"Cie. Kaos baru nih ya"goda Ana ketika melihat sang sahabat datang dengan kaos yang terlihat asing.
"Enggak kok. Udah seminggu malah"
"Masa. Kok baru Lo pakai"
"Sayang aja kalau gwe pake tiap hari. Ntar yang ada malah Lo iri'
"Yee"
"Hahaha. Bercanda. Ini kaos Aldo yang ngebeliin. Hadiah anniversary. Couplean malah ama dia"
"Bukannya kalau pacaran tuh nggak boleh ngasih sesuatu yang berbentuk kain yah. Mitosnya bisa bikin nggak langgeng hubungan"
"Zaman sekarang masih aja percaya sama mitos"
"Ih nggak percayaan banget si Lu"
"Emang nggak percaya. Gwe percayanya sama Tuhan gwe aja"Raisa tidak tahu dan tidak percaya akan mitos seperti itu. Dirinya beranjak masuk setelah pintu restoran terbuka.
Hari ini restoran tampak begitu ramai. Terbukti dari banyaknya pelanggan yang datang. Hal tersebut dikarenakan libur akhir pekan. Apalagi didaerah perkotaan. Biasanya orang orang akan menghabis kan waktu dengan jalan jalan sekaligus makan diluar rumah.
Raisa kebagian melayani di bagian depan. Walaupun ramai ia cukup ahli menangani suasana. Sikap nya yang ramah dan sopan membuat pelanggan merasa terlayani dengan cukup baik.
Salah satunya seorang pelanggan yang menunggu giliran untuk dilayani. Raisa mendekat ke arah orang tersebut. Dia tengah duduk sambil membaca daftar menu yang disediakan pihak restoran.
"Maaf pak menunggu. Silahkan mau pesan apa?"tanya Raisa halus.
Pemuda itu meletakan daftar menu tadi diatas meja. Kemudian beralih kehadapan pelayan untuk mengatakan pesanannya. "Saya mau pesan Thai Tea Latte sama Korean berberque mba"
"Baik pak. Mohon tunggu sebentar ya"ucap Raisa seraya menulis pesanan tersebut.
Dirinya belum sadar kalau pemuda itu terus memperhatikan ke arah wajahnya. Hingga Raisa hendak pamit undur diri,ia baru sadar kalau pemuda itu seperti tidak asing baginya.
"Maaf,apa kita pernah bertemu sebelumnya?"tanya Raisa dengan sedikit penasaran.
"Mungkin. Bukankan kamu yang waktu itu nunjukin saya jalan?"
Raisa mengangguk "iya pak"
"Maaf sebelumnya. Jangan panggil saya pak,saya tidak setua itu"
"Ups"sontak Raisa langsung menyumpal mulutnya dengan telapak tangan. Sementara satu tangannya lagi menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"Kamu kerja disini?"tanya pemuda itu kemudian.
"Iya..."timpal Raisa. Namun sebelum obrolan itu berlanjut tiba tiba suara bos besar memanggilnya.
"Raisa!"
"Iya Bu"jawab gadis itu gelagapan.
"Maaf saya tidak bisa lama lama. Mohon ditunggu pesanannya ya pak,eh maksud saya mas"ucap Raisa salah kaprah.
"Iya nggak papa"sahut pemuda itu sambil tersenyum tipis.
Raisa buru buru mendekat ke arah bos besarnya. Ternyata beliau hanya memastikan kalau semua pelanggan sudah terlayani dengan baik. Raisa mengangkat kedua jempolnya, memberi kode bahwa tugas tersebut telah terlaksana.
Hari ini memang hari Sabtu tapi kuliah Raisa tidak ikut libur seperti kuliah kuliah pada umumnya. Jadi mau tidak mau dirinya harus berangkat ke kampus setelah pulang bekerja. Beruntung sekarang ada si putih yang kerap membantu perjalanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Love
Short StoryAda cinta pasti ada yang terluka. Ada tawa namun ada pula tangis air mata. Roda kehidupan akan selalunya berputar. Tak ada penderitaan yang abadi. Semua hanya soal waktu. Dan jika waktu itu tiba kebahagiaan pasti akan menjumpai kita. Raisa pernah be...