! jangan lupa vote & comment !
Yedam mengerjapkan matanya, kemudian melihat jam diatas nakas, ternyata udah jam 7 pagi.
Beruntungnya ini hari sabtu yang artinya dia nggak perlu pergi ke sekolah dengan mata yang bengkak karena menangis semalaman.
Setelah membersihkan tubuhnya dengan mandi, Yedam keluar dari kamarnya, namun terhenti.
Dia ngeliat ke kamarnya lagi, kemudian keluar, begitu terus sebanyak tiga kali.
Tunggu dulu, bukannya semalam dia tidur di kamar tamu bersama sang bunda? Kenapa tiba-tiba bangun udah ada di kamarnya?
"Dek? Kenapa berdiri disitu?" Tanya Jihoon kebingungan liat Yedam berdiri depan pintu kamar.
"Bukannya semalam Dammie bobo dikamar tamu ya, kak?" Tanya Yedam.
Jihoon ngangguk, "Semalem kakak pindahin kamu ke kamar kamu, biar ga dempet-dempetan sama bunda." Jelas Jihoon.
"T-terus Dobby kemana, kak?"
Alis Jihoon menukik tajam, "Kenapa nanyain dia? Kamu nggak inget apa yang semalem kakak bilang? Jauhin Doyoung."
Yedam diem dan kepikiran omongan Jihoon semalem, soal dia harus jauhin Doyoung.
"Semalem Dobby ada dikamar Dammie, kak. Dia kemana?"
Jihoon ngangkat bahu nggak tau, "Nggak ada dia kok semalem dikamar kamu."
Yedam kaget, langsung masuk lagi ke kamarnya dan ngambil hpnya.
Bunyi nada dering dari hp diatas nakas ngebuat Yedam matiin panggilannya, ternyata hp Doyoung ketinggalan dikamarnya.
Yedam cari kontak Minjae dihpnya dan ngehubungin Minjae.
Setelah agak lama berdering, akhirnya Minjae angkat telpon dari Yedam.
"Halo?" Tanya Minjae dengan suara serak seperti baru bangun.
"Halo Minjae? Maaf ya kakak ganggu kamu, kalo boleh tau kamu tau nggak Doyoung kemana?" Tanya Yedam sambil gigitan kukunya sedikit gugup.
"Kata Doyoung gue suruh jawab nggak tau kak. Jadi ya, gue nggak tau kak Doyoung kemana."
Yedam ngernyitin dahinya bingung, ini Minjae bego apa gimana.
"Hhh yaudah deh, syukurlah kalo Doyoung sama kamu. Tolong jagain dia ya?"
"Tapi kan gue bilang Doyoung nggak sama gue kak.."
"Iya iya terserah deh, pokoknya jagain Doyoung ya. Jangan sampe kaya semalam lagi, makasih ya Minjae.."
"Iya kak sama-sama."
Setelah matiin panggilan, Yedam mutusin buat ke bawah.
Pas di anak tangga terakhir, Yedam liat ayahnya sama bundanya duduk di ruang tamu.
Yedam samperin mereka tapi berdiri disebalik tembok penghalang antara ruang tamu dengan kamar orang tuanya.
"Ini, tanda tangani." Ucap Chanyeol sambil melempar amplop coklat ke atas meja.
"Kamu minta cerai?" Tanya Wendy nggak percaya.
Chanyeol mengangguk, "Ya, saya mau kita cerai. Lagipula, kamu sudah tau kan hubungan saya sama Nayeon? Lalu untuk apa kita teruskan pernikahan ini?"
Yedam bisa liat punggung bundanya yang bergetar, sepertinya sang bunda menangis.
Rasa benci Yedam pada sang ayah semakin menumpuk, dan Yedam nggak bisa mengelak kalau mulai sekarang dia juga benci keluarga Doyoung.
Hi!
Kaget gak? Kaget aja dong.
BTW ITU ORTUNYA YEDAM SI CEYE AMA WENDY YA. HIKS PIKIRAN AKU KMRN KEMANA2 JADI NGETIKNYA BEDA-BEDA GITU.
MMF KALO KALIAN BINGUNG (╥﹏╥)
Aku double up, langsung scroll lgi ya.
Yaudah papay!
KAMU SEDANG MEMBACA
sadboy | dodam ✅
FanfictionGimana jadinya kalo doyoung jadi sadboy? "Kak Yedam" "Kenapa Doy?" "Ku tak bisa menggapaimu, takkan pernah bisa, walau sudah letih akuー" "Eh kak Asahi nelfon, nanti dulu ya, Doy." the description is not related to the storyline. ⚠ bxb. ⚠ per-chapter...