"Bulan depan kamu balik lagi, kita lihat perkembangannya"
"Baik dok" kata cowok itu. Lalu keluar dari suatu ruangan.
Dia merasa lapar, dan memutuskan untuk makan di kantin rumah sakit.
"Bu, saya pesan bubur ayam sama teh hangat satu ya" kata cowok itu kepada ibu kantin rumah sakit.
"Baik mas ditunggu ya" kata ibu kantin.
Tidak butuh waktu lama, pesanan cowok itu sudah siap. Dia terlihat mencari sesuatu yaitu kecap.
"Oh itu apa" kata cowok itu berjalan ke meja sebelah untuk mengambil kecap.
"Misi, gua ambil kecap ya" kata cowok itu pada cewek yang menempati meja.
Cewek itu sedang menikmati, jeruk panasnya, kepalanya mendongak ketika mendengar suara seorang cowok.
"Elu?!" kata cewek itu yang tepatnya adalah Megan.
"Lu ngapain disini? Lu ngikutin gua ya? Mau modusin gua lagi?!" Suara Megan sedikit keras dan membuat seisi kantin memperhatikan Megan dan cowok itu.
"Mulut lu bisa diem gak?" Bisik cowok itu sambil membungkam mulut Megan dengan tangan nya.
"Emhhh... Lephh-lepas.." kata Megan berusaha melepaskan tangan cowok itu dari mulutnya.
Cowok itu melepaskan tangannya dari mulut Megan.
"Huh... Tangan lu bau terasi tau gak?? Main tempelin ke mulut gua aja!" Protes Megan. Sebenernya tangan cowok itu wangi namun Megan hanya beralasan saja. Dasar
"Brisik!" Jawab cowok itu singkat lalu mengambil kecap itu dan kembali ke mejanya.
"Dasar cowok gak jelas, ngikutin gua mulu, mau modus lagi?!" Celoteh Megan kepada cowok itu.
Cowok itu adalah teman Megan di sekolah, tepatnya bukan teman bagi Megan mungkin tukang modus yang tiap hari modusin Megan. Dia Cowok yang ia tabrak saat hari pertama masuk sekolah, cowok yang modusin dia saat di ruang OSIS dengan sok bantuin Megan waktu jatuh, dan yang narik tangan Megan tanpa meminta izin dan yang memberinya kotak kecil hitam yang sampai sekarang masih Megan simpan.
Megan memilih untuk segera pergi dari kantin agar tidak melihat kang modus itu lagi. Megan ingin membayar minumannya namun ia lupa membawa uang, lagi-lagi sifat ia kumat lagi, bisa-bisanya dia pergi ke kantin tidak membawa uang sepeser pun.
Megan adalah anak rumahan, yang jarang pergi kemana-mana dengan temannya, dan ia tidak perlu memiliki dompet, toh tiap pergi pasti ada bunda nya.
"Duh gimana bayar jeruk panasnya, gua gak bawa uang sama sekali, kalau pergi minta bunda dulu boleh gak ya" gumam Megan.
Megan memberanikan diri meminta izin kepada ibu kantin untuk meminta uang kepada bundanya terlebih dahulu untuk membayar jeruk panasnya.
"Permisi Bu, saya mau bayar pesanan saya" kata Megan dengan ibu kantin.
"Oh iya mbak tadi pesan apa saja?
"Umm tadi saya cuman pesan jeruk panas satu, tapi saya mau ambil uang dulu di bunda, saya janji nanti bakalan balik lagi kesini buat bayar, boleh gak Bu?" Tanya Megan dengan nada sedikit takut.
"Oh-.." Belum selesai berkata seorang cowok sudah mendahuluinya.
"Biar saya bayar aja Bu sekalian, tadi saya pesan bubur ayam sama teh hangat satu" kata cowok itu sambil mengeluarkan selembar uang kertas lima puluh ribu rupiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANRENDRA
Teen FictionSynopsis of the story from MEGANRENDRA Kisah ini berawal dari seorang bocah lelaki bernama Rendra yang melaksanakan perintah ibunya untuk mengantarkan kue pada tetangga baru. Pertemuan singkat terjadi ketika seorang bocah perempuan dengan boneka lum...