Malam itu,31 Mei 2019. Raisa mendapat kiriman foto dengan sebuah cake yang diatasnya terdapat tulisan "3 th Anniversary A & R". Siapa lagi pengirimnya kalau bukan sang pacar, Aldo. Laki laki itu yang membuat nya sendiri. Maklum Aldo sendiri kan kerja di toko roti milik pamannya. Apa kata dunia kalo pelayan toko roti tapi tidak bisa membuat roti.
Raisa benar benar merasa beruntung bisa memiliki kekasih yang pintar membuat roti seperti Aldo. Ia bermimpi akan membuka toko roti sendiri setelah menikah dengan Aldo. Intinya Raisa sangat bahagia hubungannya dengan Aldo telah genap berusia 3 tahun.
"Makasih ya a. Rotinya cantik banget deh"ucap Raisa lewat sambungan telefon.
"Iya. Besok pas pulang aku bawain buat kamu sekalian aku mau ajak jalan jalan kamu"
Sontak Raisa sangat girang bukan kepalang. Akhirnya saat yang ditunggu tunggu datang juga. Ia akan kembali menghabiskan waktu jalan jalan bersama orang yang sangat dicintainya itu.
"Tumben Aa mau ajakin Raisa jalan jalan"
"Ya kalo nggak mau ya nggak papa. Aku jadi bisa full istirahat selama di rumah"
"Ehhh. Iya iya. Raisa mau kok"
Gadis itu sungguh tidak sabar menanti kepulangan sang pacar. Nanti ia yang akan memilih sendiri tempat yang romantis dimana keduanya bisa menikmati kebersamaan yang sudah sangat jarang terjadi ini.
***
Tok tok tok. Raisa dengan sigap membuka pintu utama rumahnya. Dan nampaklah sosok yang sangat ia rindukan selama beberapa pekan terakhir.
"Mas Aldo sini masuk dulu"ucapnya. Lalu laki laki itu pun masuk ke dalam rumah Raisa dan duduk di atas kursi yang tersedia disana.
Aldo memang tidak lama berada disana. Karena hanya untuk berpamitan pada orang tua Raisa dan menunggu gadisnya bersiap. Itupun sebentar, karena Raisa sudah bersiap dari satu jam yang lalu. Tinggal memakai sepatunya saja .
Setelah keduanya siap dan selesai berpamitan,mereka pun pergi meninggalkan rumah Raisa dengan menaiki motor Aldo.
"A malam ini kita ke Andang Pangrenan aja yuk. Denger denger lagi ada acara festival light disana"ucap Raisa dalam perjalanan.
"Andang apa itu aja aku nggak tahu dimana"
"Ya ampun. Makanya sering jalan jalan dong. Jadi tahu tempat tempat Purwokerto. Ya udah terus aja jalan ntar Raisa kasih tau petunjuk arahannya kemana"
Aldo terus melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sesekali Raisa memberitahukan dimana seharusnya Aldo harus berbelok. Minimnya pengetahuan Aldo tentang jalan jalan di Purwokerto membuatnya tak tahu tempat tempat wisata malam disana. Toh ia tidak terlalu hobi dengan jalan jalan,apalagi sekarang kerjanya merantau di kota orang. Pulang kampung saja sudah jarang.
Setelah melewati beberapa lika liku perjalanan,mereka akhirnya sampai juga di Andang Pangrenan. Suasana disana sangatlah ramai. Banyak motor yang terparkir sampai ke luar lokasi. Beruntung masih ada tempat untuk Aldo memarkirkan motornya. Keduanya lalu berjalan masuk ke dalam lokasi acara tersebut. Ternyata lebih ramai dari apa yang mereka bayangkan. Lampu lampu taman berjejer rapi disetiap jalur untuk para pejalan kaki. Begitu banyak wahana permainan yang disuguhkan disana. Tak lupa dengan sport foto yang kekinian. Tentu membuat para pengunjung menjadi tertarik untuk datang kesana.
"A kita foto dulu. Ciiisss"tanpa aba aba Raisa sudah bergaya saja sambil menghadapkan kamera ke arahnya dan sang pacar.
Tentu Aldo yang belum siap malah jadi kesal sendiri. "Jangan kaya anak kecil deh sa. Malu dilihatin orang banyak"
Seketika Raisa langsung terdiam. Sedikit tak perduli sebenarnya. Karena Aldo memang kebiasaan seperti itu. Ia kembali berjalan sembari menikmati pemandangan sekitar.
Bahkan Raisa dengan sikap jahilnya sengaja berpegangan tangan ke lengan Aldo. Bergelayut manja disana. Laki laki itu tak menolak tapi juga tak merespon. Biarlah untuk sebentar saja tidak apa apa kan. Raisa sungguh merindukan saat saat seperti ini.
Setelah puas mengitari taman keduanya memutuskan untuk beristirahat di sebuah kursi taman.
"Kamu kalo mau beli minuman beli aja. Ini uangnya"Aldo memberikan selembar uang 50 ribuan.
"Ok. Aa mau minum apa?"
"Terserah kamu aja"
Gadis itu lalu berjalan menuju sebuah kedai yang menjual berbagai minuman dan makanan ringan. Ia mengambil dua ice cream corneto dan langsung membayarnya ke sang penjual.
"Aku beli ice cream"Raisa memberikan salah satu ice creamnya pada Aldo.
"Kok ice cream bukannya minuman"
"Raisa nggak haus. Raisa pengin nya makan ice cream corneto. Aa ingat nggak dulu kita pernah jalan jalan keliling kota dan mampir beli ice cream corneto. Kita bahkan makannya di pinggir jalan kaya orang ilang. Hahahah"tawa Raisa sembari mengingat kejadian dua tahun silam. Dimana awal awal dari cerita kisah kasih mereka.
"Hmm"laki laki itu hanya berdehem tanpa ikutan tertawa. Kemudian fokus untuk melanjutkan makan ice creamnya.
Namun Raisa merasakan hal aneh dari diri sang pacar. Bukankah dia menjadi terlalu pendiam hari ini. Bahkan perkataannya sejak tadi begitu singkat dan tidak mau berbasa basi lainnya. Raisa sedikit tidak mood. Ia membuang ice creamnya yang masih tinggal setengah. Dan itu tak membuat sang pacar mengalihkan perhatian padanya.
"Sebenarnya aa niat ngajakin Raisa jalan jalan nggak si?"seketika suaranya bak petir yang menggelegar.
Sontak Aldo emosi. Untuk mengajak gadis itu jalan jalan saja ia terpaksa menyita waktu istirahatnya tapi malah dikatai seperti itu. "Kalau aku nggak niat ngajakin kamu jalan,aku nggak akan bela belain jemput kamu malam malam gini". Ucapnya tak kalah tegas.
"Maksud aa? Aa berarti terpaksa ajak Raisa jalan jalan. Benar benar,jahat kamu emang"seketika air mata Raisa menetes membasahi pipi.
Bukannya emosi Aldo mereda tapi malah semakin mencuat. Ia membuang muka ke arah lain. "udah aku kira pasti kamu bakalan gini. Mending kita pulang sekarang aja"
Raisa tidak berkutik sedikitpun dari tempatnya. Air matanya terus saja menetes. Walaupun banyak pasang mata tengah memperhatikannya ia tidak peduli. Saat ini hatinya benar benar terasa begitu sakit.
Sementara Aldo sendiri sudah jengah dengan sikap sang pacar yang selalu seperti anak kecil. Kapan gadis itu akan dewasa? Tanyanya terus dalam hati. Tanpa menunggu lebih lama lagi Aldo segera membawa pergi Raisa dari sana. Mau tidak mau mereka harus secepatnya pergi. Aldo tidak ingin orang-orang akan mengira yang tidak tidak tentang nya.
Keduanya terus bungkam selama perjalanan. Raisa yang masih terisak enggan untuk memulai pembicaraan. Apalagi Aldo,ia sungguh dibuat malu oleh pacarnya sendiri didepan umum. Tentu ia cukup marah dan emosi.
Hingga mereka tiba didepan rumah Raisa. Gadis itu langsung turun dari motor Aldo tanpa mengucapkan sepatah katapun. Begitu juga dengan Aldo yang langsung mengegas motornya pergi meninggalkan halaman rumah Raisa.
Hiks hiks hikss. Isak tangis Raisa didalam kamar. Ia masuk tanpa memperdulikan sang ibu yang bertanya tentangnya. Sungguh tidak ada yang ingin sekarang Raisa lakukan kecuali menangis dan menangis. Memikirkan perihal hubungannya dengan Aldo. Apakah masih bisa bertahan lebih lama lagi? Sedangkan setiap harinya terus saja bertengkar. Laki laki itu juga berkali kali mengecewakannya. Apa ini saatnya Raisa merelakan Aldo? Ia teringat ucapan Ana bahwasanya laki laki di dunia ini bukan cuma Aldo saja. Masih kok banyak yang lainnya yang tentu lebih baik dari pada Aldo.
Raisa memejamkan matanya sejenak. Mencoba lebih berfikir panjang. Hubungan yang telah mereka jalin selama 3 tahun masa iya harus berakhir sampai disini. Apa Raisa bisa tanpa Aldo? Apa Raisa bisa melupakan semua kenangan yang pernah tercipta dengan Aldo?
•
•
•
Percayalah Raisa saat ini tengah bimbang sebimbang bimbangnya. Apakah ia akan bisa bertahan dengan Aldo atau malah memilih mundur dan mencari pengganti Aldo di hatinya?Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Love
ContoAda cinta pasti ada yang terluka. Ada tawa namun ada pula tangis air mata. Roda kehidupan akan selalunya berputar. Tak ada penderitaan yang abadi. Semua hanya soal waktu. Dan jika waktu itu tiba kebahagiaan pasti akan menjumpai kita. Raisa pernah be...