-; Undangan

1.6K 340 15
                                    

! jangan lupa vote & comment !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

! jangan lupa vote & comment !

Yedam lagi duduk ditaman belakang rumahnya sambil liatin video Doyoung nyanyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yedam lagi duduk ditaman belakang rumahnya sambil liatin video Doyoung nyanyi.

Jujur aja, Yedam kangen banget sama Doyoung. Walaupun nggak bisa dipungkiri, kalo Yedam juga jadi benci sama Doyoung dan keluarganya.

Dia ngejauhin Doyoung karena Jihoon memintanya begitu, dan lagipula ini untuk kebaikan bundanya, bukan?

Dia nggak mau bundanya sakit hati karena ngeliat dia temenan sama anak dari perusak pernikahan bundanya.

"Huft, Dobby.. Kakak kangen." Yedam ngedongak ke atas ngeliatin langit malam yang kosong tanpa bintang.

Perlahan air matanya turun disusul dengan rintik hujan yang ngebasahin wajahnya.

"Dammie! Dammie!" Teriak Wendy manggil Yedam yang masih diem padahal hujan udah mulai deres.

"Dammie!" Panggilnya sekali lagi, tapi kali ini Yedam berjalan masuk ke rumahnya dengan diam.

Wendy ngasih handuk ke Yedam, "Yaampun sayang, bunda panggilin daritadi, nggak denger?" Tanya Wendy khawatir.

Yedam senyum kecil, "Maaf bunda, Dammie tadi nggak denger. Dammie masuk ke kamar ya." Ucap Yedam terus pergi ke kamarnya ninggalin Wendy.

Yedam rebahin badannya diranjang, nggak peduli pakaiannya basah karena hujan.

Udah seminggu yang lalu kedua orang tuanya resmi bercerai. Bundanya makin jarang dirumah, karena kalo bundanya dirumah pasti kerjaannya nangis.

Yedam bener-bener nggak nyangka, keluarganya yang dulunya harmonis ternyata bakal hancur kaya gini.

"Huft, pengen tidur dan pas bangun ternyata semua ini mimpi." Ucap Yedam sambil berguling menghadap ke arah sudut ruangan, lebih tepatnya ngeliatin gitar punya Doyoung.

Jadi keinget pas Doyoung nyatain perasaannya ke Yedam.

"Kak, will you be mine?"

Yedam nggak bisa jawab, bukan karena Yedam nggak suka sama Doyoung. Tapi dia keinget omongan ayahnya.

"Eum, Dobby maaf.."

Doyoung ngangguk ngerti, "Gapapa kak, dari awal juga cuma saya aja yang suka sama kakak."

"Dobby, maaf.." Yedam nundukin kepalanya nahan tangis.

"Gapapa kok, kak. Saya lanjut nyanyi aja ya?"

Yedam ngangguk kaku, dia jadi ngerasa nggak enak.

Jadilah malam itu Doyoung dengan gitarnya nyanyi lagu galau, sedangkan Yedam cuma diem dengerin.

"Hahaha.." Yedam ketawa pelan.

"HAHAHAHA!" Kali ini Yedam ketawa lebih keras tapi bukan karena dia bahagia.

Air matanya keluar lagi, sebenernya Yedam capek banget nangis terus selama dua bulan ini.

Tapi kayanya air matanya nggak capek buat keluar.

Tok! Tok! Tok!

Yedam ngusap air matanya, kemudian turun dari ranjangnya dan ngebuka pintunya.

"Nak.."

Cih.

"Pergi sana!" Yedam nutup pintunya tapi ditahan pake kaki ayahnya.

"Tunggu! Ini, ayah cuma mau kasih ini. Bundamu katanya lagi keluar."

Tolong ya, Yedam rasanya mau nonjok orang di depannya.

Setelah ngehancurin semuanya, dengan seenaknya dia dateng dan ngasih undangan pernikahan.

Yedam ambil undangannya terus nutup pintunya kenceng dan kunci pintunya.

Kayanya takdir lagi mempermainkan dia.

Kayanya takdir lagi mempermainkan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi!

Uwaw menuju ending /tertawa jahat/

Sekian terima gaji.

Papay!

sadboy | dodam ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang