kenapa kau menepis jariku?!" tanya Atsumu tidak terima, membuat (name) seketika tertawa.

"Anak sedang diam kau malah mengganggunya," ucap (name).

Atsumu mempoutkan bibirnya. "Aku tidak mengganggunya!" balasnya, membuat wanita itu semakin tertawa.

Setelah dirasa puas, bayi kecil itu melepas pangutannya lalu menatap kedua orangtuanya lekat dengan mata bulatnya.

"Hallo sayang... Selamat pagi putra Mama yang tampan," sapa (name) pada putra kecilnya.

Bayi kecil itu tertawa sambil memasukkan tangannya ke dalam mulutnya, membuat (name) gemas dibuatnya.

Atsumu mengambil alih putranya lalu menggendongnya.

"Kenapa kau menepis jari Papa, hm? Kau benci Papa?" ujarnya dengan nada merajuk. Hal itu membuat putra kecilnya tertawa dengan menampilkan satu gigi yang sudah tumbuh pada gusinya.

Atsumu tertawa lalu mencium gemas pipi putra kesayangannya. "Tidak. Aku adalah kesayanganmu begitupun sebaliknya."

(name) tersenyum hangat melihat interaksi Atsumu dengan putra kecilnya. Perasaan bahagia selalu menyelimuti hatinya semenjak malaikat kecil itu hadir di dalam hidupnya dan Atsumu.

Sayang, terima kasih sudah hadir dan menjadi pelengkap di antara kami.

***

"Papa."

"Mamaa..."

"Tidak, baby boy. Coba katakan Papa."

"Mamaa hihiiii..."

"Ayolah baby boy... Tolong katakan Papa sekali saja."

"Mamaa!"

"Hahh... Aku menyerah..."

"Sini biar aku yang mengajarinya. Sayang, coba katakan Papa."

"Pa... Pa...?"

"Eh?!"

"Papaa!!"

"Baby boy?!!"

"Bagus, sayang. Coba katakan sekali lagi."

"Papaa!!!"

"Argghhh hatiku meleleh!!!"

"Atsumu, kau terlalu berlebihan..."

...adalah ketika Tuhan mempercayakan malaikat kecilnya pada kami dan menitipkannya sebagai pelengkap dari semua kebahagiaan yang kami punya.

-END-

Hallo!! Terima kasih udah baca series Atsumu sampai selesai... Makasih juga untuk semua dukungan yang kalian kasih buat series ini💛💛

Next aku bakal bikin seriesnya SAWAMURA DAICHI!!!!

Tunggu di series selanjutnya ya... Bye bye!!

Terima kasih kepada kalian yang sudah mendukung kami. Setelah ini, kami akan menjadi orangtua yang baik dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
-Miya Atsumu & Miya (name)

My Husband {Miya Atsumu}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang