#2

68 29 108
                                    

   Mentari terbit dari ufuk timur, bersiap untuk tugasnya hari ini, begitu juga dengan Megan yang sudah bersiap berangkat sekolah lebih awal untuk menghindari drama pagi harinya.

   Kali ini Megan bangun jam 5:00 am, lebih awal dari pada biasanya, mencoba menghilangkan sifat buruknya itu, dan Megan yakin bisa melakukannya.

   Seperti biasa Megan sarapan dengan Bunda Rere karena Ayah Agung (bapak Megan) dan Thomas (adik laki laki Megan), sudah berangkat lebih awal karena sekolah Thomas dan tempat  kerja Agung cukup jauh dari rumah.

   Megan dan Rere menikmati sarapan paginya, selesai sarapan Megan pamit untuk berangkat.

   "Bunda ku cantik, Megan berangkat dulu ya" Pamit Megan dengan senyum lebar terpasang diwajahnya.

   "Tumben gak ada drama pagi" Sindir Rere.

   "Ya iyalah hari ini kan Megan pantang ceroboh , jadi hari ini Megan usahain bakalan ga ceroboh lagi, doain lancar ya bund hehe" cengir Megan.

   "Semoga hari ini Megan gagal pantang, amin canda amin" ledek Rere. Rere adalah ibu yang humoris, suka bercanda namun jika sedang marah jangan tanyakan lagi, kayak singa habis beranak terus lihat lakinya selingkuh, galak banget.

   "Ih kok bunda jahat sih, katanya mau Megan berubah, mau Megan jadi anak rajin, biar besok gedenya gak jadi babu, ini malah doain anaknya gagal pantang, apa Megan ini cuman anak pungut yang bunda ambil dari pembuangan sampah?" Kata Megan dengan raut wajah kecewa namun kesannya seperti anak kecil yang kalah lomba makan kerupuk.

   Tawa Rere pecah saat itu juga
"Ya enggaklah sayang, mana mungkin bunda doain kamu kayak gitu, tapi kalau tentang kamu itu anak pungut atau bukan, iya sayang kamu dipungut, tapi beda kamu dipungutnya pakai proses" kata Rere diakhir tawanya.

   "Hah proses apa?" Tanya Megan polos.

   "Iya proses, tapi cuman ayah sama bunda yang tau, orang lain gak boleh tau" kata bunda sedikit serius.

   "Hah?! Berarti Megan beneran anak pungut?" Megan terkejut ternyata dia salah sangka jadi yang anak pungut itu bukan Thomas ternyata dirinya sendiri. Megan sering mengejek Thomas dengan sebutan anak pungut.

   "Hush hush udah sana berangkat nanti telat lagi, gak usah dipikirin ya sayang, gihh semoga pantang cerobohnya berhasil, semangat MPLS nya" kata bunda sambil mengecup dahi Megan.

   Dengan berat hati, Megan berangkat dan masih terngiang ngiang "anak pungut".

   Sesampainya di sekolah, Megan langsung memarkirkan scoopy putih miliknya.

   "Kalau gua anak pungut, apa bentar lagi gua bakalan di buang ya? Terus gua jadi anak gelandangan? Oh no"

   Itulah yang dipikirkan Megan saat ini sampai dia tidak sadar kalau bel masuk berbunyi.

   Anggota OSIS masuk ke kelas Megan dan menagih tugas yang kemarin mereka berikan untuk siswa siswi kelas 10. Kemarin ada tugas untuk membuat poster tentang  SMA Cendrawana 1.

   Megan menepuk dahinya dan merutuki kebodohannya lagi. Bisa bisanya dia lupa dengan tugas kemarin, kemarin dia sangat lelah hingga pulang sekolah ia tertidur pulas sampai Maghrib, dan lupa dengan tugas yang diberikan OSIS.

   "Anjirr demi apa gua lupa buat tugas, mati gua kena hukum lagi, apa ini dosa anak pungut ya, Bunda!!" Gumam Megan sambil menggigit bibir bawahnya saat teman temannya sudah mengumpulkan poster yang telah mereka buat.

   "Kok cuman tiga puluh sembilan kurang satu ini, siapa yang belum ngumpulin?" Tanya OSIS.

   Namun seisi kelas 10 IPA 3 hanya hening tidak ada yang menjawab. Megan pasrah lalu mengangkat tangannya dengan tangan gemetaran.
"Saya kak" Kata Megan dengan suara kecil hampir tidak terdengar.

MEGANRENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang