16

46 13 44
                                        

Jungwoo terdiam.

"Kenapa kak? Kok diem?" Tanya Rara.

Jungwoo menunduk.

Mata Rara kembali berkaca-kaca lagi "Kenapa harus orang terdekat aku yang bikin sakit hati sih?"

Lalu Rara lari keluar dari cafe.

"Ra! Rara!" Teriak Jungwoo lalu mengejar Rara keluar dari cafe.

Rara berlari ke sebuah taman yang tak jauh dari cafe tersebut.

"Rara!" Teriak Jungwoo yang masih mengejarnya.

Rara berhenti dan tangis nya pecah seketika.

Jungwoo menghampiri Rara "kakak bisa jelasin"

"Apa yang mau dijelasin lagi kak hiks... Gadaaaaa! Semua udah berantakan... Kenapa kakak tega lakuin ini sama aku?" -Rara.

"Bukan gitu Ra. Maafin kakak... Kakak ga maksud bikin kamu sakit hati kaya gini. Iya kakak tau kakak salah... Tapi apa kakak gada hak buat berjuang dapetin hati kamu?" Tanya Jungwoo.

"Semua orang berhak mencintai, semua orang berhak usaha, tapi bukan kaya gini cara nya!!" Ucap Rara meninggikan suara nya sedikit.

"Hati ga bisa dipaksakan harus berpihak sama siapa" lanjut nya.

Tidak, Jungwoo tidak bisa melihat Rara menangis seperti ini. Meskipun dirinya memang sangat menginginkan Rara menjadi milik nya. Tapi tetap saja ia tidak bisa.

Jungwoo sadar Rara tak bahagia bersamanya.

"Oke, kakak bakal jelasin" ucap Jungwoo.

Rara masih terdiam dengan isakan tangis nya.

"Waktu pertama kakak ketemu sama kamu, kakak sudah suka sama kamu Ra.

Dan sampai kakak tau ternyata kamu adik nya Doyoung temen kakak sendiri, Kakak pikir bakalan mudah buat dapetin kamu tapi nyatanya engga.

Waktu itu kita pulang dari mall. Kakak ketemu sama seseorang yang nawarin kakak kesepakatan, dia bilang kakak bisa dapetin kamu kalau kakak ngikutin semua rencana dia.

Tapi kakak ga langsung nerima dan iyain gitu aja saat itu. Keesokan harinya dia DM kakak lewat Instagram pribadi kakak...

Dia ngasih kakak id line kamu dan dia bilang semua rencana dia disitu...

Kalau kamu ga percaya kakak masih punya bukti soal itu" Jelas Jungwoo lalu menundukkan kepala nya merasa bersalah.

"Siapa?" Tanya Rara setelah nya.

"Raya... Kakak ga tau dia siapa tapi dia bilang dia juga ga suka liat kamu sama Haechan dan dia suka sama Haechan" ucap Jungwoo yang membuat tangis Rara semakin menjadi.

Kaki Rara lemas dan sekarang dia terduduk di tanah.

"Ra..." Jungwoo berjongkok mensejajarkan tinggi nya dengan Rara.

"Kenapa kak! Hiks... Kenapa harus kaya gini... Kakak ga seharusnya kaya gitu! Hiks..." -Rara.

"Maafin kakak, kakak tau kakak salah" -Jungwoo.

"Dan kenapa kakak libatin Jeno sahabat aku sendiri dalam masalah ini? Kenapa kak kenapaaaaaa!" Ucap Rara dengan rasa sakit hati, bercampur emosi dan kesal yang menjadi satu.

Jungwoo mengerutkan dahi nya bingung "Jeno? Siapa dia?"

Rara menatap Jungwoo "kak, Aku lagi serius sekarang bukan waktu nya buat bercanda"

Jungwoo menatap muka Rara "hey Ra! Bahkan kakak ga kenal siapa itu Jeno. Dalam Rencana Raya gada nyebutin nama Jeno" jelas Jungwoo.

Rara seketika nge-blank pikiran nya berputar sangat cepat yang membuat nya sedikit merasa pusing sekarang.

"Kakak ga bercanda kan? Hiks..." -Rara.

Jungwoo menggeleng "Engga Ra, kalau kamu ga percaya nih kakak kasih liat chattan kakak sama Raya" ucap Jungwoo bergegas mengeluarkan handphone milik nya dan memperlihatkan semua isi DM-an nya dengan Raya.

Tangisan Rara lagi-lagi pecah dan semakin keras. Jungwoo berusaha menenangkan Rara dan menepuk-nepuk pundak nya.

Setelahnya Rara pingsan yang buat Jungwoo panik.

Jungwoo menggendong Rara ala bridal style dan bergegas ke pinggir jalan mencari taxi.

Untung nya ada satu taxi yang lewat lalu Jungwoo langsung masuk kedalam taxi menuju kerumah Rara.






















Sampai dirumah Rara, Jungwoo dengan cepat mengetuk pintu rumah nya walaupun sedikit kesusahan.

Doyoung membuka pintu dan langsung kaget melihat adiknya yang pingsan.

"Ade gue kenapa!" -Doyoung.

"Nanti gue jelasin! Gue masuk dulu!" Ucap Jungwoo dan Doyoung memberikan jalan untuk Jungwoo membawa Rara masuk ke dalam rumah.

"Kamar Rara dimana?!"

"Dilantai dua!"

Jungwoo bergegas menaiki tangga.
























•••

"Brengs*k" Kesal Doyoung mengepalkan tangan nya.

Jungwoo sudah menceritakan apa yang sedang terjadi pada nya yang membuat Doyoung marah.

BUG!

Jungwoo terjatuh lalu memegang pipi nya dan menghapus sedikit cairan merah yang keluar dari mulutnya.

"Lo jadi cowo lemah banget anj*ng, buat dapetin hati cewe aja cupu Lo" sekarang Doyoung emosi karna tidak terima melihat keadaan adiknya yang memburuk akhir-akhir ini.

Jungwoo tidak bisa melawan, benar! Dia salah. Dia berhak menerima ini.

Doyoung menarik kerah baju Jungwoo dan menampar nya sekali lagi.

"Bahkan kalau Lo mati sekarang juga ga bakalan bisa nebus segala rasa sakit yang Ade gue rasain" ucap Doyoung.

Ayolah, Doyoung hanya emosi sekarang. Dia tidak setega itu untuk membunuh 'temannya' sendiri.

"G-gue bakalan bantu Rara buat nyelesaiin masalah ini... K-kasih gue kesempatan sekali ini aja" ucap Jungwoo.

Doyoung masih mengepalkan tangan nya, tapi perlahan ia melonggarkan cengkraman tangan nya di kerah baju Jungwoo.

Lalu menjatuhkan Jungwoo ke lantai.

"Kalau sampai seminggu masalahnya ga selesai, gue gabakal segan-segan bunuh Lo dengan tangan gue sendiri" ucap Doyoung dingin.

"Keluar dari rumah gue" lanjutnya.

Dengan sekuat tenaga Jungwoo berdiri dan berjalan keluar rumah sambil memegang pipi nya.


























•••

Hayyyyy!!!! (◔‿◔)
Gimana? Nge feel ga?
Maaf ya agak ga nyambung :)
Aku masih berantakan nulisnya :')
Tapi ini hanya untuk sekedar 'have fun' aja ehe...
Jangan lupa vote sama komen ya
(っ.❛ ᴗ ❛.)っ

Among Us - LHC ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang