TLL. Love End

3 0 0
                                    

Drrrt... Dering suara hp Raisa berbunyi. Namun gadis itu belum juga mengangkatnya. Ia teramat lelah hari ini akibat pekerjaannya yang dua kali lipat lebih sibuk. Hal itu karena sahabatnya Ana sudah tidak lagi bekerja disana. Dia sudah dipindah tempatkan disalah satu cabang di luar kota. Jujur Raisa sangat kehilangan berpisah dengan rekan kerja sekaligus sahabat terbaik seperti Ana. Tapi apa boleh buat,keputusan pak bos tidak bisa diganggu gugat. Mau tidak mau mereka harus menerima keputusan itu dengan besar hati. Jangan kan perihal pekerjaan,Raisa juga tengah di sibuk kan oleh tugas kampus yang setiap harinya bertambah.

Gadis itu melirik ke layar hpnya. Tertera nama Aldo disana. Belum juga ia sempat mengangkat ,dering hpnya sudah berhenti lebih dulu. Lalu setelahnya ada pesan masuk.

Beloved❤️
Sa,kamu udah pulang kuliah kan?

Raisa
Baru aja a. Kenapa emang?

Beloved ❤️
Aku mau ngomong sesuatu

Raisa beralih ke ranjang tidurnya. Mencoba mencari posisi ternyaman walaupun dengan berbalas pesan dengan sang pacar.

Raisa
Mau ngomong apa a?

Beloved ❤️
Ini penting sa.

Samar samar Raisa membaca pesan selanjutnya dari Aldo,matanya sudah tidak tahan lagi menahan kantuk. Dan entah apa yang pemuda itu kirimkan Raisa sendiri sudah memejamkan matanya. Tertidur sangat pulas. Sampai melupakan apa yang tengah dilakukannya.

***

"Bu raisa berangkat kerja dulu yah. Assalamualaikum" Pamit Raisa pada sang ibu yang tengah disibukan oleh kegiatan dapur.

"Iyah. Hati hati dijalan nduk. Wa'alaikumsalam" pesan sang ibu.

Saat ini tinggal dirinya yang belum pergi meninggalkan rumah,karena kedua adiknya dengan sang ayah sudah berangkat lebih dulu. Semenjak punya motor sendiri, Raisa memang kerap berangkat lebih siang dari sebelum punya motor. Bukan tanpa alasan,dengan mengendarai motornya ia akan lebih menghemat waktu ketimbang naik bis. Dimana dirinya yang harus berangkat pagi jika tidak mau ketinggalan jam datang bis.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu jauh akhirnya motor Raisa sampai juga di depan restoran. Sebelum masuk,ia ingin mengecek notifikasi dilayar hpnya. Mengingat tadi malam ia tengah berbalas pesan dengan sang pacar. Aldo. Gerangan apa yang ingin laki laki itu katakan? Kenapa bisa bilang "penting".

Entah kenapa hati Raisa jadi deg degan. Nggak biasanya. Pikir Raisa. Gadis itu lalu membuka pesan yang terakhir Aldo kirimkan padanya.

Beloved ❤️
Raisa,sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu. Nggak seharusnya aku ngomong gini ke kamu. Tapi pada kenyataan nya ini yang aku rasain akhir akhir ini. Kayanya kita udah nggak bisa bareng lagi deh sa. Bukan berarti aku ada wanita lain. Tapi emang kita udah nggak sejalan. Kita udah nggak sependapat lagi. Percuma diterusin kalo pada akhirnya malah kita saling nyakitin satu sama lain. Mending kita masing masing aja ya. Kalaupun kita jodoh pasti suatu saat nanti kita bakal dipertemukan kembali. Sekali lagi aku minta maaf. Aku pamit. Assalamu'alaikum.

Seketika hati Raisa seperti dihujam ribuan belati tajam. Sakit,sakit yang tak tertahankan bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata kata. Bulir air matanya menetes kian deras. Bahkan untuk turun dari motornya saja Raisa tak mampu.

Pikiran Raisa benar benar kacau,ia kalut oleh perasaannya sendiri. Akan menjadi sesuatu yang percuma jika ia nekat bekerja hari ini. Dan pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Pergi tanpa tahu kemana arah yang akan ia tuju.

Kenapa? Kata tanya itu berulang kali menyeruak didalam hati Raisa. Bahkan setelah tiga tahun bersama. Jatuh bangun mereka lewati. Dan itu tidak mudah. Apalagi ketika Aldo memutuskan pergi ke Jakarta. Membuat mereka menjalani hubungan jarak jauh. Raisa tersiksa rindu,belum lagi kerap terjadi kesalahpahaman. Dan mereka tidak bisa menyelesaikannya dengan bertatap muka. Raisa hanya bisa menangis dalam kesendiriannya.

Raisa menambah kecepatan laju sepeda motornya. Ia ingin menangis sekencang kencangnya. Tak peduli dengan lingkungan sekitar. Tak peduli jika hidupnya harus berakhir dijalanan. Yang Raisa ingin rasakan hanya ketenangan tanpa memikirkan banyak hal.

Namun Sang Kholiq masih melindunginya. Motor Raisa kini sudah berada di halaman rumah yang didepannya banyak terdapat tanaman hias. Yakni rumah Aldo. Entah angin apa yang membawanya kesana. Raisa sendiri tidak tahu. Dengan langkah sempoyongan,ia berjalan menuju arah pintu rumah tersebut.

Tok tok tok
"Assalamualaikum"terdengar suaranya bergetar menahan tangis.

"Wa..."belum juga mama Aldo menjawab salam dari Raisa, gadis itu langsung menghambur ke pelukannya saat pintu baru saja dibuka.

"Hiks hiks hiks. Mah... Mas Aldo mah"ucap Raisa dengan suara parau. Air matanya tak dapat lagi terbendung.

Wanita tersebut lalu membawa sang gadis duduk di kursi. Mencoba membuatnya untuk tenang. "Pelan pelan sayang bicaranya. Jangan sambil nangis gitu. Mas Aldo kenapa?"

"Mas Aldo mah... Mas Aldo mutusin Raisa gitu aja... Bahkan cuma lewat pesan singkat... Raisa nggak ngerti... Raisa butuh penjelasan langsung dari mas Aldo mah... Kenapa? Apa alasan nya?"

Suara isak tangis Raisa terdengar sampai ke dalam rumah. Menarik perhatian dari sang papahnya Aldo. Ia keluar untuk melihat kejadian apa yang terjadi dirumahnya. Dan ia mendapati pacar dari anaknya tengah menangis tersendu sendu.

"Kok bisa gitu ya Aldo"Sulastri alias mama Aldo juga heran dengan sikap tak biasa sang anak.

"Coba Aldo nya ditelfon mah"timpal Wahyu, papanya Aldo yang tak kalah bingung dengan sikap putra nya.

Sulastri pun mencoba menghubungi Aldo. Seketika panggilan terhubung,namun saat beliau menanyakan perihal Raisa dia tidak menjawab. Bahkan setelah tahu Raisa juga ada disana Aldo malah mematikan sambungan telefon. Entahlah,kenapa sikap sang putra seperti itu. Tidak ada yang tahu sekalipun orang tua Aldo sendiri.

"Hiks hiks hiks"tangis Raisa semakin kencang saja. Ia teramat bingung harus bagaimana. Dalam satu sisi hatinya tengah hancur berkeping keping namun ia juga butuh tahu kenapa Aldo memutuskannya dengan cara seperti itu.

Orang tua Aldo kembali mencoba menghubungi sang putra namun masih belum ada jawaban. Sulastri mengelus surai rambut Raisa. Tak henti untuk menenangkan kondisi gadis tersebut.

"Sudah sayang jangan menangis terus. Kita butuh waktu untuk Aldo bisa menjelaskan semuanya. Walaupun tidak sekarang mungkin besok"

"Iya mah"Raisa mengusap air matanya dengan tisu. Terhitung sudah berpuluh puluh lembar tisu yang ia gunakan. Sampai berceceran di hadapannya.

"Papa juga nggak tahu. Kenapa Aldo bisa seperti itu? Padahal dia anak yang baik. Kamipun tidak mendidiknya untuk seenak hati bermain hati dengan wanita. Terlepas dari semua itu neng Raisa yang sabar aja. Semoga ada jalan keluar dari masalah yang sekarang tengah terjadi. Semoga kalian bisa secepatnya menemukan keputusan terbaik. Kami selaku orang tua Aldo,meminta maaf yang sebesar besarnya atas sikap Aldo"

Raisa mengangguk"iya pah. Mah. Raisa juga minta maaf kalau selama Raisa kenal kalian, Raisa selalu merepotkan kalian. Raisa minta maaf banget kalau ada kesalahan kesalahan yang Raisa nggak sadar telah ngelakuin. Raisa juga percaya mas Aldo itu orangnya baik. Dia bilang,jikapun kita tidak bersama sekarang mungkin ada kesempatan di lain waktu. Kami percaya jodoh ada ditangan tuhan" ucapnya sambil menunduk.

"Iya sayang. Mama turut mendoakan yang terbaik untuk kalian. Mau bagaimana pun juga mama menganggap kamu seperti anak mama sendiri. Jadi jangan sungkan untuk main ke rumah ya sekalipun kalian sudah tidak bersama"

"Iya mah"keduanya berpelukan sekali lagi. Sebelum akhirnya Raisa pamit untuk pulang.

"Kalau gitu Raisa pamit dulu ya mah pah"gadis itu menyalami telapak tangan keduanya tanda bakti untuk terakhir kali.

"Iya neng. Kamu hati hati di jalan ya"pesan Wahyu. Kemudian beliau bersama sang istri mengantar kepergian Raisa dari rumahnya.

Raisa membuang nafasnya panjang. Ia harus bisa mengikhlaskan sepenuhnya hubungannya dengan Aldo. Walaupun sulit dan tidak mudah,seiring berjalannya waktu pasti ia bisa melewatinya.

🍂🍂🍂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang